2 . II

494 57 21
                                    

Hai, hai semua
Maaf udah ngilang, wkwkwk
Lagi sibuk banget soalnya
but, happy reading~





*****

Masih berkutat dengan ponsel di genggamannya, Aeri terus menggulir layar ponselnya yang menampilkan video-video tentang dirinya di comeback kali ini.

Jujur dirinya senang akan banyaknya hal baik yang dia dapat dalam comeback mereka kali ini. Walau tidak menampik, tetap ada saja komen negatif yang dia dapat, setidaknya komen positif yang ia terima kali ini lebih banyak dibandingkan sebelumnya.

"Just improve yourself, sayang."

Aeri teringat kata-kata papanya saat itu setelah tahu apa yang terjadi padanya selama ini. Ya, pa, I do.

"Jangan pedulikan tentang yang lain. Yang penting tunjukkan, buktikan kalo kamu pantas diposisi mu sekarang. Jangan repot-repot sibuk memikirkan hal lain, itu akan membuatmu semakin terpuruk dan kecewa sendiri nantinya."

"Biarkan waktu yang menjawab, sayang. Cepat atau lambat, semua akan tahu dan melihat bagaimana perjuanganmu selama ini."

Aeri nyaris menangis saat itu dimana papa dan mamanya serta papa tirinya berkumpul bersama di tengah-tengah kegiatan mereka yang sangat sulit untuk bisa berkumpul diwaktu yang sama. Berbagai petuah pun ia dapati dan resapi berharap semoga dirinya bisa jauh lebih baik lagi kedepannya.

Aeri terbangun dari acara rebahannya. Kali ini ia tertarik akan ramainya kritikan tentang kostum yang dirinya kenakan. Tapi sekarang dia tak ingin mengambil pusing untuk itu, para penggemar lebih tahu kepada siapa mereka harus memberikan kritikan-kritikan itu.


Bagus, Aeri


Senyuman bangga terukir di bibir Aeri setelah membaca pesan singkat dari Jaemin, namun itu tak lama hingga Jaemin kembali berkomentar akan foto-foto comeback-nya kali ini. Dan sebuah panggilan telepon tampak mengganggunya.

"Berhenti atau aku akan menutup teleponnya."

Terdengar suara tawa Jaemin di ujung sana. Mereka tengah berada di negara yang berbeda mengingat jadwal grup Jaemin yang sibuk dengan concert tour grupnya.

"Aku nggak ngomong apa-apa." Jawab Jaemin dengan kekehan kecilnya.

Mata Aeri berotasi malas, dengan cepat dia tahu maksud dari panggilan telepon Jaemin. "Jimin sedang istirahat sekarang, dia kecapekan."

Terdengar gumaman pelan, tapi tak lama sebuah suara yang cukup kencang mengganggunya. "Wah, Aeri-ya. Kamu sudah berani memasang tattoo ya. Aku kaget loh."

Itu suara Renjun yang langsung disambut dengan suara tawa dari yang lain di belakangnya.

"Wah, aku juga mau punya satu yang sama." Dan kali ini suara Haechan menyahuti.

"Haechani..."

"Awww~ aku juga mau dipanggil begitu." Teriak Jaemin lagi dengan nada iri yang dibuat-buat. "Ayo panggil aku Jaemini, Aeri-ya."

Habis sudah rasanya kesabaran Aeri mendengar candaan yang tiada habisnya dari ujung sana. Tidak tahu saja, Jeno sejak tadi hanya diam memperhatikan teman-temannya yang sibuk memperebutkan ponsel Jaemin untuk berbincang dengan gadis itu.

"Sini, Jen!" Jaemin berteriak memanggil Jeno yang masih setia di tempatnya. "Nggak mau ngomong sama Aeri juga? Mumpung Aeri belum istirahat."

Tidak menjawab, sebagai gantinya kepala Jeno menggeleng pelan.

"Yah, Jeno-nya nggak mau ngomong. Sama aku aja kalo gitu, Aeri-ya. Mau nggak?" tanya Haechan lantas tertawa sendiri dengan ucapannya.

PASSIONATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang