2 . III

462 62 10
                                    


Jeno menggulir ponselnya perlahan. Sepuluh menit yang lalu, dirinya tanpa sengaja melihat artikel tentang Aeri di acara Cannes Film Festival kemarin. Gadis itu tampak cantik dan sexy diwaktu yang bersamaan. Belum lagi dengan dress yang gadis itu kenakan, semakin menunjang aura Aeri yang tampak dewasa. Dan komentar yang masuk pun tampak banyak yang memuji dan menyukai penampilan gadisnya itu.

Gadisnya?

Menyandarkan punggung, Jeno merasa belakang kepalanya mendadak berat. Sudah berapa kali dirinya menyatakan perasaan pada Aeri, tapi Aeri masih saja menolaknya. Dan bukannya semakin dekat, Aeri justru semakin menjaga jarak.

Bohong jika ia tidak tahu kalau Aeri enggan dengannya dan mundur secara teratur. Dia dapat merasakan semua itu walau Aeri melakukannya dengan sangat halus sekali. Tapi dia juga tidak ingin melewatkan gadis sebaik Aeri. Bagaimana kalau ternyata tiba-tiba Aeri menjalin hubungan dengan laki-laki lain seperti dua tahun lalu?

Jujur saja, saat ia dan yang lain tahu akan kabar itu, mereka begitu terkejut. Baru setengah tahun Aeri melakukan debutnya, dan gadis itu mendadak sudah menjalin hubungan dengan idol lain padahal Aeri benar-benar masih baru diindustri ini, berbeda dengan Jimin, Minjeong dan Ningning yang walaupun mereka bertiga belum debut tapi ketiganya sudah saling mengenal dengan para senior dan trainee lain bahkan dari luar agensi sekalipun.

Alih-alih dekat dengan idol yang satu agensi, gadis itu entah bagaimana justru lebih dekat dengan idol laki-laki dari agensi lain. Bahkan banyak sekali hal-hal yang seolah membuktikan kalau Aeri dan laki-laki itu mempunyai hubungan terkuak di media. Dan tidak sedikit juga netizen yang seolah mendukung keduanya.

Ia juga ingat bagaimana saat mereka pertama kali berada dalam project yang sama. Taeyong yang saat itu berusaha untuk dekat dengan Aeri pun beberapa kali tampak bertanya bagaimana Aeri bisa berhubungan dengan Jihoon, siapa yang mengenalkan mereka berdua, dan siapa yang mendekati lebih dulu.

Tanpa sadar Jeno ingat semua itu dan semakin merasa bersalah pada Jimin sekarang. Bagaimana bisa dirinya jauh lebih tertarik akan hal-hal yang ada pada diri Aeri dibandingkan dengan Jimin yang saat itu tengah ia dekati.

Dan hal lucu lainnya, saat ia sudah memiliki hubungan dengan Jimin dan berusaha untuk kembali mencintai gadis itu dengan benar, kabar Aeri putus dengan Jihoon justru ramai dibicarakan. Walau begitu, masih banyak orang yang sangsi apakah Aeri dan Jihoon benar-benar berpisah? Ataukah mereka hanya ingin menyangkal rumor yang mulai tersebar?

"Wah, Aeri the hot girl."

Jeno menoleh mendengar teriakan heboh Haechan dengan pelafalan bahasa Inggrisnya yang terdengar aneh. Haechan lantas berdiri seraya menyodorkan ponselnya pada yang lain, mengajak yang lain untuk melihat juga.

"Coba lihat ini! Ini dari gettyimages." Renjun turut menyodorkan ponselnya juga, menampilkan Aeri yang tampak sangat memukau di sana.

Tak ingin ikut dalam perbincangan teman-temannya, Jeno lebih memilih diam. Dia sudah melihat itu semua sejak tadi dan bahkan sudah mengirimkan pesan pujian pada Aeri. Tapi tampaknya pesannya akan dibalas dalam waktu yang lama seperti sebelum-sebelumnya.

"Kenapa?"

Jaemin yang baru saja duduk di samping Jeno lantas bertanya karena temannya itu tidak turut dalam perbincangan yang lain. "Sakit kepala?"

Mendengar pertanyaan kedua Jaemin, Jeno perlahan menutup matanya. "Aku baik-baik saja."

"Ya, pikiran dan hatimu yang tidak baik-baik saja." Jawab Jaemin gamblang.

Masih dengan mata terpejam, Jeno memilih menyandarkan kepalanya di pundak Jaemin. "Menyukai seseorang itu ternyata rumit, ya?"

Jaemin terkekeh pelan, itu yang sudah ia rasakan bertahun-tahun lamanya. "Ya, itu mudah kalo kalian berdua sudah saling tertarik sejak awal."

PASSIONATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang