pagi semuaaa~~
Jangan lupa awali pagi kalian dengan yang manis-manis yaa~
Happy reading guys~
*****
"AERIII~"
Aeri menoleh dan mendapati diri Taeyong yang berdiri tak jauh darinya dengan mata memincing tajam. Ia lihat juga bagaimana Taeyong berkacak pinggang menghampirinya.
"Kamu jangan mengajarkan Jeno yang aneh-aneh!" tukas Taeyong masih berkacak pinggang.
Aeri mengerut tak mengerti. Apanya yang aneh-aneh?
"Aku sudah beberapa kali melihat Jeno berpacaran dengan orang lain, tapi dia tidak pernah seperti sekarang."
Tanpa sadar Aeri memberengut kesal. Kenapa jadi membahas dan membanding-bandingkannya dengan masa lalu Jeno.
Taeyong dan beberapa yang lain tengah berdiri bergerombol di tengah ruangan, membicarakan koreo kali ini yang sedikit menguras pikiran karena moving dan formasi mereka yang cukup rumit. Namun mereka semua langsung terdiam begitu mendengar kekehan aneh Jeno yang tiba-tiba.
Saat ini Jeno tengah duduk sedikit terpisah dengan yang lain, dan anak itu tiba-tiba saja terkekeh dengan menatap kedua tangannya yang berhenti di udara membentuk pinggang seseorang.
Jelas saja yang lain langsung tahu apa yang Jeno pikirkan dan pinggang siapa yang kiranya Jeno bayangkan.
Mendengar penjelasan Taeyong yang bersulut-sulut di depannya, tanpa sadar Aeri tertawa.
"Aku sepertinya tahu, kak."
"Eh? Kamu benar-benar mengajarkan hal yang aneh-aneh ya pada Jeno?" Tanya Taeyong sarkastis dengan gerakan jari yang kembali membuat Aeri terkekeh.
"Tidak..."
"Tidak salah." Potong Taeyong. "Pergaulan Jeno dan yang lain tidak seperti kamu, ya. Jadi kakak minta tolong, jangan ajari yang aneh-aneh pada Jeno." Ujar Taeyong dengan masih membayangkan bagaimana tingkah Jeno tadi, lalu bergidik ngeri.
"Kakkkk~ aku kira kak Taeyong bakal lebih memilih memihak aku dibanding Jeno." Kali ini ganti Aeri yang kesal dan cemburu.
"Hei, kakak jelas lebih memihak kamu. Tapi membuat Jeno salah fokus di tengah-tengah latihan itu jelas tidak baik."
Ya, Aeri tahu, akan susah untuk menghafal gerakan ketika pikiran kita berkelana ke lain tempat di waktu latihan. Dia sering mengalami itu, walau tidak sesering dulu.
"Jadi, apa itu?"
Aeri menunduk seketika, tanpa sadar ia menggigit bibir bawahnya membayangkan apa yang terjadi pagi ini di apartemen Jeno.
"Aeri-yaaa~"
Aeri meremang mendengar suara Jeno yang bergelayut manja di belakang tubuhnya dengan menumpukan kening di pundaknya. Sejak semalam Jeno memang sedang rewel-rewelnya karena kesibukan mereka berdua yang memaksa mereka untuk jarang bertemu. Dan sekalinya mereka bisa menghabiskan waktu semalam, dirinya justru mengusir Jeno pulang dari penthouse-nya karena sudah larut malam, sementara mereka harus ke agensi keesokan harinya untuk latihan.
"Eum," Aeri hanya menanggapi sekenanya yang berhasil membuat Jeno semakin kesal.
"Aku masih kangen, sayang." Kali ini Jeno berbisik tepat di telinga Aeri, membuat tubuh Aeri bergelinjang aneh.
"Aku juga, Jeno-ya. Tapi bisa tunggu di depan sebentar? Aku masih masak." Jawab Aeri tanpa membalikkan badan.
Mata Jeno menyipit kesal. Dengan cepat ia mematikan kompor, dan tanpa ia sadari, ia sudah menarik pinggang Aeri dan mengangkat tubuh kekasihnya itu ke atas meja makan, sesuatu hal yang sukses membuat Aeri membelalakkan mata. Terlebih di detik berikutnya, Jeno sudah mengurungnya dengan kedua tangan yang bersandar di kanan kiri tubuhnya.
"A-ku ka-ngen." Tekan Jeno, yang berhasil membuat pipi Aeri merona.
"Jeno-ya..."
"Eum?"
Aeri mendongak, menatap tepat di mata Jeno. "Mau gendong lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
PASSIONATE
Historia CortaHai, Aeri Bagaimana keadaanmu? Apa kamu sehat? Apa kamu baik-baik saja? Dan yang lebih penting, apa kamu bahagia? Uchinaga Aeri - Fiksi - Semua murni ide author, kalau ada kesamaan dengan cerita lain saya mohon maaf karena ketidak sengajaan saya - T...