Sejak kecil kami tumbuh bersama. Ulang tahun di hari yang sama. Mengenal kesukaan dan hal yang dibenci satu sama lain. Hubungan tidak sedarah yang seperti sedarah.
Aku tidak berpikir memiliki perasaan khusus saat bersamanya. Tapi sebuah kejadian ya...
Ih hari ini pasangan ini ulang tahun. Perayaannya ya aku kasih update ini ya gaes.
Song : Arrows to Athens - City of Angels
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Preview part 6 :
Memikirkan sebuah keputusan yang akan diambil setelah merenung seharian. Tiba di menit berikutnya, So Eun meraih ponsel yang dibiarkan tidur di meja. Membuka aplikasi pengirim pesan lantas menulis kalimat agak panjang di sana. Jarinya maju mundur ketika hendak mengirim.
So Eun meraup udara sekitar, membulatkan tekad untuk menekan layar dan mematikan ponselnya, pun dengan seluruh penerangan di kamar. So Eun berpindah ke ranjang kemudian. Menenggelamkan diri di sana dan mencoba tidur.
----- A C C I D EN T -----
.
.
Kabar hubungannya yang berakhir menjadi topik hangat. Seminggu berselang sejak keputusan final malam itu, So Eun menerima banyak pertanyaan serupa mengenai alasan mereka mengakhiri hubungan. Tentu saja yang paling leluasa dan banyak bertanya adalah teman sekelas. Menghindar pun sulit. So Eun hanya pasrah menjelaskan bahwa keduanya memiliki ketidakcocokan untuk beberapa hal sehingga memutuskan menyudahi hubungan. So Eun tak berminat membuka kedok perlakuan Min Hyuk yang minus.
Seminggu itu pula ia menghindari segala macam bentuk kebetulan berpapasan dengan si mantan. Bahkan So Eun enggan berhenti terlalu lama di sekitar lapangan karena pria itu pasti di sana untuk bermain basket. Beruntung gedung kelas mereka berlawanan.
Semua tampak wajar selama sebulan ke depan. So Eun telah sembuh sepenuhnya dari cedera dan mendapatkan kembali waktu leluasanya untuk bermain bersama Min Ji. Setiap pulang sekolah, keduanya sering hang out, huntingcoffee shop viral hingga mendatangi lagi coffee shop dekat universitas Kyuhyun.
Hari itu pun sama, mereka baru selesai bermain dan berniat pulang. Keduanya berdiri berdampingan di bahu jalan, menunggu supir yang menjemput So Eun. Sekalian Min Ji turut pulang bersama.
Lima menit menunggu, So Eun merasa ada yang mengawasi mereka. Gadis itu menoleh ke belakang, memperhatikan seksama di antara pejalan kaki yang berlalu-lalang seraya mempertajam penglihatan namun nihil.
"Ada apa?" Min Ji bertanya karena So Eun tiba-tiba bertingkah waspada.
"Aku merasa ada yang mengawasi kita sejak tadi." Kali ini Min Ji ikut menyisir sekitar dan lagi-lagi tak menemukan sosok mencurigakan yang berpenampilan layaknya penguntit.
"Mungkin hanya perasaanmu saja." Min Ji menganggapnya sambil lalu. Tepat saat itu mobil yang menjemput mereka tiba.
So Eun pikir ucapan Min Ji mungkin benar bahwa semua itu hanya sebatas perasaannya. Waspada yang terbentuk dari traumatis yang belum sepenuhnya pudar. Namun di hari-hari berikutnya, rasa itu terus muncul ke mana pun ia pergi.
