29. Ex-Lover

210 39 18
                                        

Jangan sakit hati dan merasa dikhianati. Semalam aku udah kasih spoiler dikit perkara kedatangan gonjang-ganjing di kehidupan mereka. Emang udah saatnya. Setiap hubungan nggak melulu mulus. Perlu ada rintangan biar warna-warni dan nggak flat.

Song : Ashes Remain - Without You

Song : Ashes Remain - Without You

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----- e x l o v e r -----

.

.

.

Jadwal penerbangan internasional kembali bergerak setelah lumpuh dua jam akibat badai salju yang melanda ibukota. Satu jam beroperasi, beberapa pesawat tampak pulang-pergi menjelang dini hari. Pintu kedatangan menjadi yang tersibuk setiap setengah jam berselang.

Meninggalkan gate arrival terminal 1, melenggang seorang diri di antara penumpang lain yang mendarat dari penerbangan asal Eropa, wanita itu menarik koper besarnya menuju pintu keluar. Langit hitam di luar bandara memaksanya menarik lepas kacamata hingga menunjukkan paras lembut yang kelelahan.

Kaki jenjang dengan boots putih setinggi lutut itu mengarah ke taksi yang baru saja menepi. Melakukan obrolan singkat, memberitahukan alamat tujuannya sebelum dipersilahkan masuk ke kursi penumpang.

Pagi menjelang siang saat ia membuka mata di ranjang hotel yang nyaman, tubuhnya berguling keluar dari selimut. Kaki telanjang dengan kuku-kuku cantik itu menapak lantai, berjalan ke arah korden besar di sisi kanan, menggeretnya hingga terpampang pemandangan ibukota yang tertutup salju.

Tubuhnya mengarah ke lemari pakaian sambil bersenandung ringan sebelum getar panjang ponsel di atas ranjang mendepak suka cita dari wajahnya. Mengambil langkah gusar mendekati kasur, tangannya menyambar gawai. Menolak panggilan dari nomor asing tersebut lantas menutup seluruh akses komunikasi. Mengubah settingan ponsel menjadi mode hening dan melanjutkan niatan yang tertunda untuk membersihkan diri.

Mengenakan celana slimfit hitam yang dipadu dengan turtle neck senada dan mantel panjang cream serta knee boots hitam di bagian bawah. Rambut coklat terangnya dibiarkan tergerai menutup punggung guna melindungi area leher dari hawa dingin selama berjalan kaki menyisir lingkungan yang membuatnya mengenang masa-masa berseragam.

Melintas di depan gerbang Chungdam, kepalanya seketika dipenuhi memori empat tahun silam. Drama terlambat datang, berteduh di pos satpam saat hujan, hingga pekan festival musim yang sulit ia lupakan.

"Ini harinya." Lirihnya begitu melihat hiasan yang terpasang di gerbang dan stand yang berjajar di sepanjang halaman depan. Hari ini festival musim dingin Chungdam.

Menyambung langkah, ia menyempatkan waktu duduk di halte sekolah. Mengisi posisi favoritnya di ujung kiri. Netra terangnya menerawang jauh, membuka memori lama saat sosok 'itu' duduk bersebelahan sambil menggenggam tangannya.

TEEN MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang