■ ■ ■ ■
"Kakak mana?" tanya Rio begitu mereka memulai sarapan pagi dengan pikirannya masing masing.
"Di kamarnya, sedang kurang sehat. Nanti mama antarkan sarapan kakak kesana"
Ekspresi Rio begitu nampak kaget mendengarnya, dia terakhir melihat Elvian adalah saat Farel mengantar mereka sekolah. Semalam ketika dia menanykan kakaknya itu pada orang tuanya, mereka menjawab jika kakaknya kelelahan dan ingin istirahat di kamar. Lalu kenapa sekarang kakaknya tiba tiba sakit?
"Mau kemana dek, habisin dulu makanannya" cegah Farel saat melihat Rio hendak beranjak dari sana begitu mendengar tuturan Zella.
Tanpa menjawab, Rio langsung memakan makanannya dengan cepat. Elvian jarang sakit, imun tubuhnya kuat. Mendegar Elvian sakit tanpa alasan yang jelas seperti ini membuat Rio panik.
"Aku selesai" hanya dalam beberapa suap, kini piring itu bersih tanpa sisa. Dapat mereka lihat Rio langsung berlari menaiki tangga untuk melihat keadaan Elvian.
"Mama antarkan makanannya dulu" ujar Zella berdiri ikut meninggalkan mereka berdua."Bagaimana jika dia mengatakan semuanya pada Rio?" tanya Farel memulai pembicaraan setelah keheningan beberapa saat menatap kepergian Rio dan Zella.
David memijat pelipisnya pelan, "Sampai sekarang mereka belum bisa dihubungi, padahal besok hari ulang tahun Ziya"
"Apa papa yakin jika orang itu akan menepati ucapannya?"
David mengangguk, "Mereka bukan orang sembarangan, Rel"
"Kalau begitu kenapa tidak kita datangi saja perusahaannya?"
David langsung semangat, benar juga. Kenapa dia tidak kepikiran hal ini sebelumnya? "Kalau begitu besok pagi kita kesana"
Farel keheranan, "Kenapa tidak sekarang pa?" David menggelengkan kepalanya, "Perjanjian itu juga menjanjikan untuk tidak saling menampakkan diri sebelum tahun ke 16. Jadi mungkin tak apa besok kita bisa kesana"
■ ■ ■ ■
Begitu Rio sampai di depan pintu kamar Elvian, dia bingung haruskah ia mengetuk pintu itu? atau langsung masuk kedalam? Jika mengetok pintu dia takut menganggu istirahat kakaknya.
Jadi dia memutuskan untuk langsung masuk kedalam dengan langkah pelan, namun dia malah mendapati pintu itu terkunci.
Suara putaran knop pintu itu membuat Elvian yang tengah memainkan ponselnya menatap kearah pintu, siapa? pikirnya penuh tanya. Dia yakin jika pintu itu masih terkunci dari luar, lalu untuk apa memutar knop pintu?
KAMU SEDANG MEMBACA
El-Vian [END]
RandomApa bedanya mengikhlaskan dan pasrah? Ketika kita mengikhlaskan suatu hal, sebenarnya itu adalah kemenangan yang paling memuaskan hati. Jika pasrah? mari kita cari tau hal itu bersama. Elvian, sosok remaja yang baru mengetahui asal usulnya setela...