Elvian -18-

11.7K 1.1K 103
                                    

■ ■ ■ ■

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

■ ■ ■ ■

Kesadarannya mulai kembali, dia merasakan pusing yang begitu menyiksa. Ingin rasanya menggerakan tanganya untuk menyentuh kepalanya, namun dia bisa merasakan tangan kirinya masih tertancap jarum infus, begitu pula tangan kanannya yang masih terasa nyeri.

Otaknya belum bisa berpikir dan memproses keadaan, rasa sakit di kepalanya sungguh mendominasi. Nafasnya terdengar terengah-engah lantaran melawan rasa sakit yang ada.

Apa yang terjadi terakhir kali? kenapa berakhir demikian?

Ah Elvian sedikit ingat, siang hari setelah dirinya mendapat momen dengan Rian, operasi dijadwalkan pukul 11.00 bukan? dia hanya ingat kepergiannya dan Ziya ke ruang operasi di antar oleh dua keluarga itu.

Elvian tidak bisa melihat raut wajah mereka, yang dia tau adalah rasa khawatir mereka saat mengantarkan Ziya ke ruang operasi.

Ziya berkali kali menolak untuk melakukan operasi ini saat tau ginjal Elvian yang akan di donorkan. Bahkan sampai waktu operasi tiba dia tetap tidak mau melakukan hal itu sampai mereka harus turun tangan, yaitu dengan memberikan Ziya obat bius terlebih dahulu.

Sang ayah menghampiri dirinya, sempat bertanya untuk yang terakhir kalinya sebelum operasi itu berlangsung. Tetapi Elvian tetap kekeh pada pendirian awalnya mengabaikan jantungnya yang berdetak berkali kali lebih cepat.

Disaat seperti ini dia berharap mereka datang dan memberikannya semangat, tetapi mereka lebih fokus ke Ziya yang kondisinya benar benar lemah saat itu.

Sampai akhirnya tiba saat dirinya dibawa masuk ke ruang operasi, dia mendengar kata kata penenang dari Rian. Tetapi tidak apa, Elvian tidak berharap lebih. Rian melakukan itu sudah membuatnya sedikit tenang.

"Kamu pasti bisa. Kamu harus ingat kalau ayah selalu ada disisimu nak" kata kata Rian yang bisa Elvian dengar terakhir kali sebelum dirinya benar benar dibawa masuk ke ruang operasi.

Entah apa yang terjadi setelah itu, dia hanya bisa melihat bankar dengan seseorang di atasnya. Yang dia yakini adalah Ziya. Beberapa dokter disana mulai mengatakan sesuatu, setelah Elvian mengangguk mereka mulai menyuntikkan sesuatu.

"Ayahmu bodoh" kalimat lirih yang Elvian dengar sebelum kesadarannya menghilang sepenuhnya, dia bisa merasakan ada seseorang yang mengelus rambutnya pelan.

Dia tidak tau apa yang terjadi setelah itu, saat tersadar dirinya sudah ada di ruangan ini dengan rasa sakit di bagian kepala yang begitu menyiksa.

Pening di kepalanya sudah berkurang, dia mencoba untuk memahami situasi. Walaupun dia masih belum bisa melihat dengan jelas, dia tau bahwa ini bukan rumah sakit, tidak ada bau khas ruang rawat.

El-Vian [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang