Elvian -9-

13.1K 1.1K 30
                                    

■ ■ ■ ■

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

■ ■ ■ ■

"Maaf ya" ucap Rafa dengan suara lirihnya. Elvian mengangguk, hari ini entah sudah berapa kali dia mendengar permintaan maaf keluar dari mulut Rafa, padahal ini juga bukan salahnya bukan?

"Iya, cepat sembuh" Rafa tersenyum mengangguk sekilas kemudian menggerakan tangnnya yang terbebas dari infus untuk mengelus  tangan adiknya.

"Seminggu tidak pulang, tau tau denger kabar masuk rumah sakit. Ayah tidak suka kamu begini Rafa. Ayah gaada minta kalian buat dapet nilai bagus atau apapun sampai melupakan kesehatan kalian sendiri!" marah Rian yang baru datang beberapa menit yang lalu.

Siang ini Rafa sudah menyelesaikan ujian yang dijadwalkan, tetapi kesehatnya tiba tiba drop membuatnya kehilangan kesadaran dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Rafa memang memaksakan dirinya satu minggu belakangan sampai dia tidak kembali kerumah agar lebih memudahkan mobilisasi ke kampusnya.

Rafa merasa bersalah karena dirinya harus dirawat disini mengakibatkan acara berlibur yang seharusnya dilaksanakan besok pagi tertunda, dia sangat merasa bersalah pada Elvian karena menurutnya ini adalah liburan pertama mereka dengan anak itu.

"Maaf yah" ucap Rafa penuh sesal, dirinya hanya ingin mendapatkan nilai yang memuaskan, dia juga tidak tau akan berakhir seperti ini. Biasanya paling hanya demam tidak sampai dilarikan ke rumah sakit.

Helaan nafas Nathan terdengar diseluruh penjuru ruang inap VIP ini, dia berjalan mendekati bankar adiknya dan mengelus rambutnya yang agak basah karena keringat. "Udah, istirahat aja" ucapnya dengan memberikan sedikit pijatan pada dahi adiknya karena dia yakin adiknya merasa pusing sekarang.

Rafa menganggukan kepalanya, "Maaf ya El" ucapnya lirih sebelum benar benar terlelap karena memang merasa pusing, matanya terasa panas ditambah dia juga merasa nyaman dengan elusan yang Nathan berikan.

Setelah melihat Rafa yang benar benar sudah terlelap, Rian menghela nafasnya. Sikap Rafa yang benar benar mirip mendiang istrinya membuatnya ikut merasakan sakit saat melihat anak itu yang terbaring lemah. Rian sudah berusaha menyelesaikan semua pekerjaanya hari ini agar bisa berlibur dengan anak anaknya.

Dia mematikan ponselnya hingga dia tidak tau jika sedari tadi Nathan terus menghubunginya untuk memberi kabar tentang Rafa. Dan benar saja, malam hari ketika ia membuka ponselnya ia dikejutkan dengan berita itu dan langsung bergegas kemari.

"Adikmu bener bener bandel Nath, Ayah pusing" Nathan terkekeh mendengar keluhan ayahnya. Rafa memang bisa dibilang orang yang memiliki imun tubuh yang kuat sehingga jarang sakit, tetapi ketika Rafa jatuh sakit, dia akan memerlukan waktu yang lama untuk memulihkan diri.

"Mirip bunda kan?" ucap Nathan menatap Rafa yang sudah tertidur dengan senyuman tipis, jangan lupakan tangannya yang masih setia mengelus dahi hingga rambut adiknya.

Rian memijat pelipisnya pelan, yang dikatakan Nathan memang benar adanya. Tetapi orang tua mana yang tidak ikut pusing jika anaknya sedang tidak dalam kondisi fit seperti ini.

El-Vian [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang