Elvian -19-

12.2K 1.1K 121
                                    

■ ■ ■ ■

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

■ ■ ■ ■

Sebuah ruangan beraroma khas obat obatan itu terasa begitu hening dengan banyaknya manusia yang ada disana.

Fokus mereka hanya pada satu titik, yaitu gadis remaja 17 tahun yang sedang duduk setengah sandar di ranjang pesakitan.

Mereka menatap remaja itu dengan tatapan sendu, berbeda dengan remaja itu yang menatap mereka seakan menyimpan emosi dan kekecewaan yang begitu dalam.

"Zi~ makan dong" bujuk Zella sedikit merasa frustasi dengan sikap anak tengahnya pasca operasi.

Bukannya menerima suapan yang diberikan Zella, gadis itu hanya memberikan respon berupa tatapan mata yang entah memancarkan rasa apa.

"Ayolah, sudah 2 hari. Sampai kapan kamu akan diam begini?" bujuk Farel terdengar putus asa.  2 hari sudah berlalu, gadis itu masih tetap mendiamkan semua orang yang kini ada di depannya.

"Ziya~" alunan lembut dari sang Ibu membuat gadis itu menghela nafas lelah.

"Bukannya aku sudah bilang? sampai kalian membiarkan aku bertemu dengan Vian" ucapnya mengalah.

Mendengar itu membuat mereka saling tatap dan mendesah kecewa, "Apa kalian semua tidak punya hati sampai membuat Vian melakukan itu?"

"Zi~, sudah berapa kali kami bilang jika itu permintaannya sendiri" tutur Rafa ikut dalam pembicaraan.

Mata gadis itu berkaca kaca, menatap mereka semua dengan penuh kekecewaan yang mendalam. "Lalu kenapa jika itu permintaannya? tidak bisakah kalian menolak hal itu?" lirihnya diiringi isakan yang terdengar pilu.

Setiap kali dirinya mengingat dan melihat bekas operasi itu, dia selalu teringat dengan Elvian. Bukankah sekarang ginjal Elvian berada di dalam tubuhnya? lalu bagaimana keadaan Elvian sekarang? kenapa dari sekian banyaknya manusia yang ada di ruangan itu tidak memberitahukannya sama sekali? dan kenapa harus Elvian?

"Kita sama sama kecelakaan, kita sama sama terluka. Kenapa kalian dengan teganya melakukan hal ini" ucapnya lirih dengan kepala menunduk menatap bagian perutnya yang sebenarnya terbalut baju rumah sakit.

Suara Ziya membuat mereka bungkam hingga akhirnya David membuka suara, "Itu sebagai pertanggungjawabannya atas kejadian ini"

Ziya mendongak, menatap David dengan penuh kekecewaan, "Papa! berapa kali aku harus bilang, itu kesalahanku! bukan Vian!"

"Kamu berbicara seperti itu hanya untuk melindunginya, dia sendiri yang menceritakan kejadian saat itu. Biarlah Zi, kamu tinggal fokus pada kesehatanmu"

El-Vian [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang