Elvian -8-

13.5K 1.1K 44
                                    

■ ■ ■ ■

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

■ ■ ■ ■

Setelah selesai dengan acara ziarah, saat ini mereka berempat sedang berada di salah satu mall yang ada di kota itu.

Sebenarnya ini permintaan Ziya, Elvian sendiri sebenarnya lebih memilih untuk tidur daripada berada di tempat ini menghadapi Ziya dan Rio yang sedari tadi mengajaknya untuk memainkan semua mainan yang ada di Timezone itu.

Sampai mereka akhirnya menyerah karena Elvian terus terusan menolak dan berkata akan melihat mereka dari posisinya duduk saat ini. Elvian memandangi mereka yang asik bermain dengan senyuman tipis sampai tidak sadar jika Rian kini sudah duduk di sampingnya setelah pergi entah kemana.

Timezone ini sudah tidak terlalu ramai, Rian penyebabnya. Yang belum masuk tidak bisa masuk kawasan ini, jadi hanya mereka yang sudah terlanjur masuk ke area Timezone ini yang ada disini sekarang, walaupun sebagian besar sudah keluar.

Rian mengulurkan minuman yang ada di tangannya, Elvian yang tersadar langsung menoleh dan menerima minuman itu, "terimakasih" ucapnya dan langsung mendapat anggukan dari sang empu.

"Ga ikut main?" Elvian hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

Rian terlihat menghela nafasnya panjang sebelum rangkaian kata yang membuat Elvian terdiam keluar dari mulutnya. "Ayah lupa El, dan mungkin mereka juga lupa. Kenapa kamu tidak mengingatkan hal itu pada kami?"

Melihat Elvian hanya menatapnya dan sepertinya tidak ingin mengeluarkan patah kata, Rian menghela nafas. Sampai sekarang jujur dia masih bingung bagaimana menghadapi anak itu.

"Maaf" ucapnya lirih dan langsung mendapatkan anggukan dari yang lebih muda.

"Lain kali langsung utarakan dengan kami, jangan lewat Ziya. Itu akan membuat wajah kami buruk di matanya" reflek saja Elvian langsung menoleh mendengar kalimat itu, tanpa sadar dia menampilkan raut terkejut dan menatap Rian horor.

Setelah sadar akan ucapannya, Rian sendiri kaget bagaimana dia bisa mengungkapkan isi hatinya terang terangan begini, "M-maaf tap-" dia menghentikan ucapannya saat melihat Elvian tersenyum miris.

"Tidak akan aku ulangi, maaf" ucap Elvian kembali menatap Ziya dan Rio dengan sesekali mengedipkan mata.

"El, maaf. Ayah tidak bermaksud untuk"

"Tidak apa, aku paham" potong Elvian tak ingin mendengar lebih banyak.

"Aku kesana" Elvian langsung meletakan minumannya dan berjalan mendekati Ziya dan Rio tanpa mendengar persetujuan Rian terlebih dahulu.

El-Vian [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang