■ ■ ■ ■
Ada 9 orang yang duduk dengan 2 diantara mereka adalah perempuan, yakni Zella dan Ziya yang sedari tadi fokus dengan pembicaraan mereka sendiri ditambah Rio yang juga ikut bergabung.
Elvian ingin mengungkapkan sesuatu yang menjadi pertanyaannya saat pertama kali memasuki ruangan ini, namun ia urungkan saat melihat mereka kembali berkumpul dengan haru.
Menyadari adanya dua kubu disana, Farel yang juga paham jika mereka memerlukan waktu, mengkode pada David.
Awalnya David bingung dengan maksud anak sulungnya, setelah paham dia menghela nafas. "Tuan, kami akan menggunakan ruangan sebelah" ucapnya menatap Rian sambil sesekali menatap kearah Elvian yang masih fokus menyantap makanan yang ada di piringnya tanpa terganggu apapun.
Rian paham bahwasanya mereka juga pasti memerlukan waktu, dia menganggukkan kepalanya. Melihat wajah ceria Ziya benar benar kepuasan tersendiri bagianya.
Bahkan saat mereka hendak keluar, Ziya masih sempat mendekati Rian dan membisikkan kata terimakasih membuat Rian tak mampu menahan senyumannya.
Ziya benar benar manis, hanya itu yang bisa mereka deskripsikan saat ini. Keheningan kembali melanda saat kelima punggung itu hilang bersamaan dengan pintu yang tertutup, meninggalkan 4 orang lelaki dengan pikiran mereka masing masing.
3 diantaranya saling tatap, sampai pada akhirnya satu orang berdehem untuk sedikit mencairkan suasana. Namun usahanya sia sia, Elvian terus fokus menyantap makanan yang tidak habis habis itu mengabaikan mereka yang tengah berpikir apalah itu.
"Elvian?" panggil seseorang disana, setelah menelan makannya Elvian menoleh, "iya?" tanyanya berusaha menatap seseorang yang dia yakini adalah sang pemilik suara sebelumnya.
Saat wajah itu mendongak, hanya dengan menatap sorot matanya, ada seseorang yang semakin yakin disana. "Yang tadi siang?" kali ini pandangan Elvian menatap ke pria yang bersebelahan dengan orang yang memanggilnya awal tadi.
Pertanyaan Elvian terjawab, orang itu memang orang yang memberinya roti tadi siang. Elvian mengangguk membuat dua orang lainnya menatap mereka penuh tanya.
"Kalian pernah bertemu sebelumnya?" tanya Nathan sebagai pelaku yang memanggil Elvian paling awal.
Rafa mengangguk, "Tadi siang di basment kantor ayah" ucapnya menjelaskan. Sekarang Elvian paham, jadi orang yang menolongnya tadi adalah kakanya sendiri? kenapa dunia sesempit ini?
Jawaban anak tengahnya membuat Rian berpikir sejenak, saat David dan Farel menawarkannya untuk beretmu Elvian tadi, berarti saat itu pula Rafa bertemu dengan anak bungsunya. Apa seharusnya tadi dia menemui anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
El-Vian [END]
RandomApa bedanya mengikhlaskan dan pasrah? Ketika kita mengikhlaskan suatu hal, sebenarnya itu adalah kemenangan yang paling memuaskan hati. Jika pasrah? mari kita cari tau hal itu bersama. Elvian, sosok remaja yang baru mengetahui asal usulnya setela...