Elvian -3-

13.9K 1.1K 58
                                    

■ ■ ■ ■

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

■ ■ ■ ■

David dan Farel tengah duduk bersama satu pria paruh baya yang terlihat berkarisma. Andrian Halil namanya, pemilik tempat yang mereka pijaki saat ini.

"16 tahun setelah hari itu masihlah 2 hari lagi, kenapa kalian datang secepat ini?" tanya Rian menatap pasangan ayah dan anak didepannya.

"Perjanjian sebelumnya hanya mengatakan saat anak kita berusia 16 tahun, Ziya lahir pada hari ini. Jadi apakah salah jika saya datang kemari sekarang? dan kenapa kontak anda tidak bisa kami hubungi?" balas David tidak mau kalah.

"Tidak, tetap dua hari lagi" ujar Rian penuh penekanan.

"Tuan! kami juga menginginkan Ziya berada disisi keluarga kandungnya, tolong jangan memisahkan kami terlalu lama. Saya juga papanya, saya ingin tau tumbuh kembangnya!"

Rian terkekeh, "David. Saya ingatkan jika kamu lupa. Ziya tidak akan bisa hidup sampai sekarang jika bukan karena saya" ucapnya dengan nada mengejek.

"Maaf, lalu dimana adik saya sekarang?" sela Farel yang baru membuka suara.

"Lagipula apa anda tidak rindu dengan anak anda sendiri?" lanjut Farel membuat Rian tersenyum tipis, terlalu tipis bahkan hanya dia dan tuhan yang tau.

"Apa tidak bisa pertukaran ini dilanjutkan selamanya?" tanya Rian dengan nada santainya.

David menggebrak meja, "Andrian! jangan kelewatan" ucapnya penuh amarah. 16 tahun penantiannya selama ini, dia tidak ingin penantian itu sia sia.

Rian memijat pelipisnya pelan, dia bingung sekarang. "Duduklah" pintanya dengan nada sedikit santai.

"Ziya juga sudah menanyakan kalian sejak lama. Saya juga bukan orang brengsek yang mengingkari janjinya. Niat saya adalah menghubungi kalian sore ini, tidak taunya kalian datang kemari" David dan Farel terdiam, Ziya menanyakan keberadaan mereka?

"A-apa Ziya tau kami?" tanya Farel terbata.

Rian keheranan, "Tentu saja, saya juga bukan orang brengsek yang menutupi kenyataan jika saya bukan orang tua kandungnya" Rian memang sudah memberitahukan Ziya semuanya, dari awal. Namun entah kenapa akhir akhir ini sejak Ziya sudah memasuki usia dimana dia bisa berpikir rasional dia terus menanyakan keberadaan orang tua kandungnya.

David dan Farel sedikit merasa tersindir, bahkan mereka baru memberitahukan semuanya pada Elvian dua hari lalu. Apa mereka benar benar tidak memikirkan perasaan Elvian yang mungkin syok dengan semua yang terlalu tiba tiba ini?

Rian selalu berusaha memberikan pengertian bahwa sesuai perjanjian, Ziya akan bertemu orang tuanya pada usianya yang ke 16.

Rian mengambil sticky note, menuliskan sesuatu disana. "Datanglah nanti malam, maka kalian akan melihat Ziya disana" ucapnya memberikan alamat dan waktu perayaannya ulang tahun Ziya yang ke 16.

El-Vian [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang