■ ■ ■ ■
Terdapat dua pria berbeda usia tengah duduk di ruang makan dengan beberapa hidangan makanan disana "Dimana Nathan?" tanya yang lebih tua memulai pembicaraan.
Pertanyaan itu membuat seorang pemuda yang awalnya sibuk mengetik sesuatu di ponselnya menatap kearah sumber suara, "Tidak pulang malam ini"
Jawaban itu membuat helaan nafas terdengar dari salah satu sisi, "Apa ayah sudah lebih baik?" tanya Rafa dengan tatapan penuh rasa kekhawatiran.
Mendengar pertanyaan dari sang anak tengah membuatnya mengangguk, "Aman. Sudah jauh lebih baik, tidak perlu menghawatirkan ayah" ucap Rian berharap anak itu tidak terlalu mencemaskan kondisinya.
"Makanlah" ucap Rian yang mulai mengambil makanan ke piringnya.
Mereka makan dengan tenang, sampai bunyi sendok jatuh cukup keras membuat Rian menatap anaknya kaget, "Ada apa Raf?" tanyanya panik, entah kenapa sang anak tengah terlihat terkejut menatap ponselnya dan langsung menjatuhkan sendok begitu saja.
Yang ditanya masih menatap ponselnya dengan mata yang terbuka lebih lebar, "A-ayah" panggilnya dengan sedikit tatapan binar seolah mendapat secercah cahaya harapan.
Tetapi Rian yang melihat itu malah panik, sebenarnya apa yang anak tengahnya itu lihat sampai terlihat begitu terkejut?
"Ada apa?" tanya sang ayah masih dengan wajah paniknya.
Bak gerakan slow motion, Rafa mengukir sebuah senyuman tipis. Matanya memancarkan binar seolah melihat cahaya harapan, "Aku mendapatkan kontak Kean" jawaban sang anak membuat yang lebih tua tak lagi bisa menahan perubahan ekspresinya.
Raut kaget beserta bahagia tercetak disana, beberapa hari Rafa mencoba untuk mencari tau informasi tentang sepupunya itu. Apa sebenernya yang terjadi? kenapa semua media sosialnya mendadak hilang? dia berusaha mencari dari database kampus, walaupun tidak mudah akhrinya hari ini membuahkan hasil setelah meminta bantuan pada orang yang sedikit memiliki akses dalam hal itu.
"Apa.. apa aku coba telfon sekarang?" tanyanya masih tidak menyangka dengan apa yang dia dapati saat ini.
Walaupun terlampaui bahagia, Rian masih bisa berpikir rasional. "Ayah saja, seperti kata Nathan kami curiga ada yang tidak beres dengan akun media mu"
Rafa mengangguk setuju, entah itu akunnya atau ponselnya sebenarnya dia tidak terlalu paham, hanya saja Nathan mengatakan ada yang tidak beres dari salah satu hal itu.
Tanpa menunggu adanya interupsi dua kali, Rafa segera mengirimkan apa yang dia dapat ke kontak sang ayah. Tak hanya itu, dia turun dari kursinya mengabaikan makan malamnya yang masih tersisa begitu banyak di piring yang sempat ada di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
El-Vian [END]
RandomApa bedanya mengikhlaskan dan pasrah? Ketika kita mengikhlaskan suatu hal, sebenarnya itu adalah kemenangan yang paling memuaskan hati. Jika pasrah? mari kita cari tau hal itu bersama. Elvian, sosok remaja yang baru mengetahui asal usulnya setela...