🍒 Mission 🍒

172 10 5
                                    

-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩_🍒_-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩_🍒_-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩

"Dimana Ace?" tanya Dragon saat melihat Luffy baru saja pulang.

Pandangan Luffy menajam. Dia menarik dan mencengkeram kerah pakaian Dragon dengan cukup emosi.

"Kenapa hanya Ace, Ace dan Ace saja yang kau pedulikan? Sesekali tanyakan keadaan anakmu ini!" marahnya.

Garp kaget melihat tindakan cucunya itu. Begitu juga dengan Makino. Pasalnya baru kali ini Luffy benar-benar menunjukkan bahwa dia selalu iri dengan perlakuan spesial mereka terhadap Ace.

Dragon mengangkat kedua tangannya. "Maaf, Luffy."

Luffy melepaskan cengkeraman tangannya. "Ada yang lebih penting daripada itu. Waktunya juga tidak banyak lagi sebelum para Tenryuubito itu turun kemari. Katakan dimana tombol darurat bom itu!"

Dragon melebarkan matanya. "Bagaimana kau tahu tentang bom itu? Dan itu bukan mainan Luffy. Kita harus memastikan Marijoa benar-benar kosong agar tidak membunuh orang-orang tidak bersalah juga."

"Itu akan kosong sekitar satu jam lagi. Sudah kubilang mereka semua akan turun ke dunia jelata. Itu kesempatan untuk menggunakannya."

"Kalau begitu tetaplah di rumah. Obati luka-lukamu. Aku akan mengurus semuanya," suruh Dragon.

"TIDAK!" tolak Luffy mentah-mentah. "Jika bukan aku yang melakukannya sendiri, itu artinya aku tidak bisa membayar hutangku pada temanku yang saat ini dijadikan budak juga. Aku ingin melakukannya. Apapun resikonya, aku ingin melakukannya sendiri!"

"Bagaimana kalau kau gagal dan masuk penjara lagi karena itu? Aku tidak akan pernah sudi, Luffy! Kau anakku satu-satunya."

Luffy tersenyum remeh padanya. "Kau menganggapku sebagai anakmu sekarang? Sejak kapan?"

Dragon merasa bersalah dengan hal itu. Selama ini Luffy pasti menahan rasa sakit itu sendirian tanpa ada keluhan besar-besaran darinya dan malah selalu memilih untuk mengalah.

"Kalau memang kau masih menganggapku sebagai anakmu, berikan aku satu hadiah saja untuk seumur hidupku. Hadiah ulang tahun yang belum pernah kau berikan sama sekali selama ini. Berikan tombol darurat itu sebagai hadiahnya," kata Luffy cukup tegas.

Dragon memandanginya cukup lama. Dan akhirnya dia mengangguk juga, walaupun Garp keberatan. Luffy itu cukup ceroboh. Itu sebabnya dia tidak terlalu yakin dengan ide jelek ini.

"Grove 10. Di kantor utama Monkey D, temui seseorang bernama Ivankov. Dia yang bertanggung jawab memegangnya. Tanyakan keberadaan Buster Blust padanya. Bentuknya seperti siput dan itu berwarna merah. Tapi ingat, Luffy! Satu kali tekan, itu akan menghancurkan satu pulau hingga hancur lebur. Jangan sembarangan menggunakannya!" jelas Dragon.

"Wakatta!" jawab Luffy dan segera pergi.

Di luar, dia kaget karena melihat Nami baru saja turun dari mobilnya.

Ace, You're My Brother [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang