🍒 Chocolate 🍒

146 11 2
                                    

-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩_🍒_-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩_🍒_-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩

Satu tarikan karamel di atas piring, menciptakan karya yang begitu memukau di mata Luffy. Dia tersenyum seraya melipat tangan di depan dada.

"Kurasa aku tidak akan pernah bisa membuat sesuatu seperti itu," Luffy hendak mencomot coklat di dekat garnish karamel itu, namun segera dihalangi oleh Sanji.

"Kenapa? Bukankah kau membuat dessert ini untukku?" tanya Luffy.

"Kau memang memesan dessert dariku. Tapi untuk setiap dessert yang aku buat, yang boleh mencicipinya pertama kali adalah Pudding-chan. Mottoku selalu berpatokan dengan yang namanya 'ladies first'. Jadi kuharap kau mengerti."

"Jadi kau ingin memberikan sisa padaku?" protes Luffy.

"Tidak, Bodoh! Aku akan membuat yang baru untukmu nanti setelah aku mendapatkan penilaian dari lidah Pudding-chan sendiri," jawab Sanji.

Luffy ngedumel tidak jelas. Padahal dia sudah tidak sabar mencicipinya karena tampilan dessert itu terlihat sangat menggiurkan.

"Pudding-chan, bisa kemari sebentar?" panggil Sanji.

Pudding dengan buru-buru meninggalkan coklat yang sedang diaduknya untuk mendatangi Sanji.

"Astaga, Pudding! Rajinlah berenang agar kau lebih tinggi. Aku belum mau dipecat!" seru Patty yang sedang membawa panci panas. Hampir saja itu mengenai Pudding yang lewat di sampingnya.

Peraturan egois yang dibuat oleh Sanji di dapur ini: 'Tidak boleh membawa panci lebih tinggi dari pinggang Pudding'.

Jadi setiap chef yang bertubuh tinggi di sini harus berjalan menunduk setiap kali mereka membawa panci, terutama panci panas.

"Aku tidak sependek itu!" Pudding menggembungkan pipinya sebal.

"Sanji-san, cabut saja peraturan aneh itu!" gerutunya.

Sanji menepuk puncak kepalanya. "Itu untuk keselamatanmu juga, Pudding-chan. Nah, sekarang cicipi dessert ini sebelum itu masuk ke mulut Luffy," suruhnya seraya menyendoknya ke mulut Pudding.

Pudding segera melahapnya. Dengan perlahan, dia menikmati rasa coklat yang lumer di dalam mulutnya itu. Rasa karamel yang lembut sangat memanjakan lidahnya. Ini luar biasa manis.

"Bagaimana?" tanya Sanji.

"Enak! Tapi kurasa ini terlalu manis jika hanya untuk dessert. Kau butuh rasa yang lebih santai dari ini. Rasa manis berlebihan juga tidak bagus," komentar Pudding.

Sanji tersenyum. "Kau tahu, Pudding-chan? Aku selalu terpesona mendengar penilaian indera perasamu yang polos dan belum terlalu terasah itu. Tapi kadang itu sangat membantu."

Ace, You're My Brother [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang