🍒 Demi Ayang 🍒

142 16 7
                                    

-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩_🍒_-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩_🍒_-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩-̩̩̩

"Bukan siapa-siapa!" Luffy menjauhkan tangan Isuka darinya. "Dan itu bukan urusanmu sama sekali."

Isuka mengangguk-angguk. "Kurasa kau memang tidak ingin jujur tentang semuanya. Dan aku tidak menyalahkanmu untuk itu. Tapi kupikir kau cukup menderita karena itu juga."

Isuka memberi jeda sejenak. "Aku minta maaf karena aku tidak tahu apapun tentang dirimu selama ini. Namun aku yakin, jauh dalam lubuk hatimu, kau itu adalah orang baik. Dan hanya Ace yang paling paham tentang itu semua."

Luffy membiarkan air matanya mengering di pipinya. "Jangan pernah menyalahkan dirimu, Isu. Aku mengatakan ini semua bukan untuk meminta belas kasihan darimu. Aku hanya ingin kau tahu, karena kau penasaran dengan hal itu. Pikirkan saja bagaimana Tama dan Momo ke depannya. Kau tidak perlu memikirkanku. Aku bisa menjalani kehidupan pribadiku sendiri."

Entah kenapa Isuka merasa bersalah mendengar itu semua. Luffy sepertinya memiliki banyak rahasia yang dirinya sendiri tidak ketahui apa saja itu. Raut wajahnya terkadang mengingatkannya pada Ace. Dan kebaikan Luffy yang diterimanya juga mengingatkannya pada Ace. Walaupun mereka bukan saudara sedarah, namun ada hal yang membuat mereka terlihat sama sewaktu-waktu.

Isuka akhir-akhir ini mulai membuang rasa gelisahnya sejak kehilangan Ace. Dan dia yakin kalau itu semua adalah berkat Luffy yang selalu berusaha mengembalikan keceriaan di dalam rumahnya.

Ruangan itu terasa begitu hening, hingga suara hewan di malam hari terdengar di telinga mereka.

Luffy melirik ke sebelahnya dan tidak sadar bahwa sejak tadi Isuka memandangi wajahnya.

"Luffy-kun!" panggilnya serak.

Luffy hanya menatapnya tanpa menjawab.

"Kenapa kau...sangat mirip dengannya?" Isuka mendekati wajahnya, dan tanpa ada waktu untuk mengelak, bibir mereka bertemu.

Luffy melebarkan matanya, dan dia tidak bergeming. Apa yang kakak iparnya itu lakukan?

Luffy masih diam, lebih tepatnya syok, hingga dirinya sendiri tidak mampu mengendalikan tubuhnya lagi.

Saat Isuka hendak mendorongnya agar bersandar pada sofa, Luffy dengan sigap menolak. Dia juga menjauhkan Isuka dengan mendorong pundaknya selembut mungkin.

"Apa yang kau lakukan, Isu? Kau adalah kakak iparku. Aku tidak ingin membuat skandal. Walaupun Ace sudah pergi, bukan berarti kita bisa melakukan ini," Luffy masih tidak percaya dengan apa yang terjadi barusan.

Isuka juga segera tersadar dengan hal itu, lalu dengan cepat menjauh dari Luffy. "Maaf! Maafkan aku! Tiba-tiba aku teringat dengan Ace saat melihat wajahmu itu, dan itu membuatku kehilangan kendaliku sendiri."

"Kau terlalu banyak minum," Luffy menjauhkan gelas anggurnya dari wanita itu.

Isuka menunjukkan raut wajahnya yang begitu menyesal. "Aku mau tidur!" ucapnya dan segera pergi ke kamarnya.

Ace, You're My Brother [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang