DELAPAN

335 16 4
                                    

بِسْمِ اللّٰه اُلرَّ خمّٰنِ اُلرَّ حِيمِ

ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

🌷Happy Reading🌷

Pengajian malam ini kini telah selesai, Linda kini juga ikut membubarkan diri seperti yang lainnya. Tujuan Linda kali ini adalah posko penitipan surat, akhir akhir ini habib Zakarya sering sekali mendapatkan surat. Seperti men-support atau memberi dukungan lainnya.

Linda kini hadir bersama Ira, teman Linda yang tinggal satu kampung dengan saudaranya yang tinggal di desa. Dulu saat Linda masi sekolah Taman Kanak kanak ia sering bermain dengan Ira. Namun saat ia duduk di bangku Sekolah Dasar, ayah Linda mengajak Linda dan ibunya untuk pindah di kota lain.

Meskipun tidak di kota yang sama, tapi persahabatan mereka tetap akur tanpa adanya permusuhan atau asing. Linda dan Ira pun sampai di posko, sambil menunggu ia pun mendengar jika habib Zakarya telah memasuki rumah bapak Rohman yang mengadakan acara tersebut. Namun jika ia ikut masuk ke rumah bapak Rohman itu tidak mungkin.

Karena di depan rumah bapak Rohman ada dua barisan Banser yang sedang menjaga habib Zakarya dari serangan kaum hawa. Linda pun mencoba mencari cara agar bisa sampai ke halaman rumah bapak Rohman tanpa di ketahui oleh Banser dan banyak orang. Linda dan Ira pun telah menemukan jalan untuk menuju halaman rumah bapak Rohman.

Linda dan Ira pun akhirnya sampai di halaman rumah bapak Rohman. Bisa Linda dan Ira lihat habib Zakarya telah berbincang sedikit dengan bapak Rohman, tak lama habib Zakarya di suruh masuk ke dalam rumah bapak Rohman untuk makan. Linda dan Ira masih setia menunggu hingga akhirnya habib Zakarya berdiri dan melangkahkan kakinya menuju mobil para Banser langsung membuat pagar agar kaum hawa tidak mengeroyok habib Zakarya.

Linda tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut, ia langsung menyerobot dan langsung memberikan surat itu ke habib Zakarya.

"Habib ini surat dari aku."

Ia tatap sebentar surat itu, lalu langsung memberikan surat itu ke manajer yang bisanya mengumpulkan surat surat dari fans berat habib Zakarya. Linda melihat kejadian itu pun langsung menarik kembali surat yang ada di tangan manajer habib Zakarya dan memberikannya lagi ke habib Zakarya.

"Loh bib kok nggak di terima sih?" Ucap Linda kesal sambil mengerutkan keningnya.

"Enggak, ini tuh nanti di kasih ke habib."

"Ya udah, tapi beneran ya?"

"Iya."

Linda pun membubarkan diri dan segera pulang. Saat menuju parkiran ia melihat segerombolan kaum hawa yang sedang berkerumun di sebuah mobil dan meneriaki nama habib Zakarya. Pikiran Linda pun kalut kalau habib Zakarya sudah pulang tapi manajer habib Zakarya belum entah ia sedang mengurus apa. Hingga sampai rumah ia langsung membersihkan diri, setelah selesai ia pun merebahkan dirinya ke kasur.

Rasa takut dan gelisah kini menyelimuti dirinya, ia takut jika surat itu tidak sampai ke habib Zakarya secara langsung apa lagi di dalamnya banyak tulisan typo dan alay pastinya. Pikirannya semakin kacau, malam semakin larut namun kantuk ini tak kunjung datang. Mata Linda kini sudah mulai memerah tanda ia sebentar lagi akan menangis, tangisnya pun tidak bisa ia pendam Linda kini menelungkupkan kepalanya ke bawah bantal. Linda sudah menangis sejadi jadinya, bantal yang ia dekap menjadi saksi bisu akan kekhawatirannya.

With You HabibTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang