SEMBILAN

352 13 2
                                    

بِسْمِ اللّٰه اُلرَّ خمّٰنِ اُلرَّ حِيمِ

ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

🌷Happy Reading🌷

Minggu, pukul 09.00 pagi, Anggun sudah rapi dengan gamis yang melekat di tubuhnya. Semalam, Sulfa ingin mengajak Anggun keluar untuk jalan jalan. Sebenarnya, Anggun ingin mengajak Linda tapi Linda belum pulang dari rumah tantenya. Anggun pun berpamitan dengan sang ibu, lalu Anggun menjalankan motornya dengan hati hati.

Motor Anggun pun menepi di sebuah kafe yang tak jauh dari rumahnya. Anggun dan Sulfa telah bersepakat bertemu di kafe tersebut, Anggun pun menduduki sebuah kursi yang berada di dekat jendela. Anggun pun sudah mengatakan kepada Sulfa bahwa ia telah sampai di kafe tersebut.

Setelah kejadian semalam Anggun sedikit was was saat membuka WhatsApp, karena panik ia tak memblokir nomor habib Zakarya namun ia langsung meng hapus nomor tersebut dan keluar dari grup, ia juga takut jika habib Zakarya mengetahui jika itulah nomornya. Notifikasi dari Instagram terus berbunyi, ia tau itu adalah sebuah pesan masuk yang di kirimkan oleh habib Zakarya, ia sudah muak dengannya setiap hari tak henti hentinya mengirimkan pesan padanya.

Tak lama, Sulfa pun tiba bersama sepasang suami istri dan seorang lelaki di sampingnya.

"Assalamualaikum, mba."

"Waalaikumsalam." Jawab Anggun berdiri menyalami Sulfa, dan Umi. Anggun lalu menangkupkan tanggan saat menyalami dua orang laki laki.

Setelah menyalami Anggun menyuruh semuanya duduk, kebetulan Anggun memilih tempat duduk yang berisi lima buah kursi. Anggun terkejut saat melihat bahwa habib Zakarya pun ikut bersama Sulfa, pikiran Anggun pun sudah di penuhi oleh pertayaan. Loh si Sulfa ngapain sama habib Zakarya? Emang mereka kenal? Apa habib Zakarya saudaranya si Sulfa? Atau calonnya habib Zakarya?

Tepukan di bahunya membuat apa yang ia pikirkan hilang, "Eh, iya kenapa sul? "

"Mbak Anggun kenapa? Lagi sakit? Kalau lagi sakit pulang saja, ketemuannya di lanjut kapan kapan saja kalau lagi tidak enak badan."

"Nggak apa apa, kok sul, di lanjut aja kasihan kamu sudah jauh jauh masa tidak jadi."

"Beneran?" Ucapan Sulfa hanya di balas anggukan singkat dari Anggun.

"Maaf ya mbak, aku nggak ngasih tahu kalau aku ke sininya rame rame."

"Iya nggak apa apa kok sul, aku boleh kenalan sama mereka?" Anggun pun tersenyum tipis ke arah umi dan abi.

"Boleh kok, apa aku aja yang ngenalin kamu?"

Mendengar ucapan Sulfa Anggun pun mengangguk. Lalu Sulfa pun mengenalkan umi dan abi, saat ingin mengenalkan habib Zakarya Anggun pun sedikit berbisik dengan Sulfa.

'Udah yang pojok situ jangan di kenalin, udah tahu aku.' Bisik Anggun.

"Maaf, ya mbak, sebenarnya habib Zakarya itu kakak aku, maaf banget loh mbak baru ngasih tahu sekarang." Kata yang baru saja di ucapkan oleh Sulfa membuat Anggun terdiam sejenak akhirnya beban pikirannya pun terjawab, jika habib Zakarya kakak Sulfa, maka umi dan abi juga orang tua mereka. 'Lah ini ngapain satu keluarga ikut, mencurigakan sekali' batin Anggun.

Setelah perkenalan singkat tersebut Anggun pun jadi lebih akrab dengan umi, berlama lama dengan Anggun membuat umi nyaman dan mengatakan bahwa Anggun cukup baik dan ramah. Coba kalau sama habib Zakarya udah kayak Tom and Jerry.

With You HabibTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang