🥀MDW-Malam Tak Terduga🥀

3K 60 18
                                    

Selesai acara pesta digelar, Livy memasuki kamar tamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selesai acara pesta digelar, Livy memasuki kamar tamu. Senyum lebar mengembang di kedua sudut bibir, saat melihat sosok laki-laki yang masih tidur di kasur. Pintu kamar dikunci, agar tidak ada siapapun yang mengacau. Perempuan itu berjalan dengan senyum semakin lebar, lalu duduk di tepi kasur. Memandang setiap inci wajah tampan dari Gave, tangannya menyentuh pipi pria tersebut, lalu mendekatkan wajah ditelinganya. 

"Malam ini adalah momen yang tidak akan pernah terlupakan, sayang," bisiknya, menatapnya dengan ekspresi penuh nafsu dan gairah. 

Livy mulai melepas kancing kemeja Gave, dan meletakan jas beserta kemeja tersebut ke atas meja. Perempuan itu juga turut melepas pakaiannya, dan hanya menyisakan pakaian dalam. Livy menaiki kasur dan berbaring disamping Gave yang masih belum sadar. Tangan lentik itu meraba-raba dada pria disampingnya, kemudian mengecup leher Gave, sehingga meninggalkan bekas merah. 

"Kamu sangat menggoda sayang, aku tergila-gila padamu," bisiknya pelan, tepat di telinga Gave. Tanpa ragu ia menaiki tubuh Gave, lalu memegang kedua pipinya penuh nafsu sambil mendekatkan wajah ke bibirnya.

"Aku sangat mencintaimu, Gave," gumamnya pelan, dan mencium bibir Gave penuh dengan gairah yang tak tertahan. Ia melumatnya dengan ganas, sambil memandang wajah Gave yang nampak begitu sempurna dimatanya. 

Bagi Livy, tidak ada laki-laki manapun yang bisa menggantikan Gave dihatinya, menurutnya Gave adalah pria yang sangat sempurna dan tidak ada yang bisa mengalahkan pesonanya. Sampai kapanpun ia tidak akan pernah melepaskan Gave, apalagi membiarkannya bersama dengan perempuan lain. 

***

Jam sudah menunjukkan pukul 12.00 malam tepat. Lily beberapa kali membuka tirai jendela, hanya untuk melihat tanda-tanda kedatangan mobil Gave, namun hanya kesunyian malam yang ia dapatkan. Lily duduk di sofa di ruang tamu dengan perasaan cemas dan gelisah. Takut terjadi sesuatu yang tidak-tidak terhadap suaminya. 

Lily menatap ponsel ditangannya yang sudah banyak mengirimkan pesan, tapi pesannya tidak dibaca ataupun dibalas oleh Gave. Bahkan pesan yang ia kirim hanya centang satu, tidak seperti biasanya Gave tidak mengaktifkan ponselnya. Lily membuang nafas khawatir, sambil terus memandang ke arah pintu. 

"Perasaanku tidak enak begini, kuharap Gave tidak kenapa-kenapa, dan dia baik-baik saja," ucapnya penuh harap, berusaha agar tetap tenang dan berfikir positif.

Dengan sabar Lily menunggu, sampai matanya terasa sangat berat karena mengantuk. Ia menatap jarum jam di dinding yang sudah menunjukkan angka 1.30 pagi. Tetapi tidak ada tanda-tanda kedatangan suaminya itu, Lily hanya bisa berdoa yang terbaik. Tanpa bisa menahan kantuk lagi, Lily tertidur begitu saja di sofa. Mengabaikan hawa dingin yang mulai menyergap tubuhnya. 

***

Tak terasa, hari sudah menjelang pagi. Di kediaman Emily, tepatnya di kamar tamu. Gave membuka kedua matanya secara perlahan, masih merasa sedikit pusing. Ia menggosok kedua matanya yang buram, dan mulai jernih kembali. Gave menatap langit-langit kamar yang nampak asing, membuat dahinya menjadi mengkerut, mencoba mengingat apa yang terjadi pada dirinya. 

My Doll Wife [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang