🥀MDW-Di blokir🥀

2.7K 61 8
                                    

Ding dong ding dong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ding dong ding dong

Suara bel kembali terdengar, Lily mengintip ke arah pintu dan melihat seorang pria berpakaian baju kurir. Tanpa ragu Lily membuka pintu. "Ada apa ya, Mas?" tanyanya penasaran.

Pria berambut ikal dan memakai topi kerjanya itu tersenyum ramah. "Saya mengantar barang pesanan yang dipesan oleh tuan Gave," ucapnya, sembari melihat ke arah buku nota kecil ditangannya sebentar.

"Hah? Pesanan apa?" Lily menjadi bingung sendiri.

"Mesin cuci, Mbak. Tapi ini memang benar rumah dari tuan Gave Kalingga Nagendra, kan?" tanya kurir tersebut sekedar memastikan.

Lily mengangguk mengiyakan. "Iya benar, saya istrinya."

Kurir itu pergi ke mobil pick up tersebut, ada seorang pria lain juga yang baru turun dari mobil. Pria tersebut juga berpakaian yang sama dengan kurir tadi. Mereka berdua menurunkan kotak besar yang berisikan mesin cuci itu dan mengangkatnya bersama.

"Mau diletakkan kemana ini Mbak?" tanya kurir yang memiliki tato kupu-kupu dilehernya.

"Oh, bawa saja ke kamar mandi. Mari ikuti saya." Lily berjalan lebih dulu, menuntun kedua kurir tersebut ke dalam rumahnya.

Beberapa saat kemudian, kedua kurir tadi sudah pergi. Lily membuka kotak itu, dan langsung terdiam melihat mesin cuci baru yang terlihat mewah. Senyumnya mengembang semakin lebar, merasakan kebahagiaan, ternyata Gave masih peduli pada dirinya. "Kamu sangat manis, Gave. Aku jadi semakin mencintaimu," gumamnya pelan.

***

Di tempat kerja, Gave sedang membaca pesan dari kurir yang mengatakan bahwa mereka sudah mengantar pesanannya. Senyum tipis terbit di kedua sudut bibir pria yang jarang tersenyum itu, kemudian ia kembali fokus pada layar laptopnya lagi untuk melanjutkan kerja, sebelum jadwal meeting tiba. Saat sedang seriusnya, ponselnya berdenting tanda ada pesan baru yang masuk.

Gave meraih ponselnya dan menatap layar. Disitu terpampang nama Emily, ia membaca pesan tersebut yang berisikan kata maaf dan memintanya untuk bertemu, saling bicara empat mata. Raut dari wajah pria itu begitu datar, seakan tidak tertarik sama sekali. Ia hanya membaca pesan dari Emily, tanpa ragu ia memblokir nomor Emily agar tidak mengganggu lagi, sama halnya dengan nomor Livy. Setelah memblokir nomor keduanya, Gave menghapus nomor mereka, lalu mematikan ponselnya dan kembali fokus pada kerjaannya.

Tok Tok Tok

Pintu kerjanya diketuk, diikuti oleh suara perempuan yang tidak lain adalah sekretaris pribadi Gave yang sudah lama bekerja dengannya. "Masuk," jawab Gave, sambil masih mengetikkan sesuatu di laptopnya.

Setelah mendapat perintah, sekretaris tersebut masuk ke dalam ruangan Gave sambil memegang dokumen penting. "Maaf kalau mengganggunya waktunya Pak, hanya mengingatkan kalau klien sudah menunggu di ruang rapat," ucapnya ramah.

My Doll Wife [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang