🥀MDW-Tak Dihargai🥀

2K 68 0
                                    

"Maaf, Pak, mengganggu waktunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf, Pak, mengganggu waktunya. Ini ada tamu, mau ketemu Bapak," ucap resepsionis itu, sembari meletakkan telpon ke telinga.

"Siapa?" tanya Gave disana, dimana dirinya kini sedang melepaskan jasn. Membiarkan ponselnya dalam speaker nyaring, terletak diatas meja.

"Katanya pembantu rumah Bapak," sahut resepsionis bernama Daisy itu, sembari melirik Lily yang kini sedang memperhatikan ke arah luar.

Gave tidak langsung menjawab, dahinya terlihat mengkerut. 'Apa mungkin yang dia maksud Rani?' batinnya, menerka. Mengira bahwa yang datang itu ialah pembantu di rumahnya yang lama.

Rani adalah anak dari pembantunya yang lama, Mbok Sumi. Sudah hampir semingguan ini ia menggantikan ibunya bekerja, lantaran Mbok Sumi harus merawat adiknya yang sakit. Jadi, besar kemungkinan Daisy tidak mengenal Rani, seorang perempuan yang baru saja memasuki kepala dua itu.

"Ya sudah, bawa dia kesini," suruh Gave, yang disanggupi oleh Daisy. Setelah telpon berakhir, resepsionis itu menghampiri Lily sembari menguraikan senyum simpul. Lily pun melemparkan senyuman yang ramah juga.

"Tuan Gave sudah selesai meeting-nya, mari Mbak saya antar." Wanita itu berjalan lebih dulu sedikit, segera Lily mengekorinya. Sedangkan matanya tiada henti memperhatikan ke area sekitar, sampai tanpa sengaja dirinya bertubrukan dengan salah satu seorang karyawan laki-laki.

"Ma-maaf, saya tidak sengaja," ujar Lily, sambil membungkukkan badan sedikit. Karyawan itu cepat mengangkat salah satu tangannya.

"Ah, tidak, nggak papa." Habis berkata demikian, laki-laki itu berlalu pergi. Terlihat dari kedua tungkai kakinya yang terbilang laju, cukup mengatakan bahwa dirinya lagi terburu-buru.

Daisy yang melihatnya cuma bisa geleng-geleng kepala kecil, kemudian mengimbangi langkah kaki Lily, sehingga mereka berjalan beriringan. "Oh, iya, apa Mbak ini pembantu baru Tuan Gave?" tanyanya penasaran, sebab baru pertama kali melihat Lily.

Lily tidak langsung menjawab, sebentar ia terdiam, kemudian tersenyum lebar. "Iya, saya pembantu baru," jawabnya, merasa berat hati. Daisy hanya ber'oh pelan, tak lama kemudian mereka berdua tiba didepan ruangan pribadi Gave.

Ada sebuah papan nama yang melekat didepan pintu berwarna kecoklatan itu. Disitu tertera nama lengkap Gave, berserta jabatannya di kantor ini, yang merupakan Direktur Utama. Lily terpana setelah membacanya, tak terbayangkan olehnya, bahwa ia menikah dengan seseorang yang derajatnya sangatlah tinggi. Senyumnya hilang seketika, ia baru sadar mengapa Gave begitu tidak suka akan dirinya.

'Apa mungkin karena derajat Gave lebih tinggi daripada derajatku, jadi dia malu mempunyai istri sepertiku? Apa ini alasan sebenarnya?' batinnya, mengira.

Resepsionis itu melambaikan tangannya tepat didepan wajah Lily, sehingga gadis itu sontak saja kembali kesadarannya. "Mbak, tidak apa-apa?" tanyanya.

"Maaf, saking megahnya tempat ini, saya sampai bengong." Lily terkekeh pelan, menutupi ekspresi wajahnya yang sebenarnya. Beruntung, Daisy mempercayai ucapannya itu.

My Doll Wife [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang