🥀MDW-Toko Pakaian🥀

2K 65 0
                                    

"Tunggu," ucap Gave, ketika Lily ingin pergi, usai meletakkan secangkir kopi panas ke atas meja kaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tunggu," ucap Gave, ketika Lily ingin pergi, usai meletakkan secangkir kopi panas ke atas meja kaca.

Sontak saja, Lily memutar badannya ke belakang. "Ada, apa?" tanyanya.

"Malam ini kita akan pergi menghadiri pesta, dan pakai pakaian sebagus mungkin, jangan malu-maluin," jawabnya, sinis.

Alhasil, kening Lily menjadi bertaut, bingung. "Pesta? Pesta, apa?" tanyanya, penasaran. Gave berdecak pelan, menanggapi.

"Ck! Nggak usah banyak tanya, yaudah sana!" usirnya, Lily hanya bisa membuang nafas panjang, kemudian berbalik badan. Dan pergi dari hadapan Gave, pria itu memutar kedua bola matanya malas sebentar, lalu menyeruput secangkir kopi panas yang asapnya terlihat menari-nari di udara. Sesekali ia meniupnya, upaya menghilangkan rasa panas.

Malam pun tiba, Gave sudah bersiap rapi, dengan memakai Jas Blazer hitam, serta memakai sepatu Derby, warna coklat. "LILY, CEPAT!" teriaknya menggelegar, di ruang tamu, sembari melirik jam tangan yang melingkar di tangan kirinya.

"Iya  ...!" balas Lily, setengah berteriak. Di mana gadis itu sedang turun dari tangga, begitu tergesa-gesa.

"Sudah," ucap Lily, terengah-engah.

Gave menoleh ke arah gadis itu, kedua bola matanya yang kecoklatan itu seketika membulat sempurna. Ia memperhatikan penampilan Lily dari bawah sampai atas, dengan pandangan mata yang sulit untuk dijelaskan.

"Apa-apaan, ini? Kamu itu lagi simulasi gembel?! Pakaian jelek begini di pakai, tidak punya baju yang lain?!" komentarnya, tak habis fikir.

Lily menundukkan kepala ke bawah, lalu menggeleng kecil. Gave mengusap wajahnya kasar, setelahnya. "Cepat, ikuti aku!" titahnya, yang berjalan lebih dulu. Lily pun segera mengekorinya.

Sebelum masuk ke dalam mobil, terlebih dulu Lily mengunci rumahnya. Kaca mobil terbuka setengah, di tempat kursi kemudi, terlihat Gave memunculkan setengah kepalanya. "HEI, CEPETAN, LAMBAT BANGET JADI CEWEK!" Gave sebetulnya ogah membiarkan Lily menyentuh mobilnya, apalagi ikut duduk bersamanya. Baginya, gadis itu tidak ada bedanya dengan kuman. Tapi, apa boleh buat, ia terpaksa melakukannya.

Sehabis memasukkan kunci rumah ke dalam tas jinjingnya, Lily berlari kecil ke arah mobil. Tanpa basa-basi, ia membuka pintu mobil di barisan kedua. Hal itu membuat Gave semakin dibuat marah.

"GILA, KAMU PIKIR AKU INI SUPIR?! DUDUK DI DEPAN!" Terlihat jelas urat-urat pada bertimbulan di lehernya. Tanda bahwa lelaki itu sudah betul-betul kehabisan kesabarannya. Lily tersentak karenanya, ia pun membatalkan membuka pintu mobil tersebut. Kemudian masuk ke bangku barisan depan, samping Gave.

Lily menggigit bibir bawahnya, sebab mobil masih dalam keadaan mati. Jantungnya berpacu lebih cepat, tatkala Gave memandang dirinya dengan tajam. "Gunanya seat-belt, apa?!" Lily baru menyadari kesalahannya, terus menarik sabuk pengaman. Terlihat bahwa ia kesusahan memasang sabuk tersebut.

My Doll Wife [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang