Worried

71 4 0
                                    

Boboiboy milik Animonsta Studio

AU, OOC, dan hati-hati (selalu) sama typo, ya:) ~


Halilintar cepat-cepat mengikat tali sepatunya. Waktunya tinggal tiga puluh menit lagi. Kalau kali ini telat, bisa dipastikan ia tidak akan diperbolehkan lagi mengikuti latihan sepak bola.

"Dapat!"

Ia tersentak. Taufan tahu-tahu saja mengambil sebelah sepatunya yang belum dipakai.

"Kembalikan!" teriaknya.

Sebelah sepatunya itu digoyang-goyangkan Taufan. "Siapa cerdik dia dapat! Ambil kalau bisa!"

Setelah mengatakannya, Taufan berlari cepat. Tadinya, Halilintar pikir adiknya itu hanya akan meletakkan sepatunya di mana saja seperti biasa. Namun, kali ini Taufan berlari dengan membawa sepatunya.

Halilintar berlari cepat menyusul saudaranya itu. Kecepatannya seimbang. Jaraknya dan Taufan masih sama jauhnya saat ia mulai mengejarnya.

Taufan menoleh ke arahnya. "Lambat!" ejeknya keras.

Emosinya tersulut seketika. Namun, Halilintar berhenti saat menyadari ke mana arah Taufan berlari.

"AARH!"

BYUR!

Itu suara tubuh Taufan yang tercebur ke kolam berenang. Akan tetapi, ia yakin ada suara pekikan seorang perempuan lebih dulu sebelumnya.

Halilintar bergegas mendekat. Benar saja. Ada dua orang yang tercebur. Salah satunya Taufan, dan satu lagi sepertinya memang seorang gadis.

Tanpa berpikir panjang, ia bergegas melompat ikut menceburkan diri ke dalam kolam. Tangan kanannya menggapai tangan Taufan yang timbul tenggelam. Tangan kirinya menarik tangan gadis yang menjadi korban tabrakan Taufan.

"Berdiri!" sentaknya cepat saat Taufan malah asyik bergelayut di lengannya.

Taufan memasang tampang pura-pura takut. "Aku nggak bisa berenang, Kak," katanya manja.

Halilintar berdecak kesal. Lalu, sebelum Taufan kembali bertingkah menyebalkan, ia menekan tubuh adiknya itu ke dalam air. Beberapa detik setelahnya, ia mengangkat kembali lengannya.

Uhuk!

"Kau mau membunuhku, ya?!" pekiknya tidak terima. Wajahnya sudah sedikit pucat karena kedinginan.

Namun, Halilintar tidak peduli.

"Lepas."

Cengiran Taufan terlihat lagi. "Ehehe... Padahal, kau bisa lepasin aku gitu aja. Kau masih sayang adikmu ini, kan? Mengakulah, wahai Kakak."

"Lepas atau kutenggelamkan lagi," balasnya datar sekaligus mengancam.

"Iya, kakakku tersayang," katanya setengah mengejek.

Taufan berjalan sangat pelan menuju tepi kolam. Setelah memastikan adiknya itu sampai, ia beralih pada gadis yang sejak tadi diam.

Gadis dengan kulit putih pucat dan rambut pendek itu berdiri kaku di sampingnya. Iris cokelat gadis itu menatapnya takut-takut.

Siapa gadis ini? Halilintar tidak tahu. Ia belum pernah melihatnya. Gadis ini... manis.

"A-itu... maaf, saya bisa berenang," katanya pelan dan sedikit terbata.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kumpulan Cerpen BoboiboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang