BAGIAN 19: NOBODY KNOWS.
🌺🌺
Makan malam yang penuh kecanggungan itu berakhir dengan Soobin yang langsung pamit undur diri. Meskipun Sang Raja tampak enggan, Soobin memutuskan untuk berpura-pura tidak tahu dan langsung bergegas keluar dari Evergreen. Dia akan menemui Karina.
Si pemuda manis penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh perempuan sundal itu. Dulu, di bab awal-awal novel, Karina menemui Lee Soobin di pavilion Timur. Wanita itu digambarkan meminta maaf pada Soobin karena telah merebut tempat Soobin di sisi Daniel. Namun kini? Melihat bagaimana emosionalnya wanita itu tadi, Soobin tak yakin jika pembicaraan nanti akan berakhir dengan Karina meminta maaf.
Lagi pula, kalau dipikir-pikir lagi, Soobin jadi tidak yakin jika Karina di novel benar-benar tulus meminta maaf kepada Lee Soobin. Bukankah permintaan maafnya malah lebih terdengar seperti ejekan secara tersirat karena telah berhasil melengserkan Lee Soobin? Kalau wanita itu benar-benar merasa bersalah seperti yang dikatakannya, bukankah harusnya Karina mundur, bukannya menerima Daniel dengan alasan saling mencintai? Memikirkan novel itu dengan perspektif berbeda—dari sisi Lee Soobin, membuat Soobin kesal bukan main.
Sekarang semuanya berbeda. Ada banyak hal yang berubah. Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, si pemuda manis menyadari jika dirinya sekarang telah menjadi orang ketiga dalam hubungan para tokoh utama. Bedanya hanya ada pada status mereka. Dulu Karina adalah selir yang mungkin berhasil menjadi ratu—Soobin tidak tahu, dia belum sampai di bab dimana Karina menjadi ratu—, kini dirinya lah yang menjadi selir. Sedangkan persamaannya, tentu saja Daniel masih tetap mencintai perempuan aneh itu. Tak mungkin orang semenyebalkan Daniel akan meliriknya, itu mustahil sekali. Lagi pula, Soobin juga tidak mau Daniel menyukainya. Lelaki itu bukan tipe Soobin sama sekali, sebab hampir semua yang ada di diri sang penguasa Neverland itu minus—jahat, judes, dan menyebalkan. Sisi positifnya hanyalah ketampanan dan kekayaannya saja.
Dari kejauhan, dalam gelapnya malam, si pemuda manis bisa melihat dua orang perempuan yang berdiri membawa lampu gantung di tengah jembatan kayu di embung pavilion Selatan. Soobin meringis, ia lupa membawa lampu gantung gara-gara terlalu terburu-buru pergi dari Daniel.
Soobin melangkahkan kaki di atas jembatan kayu selebar satu meter itu dengan hati-hati. Salah langkah sedikit saja, ia akan langsur tercebur ke dalam waduk buatan itu.
"Lady Karina," panggil Soobin pada perempuan yang berdiri membelakanginya. "Saya tidak punya banyak waktu. Cepat katakan apa yang ingin Anda sampaikan. Kalau tidak penting, saya akan langsung pergi."
Karina yang mendengar suara Soobin terperanjat, begitupun Minjeong. Pelayan Karina itu nyaris saja melempar lampu gantung yang dipegangnya. Kedua perempuan itu berbalik badan dan mendapati Soobin yang bahkan tampak bersinar mempesona di bawah minimnya cahaya rembulan.
"Langsung saja, aku ingin kamu menjauhi Daniel." Ujar Karina bersedekap. Dagunya sedikit terangkat dengan tatapan mencela.
Alis Soobin tertekuk. "Kau bercanda?"
Mendengar itu, Karina langsung terbakar amarah. "Oh, jadi kamu memang berencana mendekati Daniel rupanya. Dasar pemuda murahan!" Hinanya kasar.
"Saya bertanya apakah Anda bercanda karena omong kosong macam apa yang Anda katakan?" Soobin berujar dengan nada mencela. "Kalau Anda benar-benar ingin saya pergi dari sisi His Majesty, atau bahkan pergi dari Istana, seharusnya Anda bisa menjaga tunangan Anda itu. Beliaulah yang menginginkan saya—faktanya, beliau sendiri yang memaksa saya tinggal di Istana, bukan saya yang meminta. Saya sama sekali tidak tertarik dengan tunangan Anda." Lanjutnya dengan tatapan meremehkan.
Apa Karina bodoh? Buat apa Soobin yang mempertaruhkan nyawanya dengan membatalkan pertunangannya dengan sang raja kalau pada akhirnya kembali mengemis pada pria itu? Tidak. Tidak akan pernah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Woke Up As a Villain [Yeonbin]
FanfictionChoi Soobin, seorang mahasiswa semester tiga, kaget ketika ia mendapati dirinya terdampar dalam dunia novel yang dibacanya. Yang lebih parah, ia bertransmigrasi menjadi tokoh antagonis figuran yang dalam dua kali sebut sudah langsung mendapat ekseku...