BAGIAN 7: FINALLY, GOING HOME.
🌺🌺
Soobin menghela napas sebelum memasuki kereta kuda. Ben berada di luar kereta. Pelayan pribadi-yang akan segera menjadi mantan pelayan pribadinya-itu sedari tadi sibuk menyeka bulir-bulir bening yang seolah tidak bisa berhenti mengalir dari kedua bola matanya.
Seketika perasaan Soobin menjadi tidak karuan melihat Ben yang tersedu. Bagaimana nasib pemuda itu setelah ini? Akankah ia menjadi pelayan pribadi bangsawan lainnya atau bagaimana? Jujur saja Soobin masih belum sepenuhnya mengerti sistem bagaimana para bangsawan mendapat pelayan bangsawan lainnya. Apakah ditunjuk oleh Sang Raja ataukah mereka secara sukarela mengajukan diri menjadi pelayan bangsawan tertentu?
Beberapa petugas dapur berdiri di belakang Ben. Kemudian dapat Soobin lihat juga tukang kebun dan pengawal pavilion Timur-orang-orang yang 'didekatinya' beberapa waktu belakangan ini. Soobin tak pernah menyangka jika kepulangannya akan diantar oleh banyak orang. Sebelumnya, ia berpikir jika ia akan pulang dalam keadaan hina-dimusuhi oleh semua orang di istana, namun ternyata usahanya berteman dengan mereka semua tak sia-sia. Sebagian besar dari mereka tak memusuhinya lagi-setidaknya mereka tak pernah lagi menggosipinya di depan dirinya langsung.
"Beom, jangan menangis lagi." Soobin berkata lembut. Ia mengulurkan tangannya dari balik jendela kereta untuk menyeka air mata Ben. "Aku akan mengunjungimu di kediamanmu. Aku janji."
"Ta-tapi..." Ben terbata. Mata basahnya menatap mata Soobin penuh harap, "Hiks... Anda janji, My Lord?"
Soobin mengangguk, "Tentu saja! Aku tak akan ingkar janji, Beom. Jadi tolong jangan menangis lagi. Aku akan pulang dengan hati berat jika kau terus menangis seperti ini."
Jeno diam-diam menatap interaksi Soobin dengan senyum simpul di bibirnya. Tak pernah ia berpikir sebelumnya jika Soobin bisa selembut dan sedewasa itu. Meski belakangan ini ia menjadi lebih dekat dengan mantan tunangan sang Raja, akan tetapi ia tetap saja dibuat terkejut dengan sisi-sisi lain yang tak pernah Soobin tunjukkan sebelumnya....
.... dan itu terasa menyenangkan.
"Ayo berangkat, Sir Park." Jeno yang duduk di sebelah Soobin memberi perintah pada sang kusir agar segera menjalankan kereta kuda itu.
Soobin sedikit tersentak mendengarnya. Dengan seulas senyum simpul, mantan tunangan Raja itu melambaikan tangan pelan pada Ben dan para petugas Istana. Netra bulatnya menatap bangunan istana dalam diam. Semburat lembayung senja membuat tampilan istana seperti dalam nuansa film klasik-tampak memendarkan cahaya hangat dalam biasan sinar jingga mentari yang sedikit demi sedikit mulai tenggelam dengan malu-malu di ufuk barat. Dalam suasana sendu itu, tangan Soobin yang terayun-hendak menutup tirai jendela kereta-mendadak terhenti ketika netranya menangkap siluet seseorang yang berdiri kaku di ujung lorong aula. Dari siluet tubuh tegap yang memakai terusan satin tipis yang berkibar terkena angin, Soobin merasa ia gila karena mengira sosok itu adalah.... Daniel? Soobin memejamkan mata sejenak-merasa berhalusinasi. Ketika ia membuka mata, sosok itu tak lagi ada di sana. Menghilang bagai tak pernah ada jejaknya di lorong temaram itu.
Mungkin memang tak pernah ada, batin Soobin. Soobin hanya berhalusinasi, kan? Tak mungkin Daniel akan menyaksikan kepergiannya. Ia bukan orang penting yang bisa mengambil waktu berharga Daniel. Kalaupun Raja kejam itu akan mengantarnya, ia yakin Daniel akan mengoloknya di depan wajahnya langsung, bukannya bersembunyi seperti pecundang.
"Tolong tutup tirainya, My Lord. Sebentar lagi gelap, angin malam tak bagus untuk tubuh Anda." Jeno di sebelahnya berkata pelan.
Soobin mengerjapkan mata-seolah tersadar. Netra bulatnya kembali melirik bangunan istana untuk yang terakhir kalinya sebelum menghela napas dan menutup tirai jendela. Mungkin ini benar-benar akan jadi kali terakhir ia melihat istana Neverland.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Woke Up As a Villain [Yeonbin]
FanficChoi Soobin, seorang mahasiswa semester tiga, kaget ketika ia mendapati dirinya terdampar dalam dunia novel yang dibacanya. Yang lebih parah, ia bertransmigrasi menjadi tokoh antagonis figuran yang dalam dua kali sebut sudah langsung mendapat ekseku...