Getting Closer.

6K 546 269
                                    

BAGIAN 21: GETTING CLOSER.

🌺🌺

Jeno berjalan cepat—nyaris berlari kecil—melewati kerikil yang tersusun rapi di sepanjang jalan setapak menuju sebuah balai singgah yang digunakan sebagai tempat peristirahatan tamu kerajaan. Di belakangnya, ikut berlari seorang pengawal kerajaan Jinju mengikuti langkah kaki sang tangan kanan Raja Neverland.

Tak lama, lelaki berwajah tegas itu akhirnya sampai di kamar yang ditempati oleh sang raja dan selirnya. Jeno mengetuk pintu geser hanokrumah tradisional Korea—cukup pelan. "Your Majesty, Lord Soobin, apakah Anda sekalian di dalam?"

Beberapa detik setelahnya terdengar sahutan dari dalam oleh Daniel. "Masuk saja, Jeno."

Pelan, digesernya pintu itu cukup lebar hingga Jeno dapat melihat sang raja yang terduduk di lantai kamar sembari memegang kepalanya. Tak jauh dari sang tuan, Jeno juga mendapati si pemuda manis yang ikut duduk di lantai dengan kaki terkekuk ke belakang, sedangkan masing-masing tangannya terkepal erat di atas kedua pahanya.

Ada apa dengan mereka? Apa yang terjadi?

Jeno memicingkan mata begitu melihat Soobin yang tampak seperti ingin menangis. "Lord Soobin, apakah Anda baik-baik saja?" tanyanya khawatir.

Daniel mendecih mendengarnya. "Harusnya kau bertanya seperti itu padaku, Jeno. Aku yang tidak baik-baik saja di sini."

Sang tangan kanan raja mengangkat alisnya bingung. "Apa yang terjadi, Your Majesty?" tanyanya penasaran—menatap heran pada sang tuan yang sedari tadi mengelus kepalanya.

Si Penguasa Neverland melirik si pemuda manis yang duduk tak jauh darinya. "Bocah itu menjambakku," ujarnya. "Kuat sekali sampai rasanya kepalaku mau copot. Dia pasti banyak mendapatkan rambutku." Cibirnya kesal teringat bagaimana pemuda manis berwajah polos itu tiba-tiba saja menerjang lalu dengan beringas menjambak rambutnya, tepat setelah mengatainya gila.

Soobin yang mendengar itu menatap Jeno mengiba—netranya sudah berkaca-kaca dengan pipi semerah tomat. Kemudian, ia dengan takut-takut membuka tangannya yang terkepal untuk ditunjukkan pada Jeno. Seketika itu pula ia langsung menitikkan air mata begitu mendapati banyak helaian rambut di sana—rambut Daniel.

Jeno hanya bisa ternganga melihatnya. Pria itu meringis, mengasihani sang tuan yang pasti sangat kesakitan—demi Tuhan, helaian rambut di telapak tangan Soobin banyak sekali! Ia hanya bisa berdoa semoga tuannya tidak botak.

Perjalanan dari Neverland ke Jinju begitu melelahkan untuk Soobin sehingga membuat kesabarannya menjadi setipis tisu. Sensitif. Jadi, ketika tadi Daniel menggodanya dengan mengatakan tidak janji akan berbuat macam-macam padanya sontak saja membuat Soobin kesal. Pemuda manis itu tanpa pikir panjang langsung berlari menerjang Daniel yang berdiri tak jauh darinya. Sang Raja yang tidak siap dengan serangan tiba-tiba itu hanya bisa pasrah ketika Soobin dengan beringas menjambak rambutnya hingga ia terjatuh, bertumpu pada kedua lututnya dengan kepala yang tertunduk. Ia berusaha melepaskan cengkraman Soobin pada rambutnya, namun entah dirasuki apa, pemuda itu tiba-tiba saja seolah memiliki kekuatan super yang membuat cengkraman tangannya sulit sekali untuk dilepaskan. Alhasil, Daniel mau tidak mau harus menyentak tangan Soobin cukup kuat hingga akhirnya terlepas—karena jika ia tak melakukannya, ia tak tahu apa yang akan terjadi pada rambutnya. Demi Tuhan, jambakan Soobin kuat sekali hingga kepala Daniel terasa sangat perih, sampai-sampai ia mengira kepalanya bisa copot kapan saja!

"Ha-habisnya... hiks..." Soobin menatap Daniel dengan mata basahnya. "Habisnya A-anda menyebalkan sekali!" ujarnya sembari mengusap air mata yang mengalir di pipi dengan ujung sweaternya.

Melihat Soobin menangis, dua lelaki lain di ruangan itu sontak terkejut bukan main. Mereka—terutama Daniel, tak menyangka jika Soobin akan menangis. Sungguh, Daniel memang kesal, tapi ia juga tidak sampai hati kalau melihat Soobin begini.

I Woke Up As a Villain [Yeonbin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang