Get a Grip, Your Majesty.

6.1K 569 102
                                    

BAGIAN 12: GET A GRIP, YOUR MAJESTY.

🌺🌺

Suara ketipak-ketipuk sepatu kuda menggema seiring melajunya kereta kuda yang Soobin naiki melewati jalanan berbatuan rapi. Tetesan embun pagi meluncur jatuh dari dedaunan yang berembus tertiup angin—mengantarkan udara dingin yang menyegarkan di bulan Juli yang panas. Soobin duduk dengan tenang, membiarkan tirai jendela terbuka untuk melihat pemandangan sepanjang perjalanan. Terkadang hidungnya mengkerut lucu ketika angin segar pagi hari menerpa wajahnya—membuat pipi gembilnya merona kemerahan karena udara dingin.

Barisan pohon ginkgo yang daunnya tumbuh subur menjadi pemandangan utama sepanjang perjalanannya ke Istana Neverland. Ya, Soobin akan ke istana setelah sekian lama—dengan terpaksa tentu saja—setelah Minhyuk semalam tiba-tiba memberitahunya jika Soobin harus ke istana esok paginya untuk memperingati upacara kematian mendiang raja dan ratu Neverland sebagai perwakilan Duke Lee dan Minhyuk yang tidak bisa datang. Ayah mereka masih di Abyssinia, sedang Minhyuk mendapat tugas dari si raja iblis itu untuk membangun rumah-rumah warga yang terdampak longsor di daerah bernama Tartar. Letaknya berada jauh di pedalaman Neverland, di lereng gunung Halla. Satu hari penuh perjalanan dengan kuda dan Soobin tidak tahu kapan kakaknya pulang—bisa sebulan atau mungkin lebih.

Esok pagi itu adalah hari ini. Soobin berangkat dari mansion pukul enam pagi di saat matahari masih malu-malu menampakkan dirinya. Kata Minhyuk, upacara peringatan kematian raja dan ratu hanya dihadiri para bangsawan yang diundang oleh His Majesty—sedangkan rakyat biasa mendapatkan satu hari libur dari pekerjaan untuk berkabung. Soobin tidak habis pikir bagaimana bisa kakaknya itu membiarkan dirinya kembali ke kandang harimau, namun mereka tak punya pilihan lain. Mereka harus datang, atau bisa dianggap memberontak pada Sang Penguasa Neverland.

"My Lord, pakai ini," Injoon yang ada di kursi depan menyodorkan syal rajut kepada Soobin. "Pipi Anda sudah merah sekali. Anda kedinginan."

Soobin menerima syal dari Injoon dengan ringisan, langsung memakainya melingkari lehernya. "Terima kasih, Injoon."

Si pelayan mengangguk, "Sama-sama. Sebaiknya Anda tutup tirainya jika kedinginan, My Lord."

Si pemuda manis menggeleng, tanda sebagai penolakan. Ia lebih baik menikmati pemandangan di sepanjang jalan daripada harus bengong tak melakukan apapun. Lagi pula ia penasaran dengan medan jalan dari rumahnya ke istana. Saat diantar pulang oleh Jeno tempo lalu, Soobin tidak bisa melihat apapun karena gelap.

Ternyata pemandangan di sepanjang jalan indah sekali. Mulai dari barisan pohon ginkgo yang daunnya tumbuh subur hingga danau yang tampak hijau. Nun jauh di sana juga terlihat barisan perbukitan yang indah. Soobin belum pernah melihat pemandangan seperti ini sebelumnya. Di Seoul hanya ada barisan gedung perkantoran dan apartemen, juga jalanan yang dipadati oleh manusia. Tak menarik sama sekali.

"Injoon, apa kau pernah bertemu mendiang raja dan ratu?" tanya Soobin, namun tak mengalihkan pandangannya dari pemandangan yang sudah berganti menjadi pohon pinus. Ia tiba-tiba menjadi penasaran dengan sosok mendiang raja dan ratu Neverland. Seperti apa mereka? Apakah mereka raja dan ratu yang bijaksana ataukah berperangai iblis macam Daniel?

Injoon menggelengkan kepalanya, "Belum pernah, My Lord. Tapi saya banyak mendengar tentang mendiang Their Majesties. His Majesty Max konon adalah raja yang baik hati, beliau sangat dicintai oleh rakyat Neverland. Her Majesty pun sama, selain karena kecantikannya yang tersebar hingga ke seluruh penjuru negeri, Her Majesty juga dikenal pro rakyat. Beliau bahkan sedang berjuang untuk menghapus perbudakan di negeri ini ketika kudeta itu terjadi. Sayangnya, sebelum beliau berhasil menghapus perbudakan, beliau sudah wafat terlebih dulu."

I Woke Up As a Villain [Yeonbin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang