BAGIAN 6: HIS MAJESTY'S COMMAND.
🌺🌺
"Your Majesty, Pangeran David sudah tiba di Istana." Jeno menyampaikan berita itu di Senin siang. Dapat Jeno lihat Daniel melepaskan kacamata bacanya. Raja muda itu segera memakai jubahnya dan berdiri.
"Mari kita sambut teman lama, Jeno." Suaranya begitu dingin. Jeno segera mengikuti langkah tuannya menuju ruang perjamuan.
Perjalanan itu terasa panjang. Jeno tahu jika Raja ke delapan Neverland itu dingin dan tak banyak omong, namun entah kenapa Rajanya akhir-akhir ini semakin tak tersentuh. Daniel sering terlihat seolah sedang memikirkan hal yang berat meski Jeno tahu pasti tak ada masalah genting menyangkut kerajaan. Ini aneh, pikir Jeno. Seingatnya, tiga bulan lalu setelah bertemu Karina sepulangnya dari berburu, tuannya itu sedikit lebih hidup. Ia pikir Karina akan seterusnya membawa dampak baik untuk tuannya, namun entahlah.... mungkin tuannya memang sedang memikirkan masalah yang serius.
"Selamat datang di Neverland, Pangeran David." Sapaan Daniel saat memasuki ruang perjamuan mengalun gelap.
David tersenyum cerah. "Sahabatku, apa kabar? Ku dengar kau baru saja kembali dari berperang?"
Daniel mendudukkan diri di kursi Seberang David. Lelaki itu mengangguk tanda membenarkan. "Ya. Aku baru kembali kemarin malam."
"Apakah begitu genting sampai kau harus ikut berperang?"
"Tidak," Daniel menjawab, "Aku hanya ingin mencoba mainan baruku."
David terkekeh, "Aku lupa kalau kau ini maniak pedang dan darah."
Daniel mengernyit mendengarnya, "Kau bahkan lebih buruk daripada maniak darah."
"Hmm... mungkin kau benar." David menjawab tak acuh.
"Apa yang akan kau lakukan hingga kau datang secepat ini? Seingatku proyek tambang emas di wilayah Tsom baru akan beroperasi minggu depan."
"Ayolah, kawan. Kau tidak rindu sahabatmu ini?"
"Tidak usah berbasa-basi, Pangeran David."
David tersenyum mendengarnya. Ia menyenderkan punggungnya di sandaran kursi, "Kau memang tidak bisa dibohongi, Your Majesty. Tujuanku ke sini lebih awal adalah untuk mendekati anak Duke Lee."
"Lord Minhyuk?"
"Astaga Choi, kau tahu jelas siapa yang ku maksud." David menatap tajam, "Lord Soobin yang ada di sini, bukan Minhyuk. Jangan kira karena kau dan Jeno tidak memberitahuku nama pemuda manis itu, maka aku akan menyerah begitu saja."
"Jangan bermain-main, David." Suara Daniel begitu dingin, seperti iblis yang memanggil-manggil dari kegelapan. David mengernyit mendengarnya.
"Aku tidak sedang tidak bermain-main, Dan," David mendesis, "Apa masalahmu sebenarnya? Lalu.... kenapa anak Duke Lee ada di sini? Kau tidak berniat menjadikannya selirmu, kan?"
Daniel terdiam. Pria itu menatap lekat-lekat netra David. Daniel sudah mengenal David sejak kecil. His Majesty Max—ayahnya—dan Kaisar Haaland—ayah David—berteman baik. Keduanya kemudian ikut berteman seperti ayah mereka setelah kerap bertemu dalam pesta. Boleh dibilang keduanya cukup dekat hingga sampai tahap memanggil nama masing-masing tanpa gelar. Mengenal dekat David membuat Daniel memahami pria itu cukup baik. David tidak akan melepaskan orang yang membuatnya tertarik. Boleh dibilang, David adalah tipikal pria yang akan melakukan segala cara agar targetnya menjadi milik pria itu—apapun dan bagaimana pun caranya.
"Dan.... Jangan bilang dia selirmu." David berujar tajam, "Kau baru bertunangan dengan Lady Karina, tidak seharusnya kau sudah mempunyai seorang selir—''
KAMU SEDANG MEMBACA
I Woke Up As a Villain [Yeonbin]
FanfictionChoi Soobin, seorang mahasiswa semester tiga, kaget ketika ia mendapati dirinya terdampar dalam dunia novel yang dibacanya. Yang lebih parah, ia bertransmigrasi menjadi tokoh antagonis figuran yang dalam dua kali sebut sudah langsung mendapat ekseku...