BAGIAN 18: WHAT'S WRONG WITH HIM?
🌺🌺
Setelah pulangnya sang ayah dan kakak, Soobin memutuskan untuk ke gudang di dekat pavilion Timur daripada buru-buru kembali ke pavilion Barat. Dia baru saja ingat akan 'peninggalan'nya di sana. Soobin jadi bertanya-tanya apakah harta karunnya masih tersimpan dengan baik atau sudah ditemukan oleh pelayan yang membersihkan gudang? Mengingat sudah enam bulan berlalu, bisa saja gudang itu telah dibersihkan, bukan?
Ia berharap agar harta curiannya tetap utuh di balik lemari gudang. Bisa gawat jika pelayan menemukannya dan melaporkannya pada Daniel. Raja Iblis itu pasti akan langsung tahu jika dialah pelakunya mengingat Iblis itu sempat memergokinya pada malam ia menyimpan emas curiannya.
Dengan santai, dilangkahkan kakinya menuju pavilion Timur. Sesekali mata bulatnya mengedar, waspada kalau-kalau ia bertemu Daniel ataupun Karina. Soobin belum ingin bertemu mereka. Ia harus memikirkan rencananya matang-matang terlebih dahulu sebelum 'berperang' dengan dua tokoh utama—mengingat rencana utamanya telah gagal total. Bagaimana ia bisa menghindari dua tokoh utama itu sedangkan sekarang saja ia ditawan di istana? Maka dari itu, Soobin harus beralih ke rencana selanjutnya yaitu menempeli Daniel sampai raja itu muak lalu memulangkannya. Tapi jujur saja, sampai sekarang Soobin masih bingung bagaimana cara ia memulai menempeli Daniel disaat untuk dekat-dekat dengan Raja Iblis itu saja ia sudah ogah duluan.
Saat melewati kamar pavilion Timur yang kemarin ditinggalinya, Soobin tercenung. Pavilion Timur tampak sepi. Tak ada tanda-tanda kehidupan di sana. Para pelayan kemarin pasti telah ditarik untuk bekerja di pavilion lain.
Si pemuda manis kembali melanjutkan perjalanannya menuju tujuan. Sesampainya di gudang, tanpa basa-basi Soobin langsung membuka palang yang mengunci pintu. Dia hanya membuka sedikit pintu itu lalu masuk setelah memastikan tidak ada siapapun yang memergoki aksinya.
Gudang itu tampak temaram, cahaya hanya didapat dari lubang angin yang berfungsi sebagai ventilasi sekaligus sumber penerangan. Dengan cepat, dilangkahkan kakinya menuju lemari yang masih berdiri kokoh di sana. Si pemuda manis menggeser lemari itu dengan sekuat tenaga sembari merutuk kesal. Ia tinggi tapi kenapa ia begitu lemah? Apa karena dia tak suka olahraga? Kalau begini caranya, bagaimana ia akan melawan Daniel jika suatu saat diperlukan pergulatan fisik? Sebelum ia sempat menampar Daniel, mungkin lelaki itu sudah terlebih dulu menghunuskan pedang kebanggaannya padanya. Pemikiran itu membuat Soobin jadi jengkel sendiri.
Begitu lemari telah tergeser, Soobin membeku ketika tak mendapati kantung hitamnya di sana—melainkan selembar perkamen sebagai gantinya.
Kemana perginya harta curian berharganya itu?
Ragu-ragu, Soobin berjongkok untuk mengambil kertas itu dari lantai, membuka lipatannya, dan membaca goresan tinta di atas perkamen.
Si pemuda manis berdecak jengkel saat membaca tulisan di surat itu. Isinya tulisannya adalah; "Mencari cangkir tehmu, Soobin? Sayang sekali aku sudah mengambilnya, pencuri cilik."
Dengan kesal Soobin meremas kertas puyer itu, membuangnya ke lantai, lalu menginjak-injaknya sekuat tenaga sembari membayangkan jika Si Iblis Neverland lah yang sedang ia injak.
Daniel sialan! Pasti Daniel yang menemukan harta karunnya dan menulis surat karena tahu Soobinlah yang menyembunyikan emas-emas itu. Siapa lagi yang berani meninggalkan surat dengan nada mencemooh seperti ini? Iblis itu benar-benar!
🌺🌺
"Lady Karina, berita buruk!" Minjeong berlari terburu-buru menghampiri Karina yang sedang belajar membaca di kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Woke Up As a Villain [Yeonbin]
FanfictionChoi Soobin, seorang mahasiswa semester tiga, kaget ketika ia mendapati dirinya terdampar dalam dunia novel yang dibacanya. Yang lebih parah, ia bertransmigrasi menjadi tokoh antagonis figuran yang dalam dua kali sebut sudah langsung mendapat ekseku...