Four-Leaf Clover.

6.9K 601 235
                                    

BAGIAN 22: FOUR-LEAF CLOVER.

🌺🌺

Semburat cahaya oranye di ufuk timur merambat melewati pepohonan, menyambut hangat pagi hari yang berkabut di Jinju. Desiran angin yang mengalun di sela-sela dedaunan, juga suara kicauan-kicauan burung di kejauhan membuat suasana semakin syahdu bak alunan musik relaksasi yang sangat pas untuk kembali melanjutkan tidur. Hal itulah yang dilakukan oleh Soobin sekarang. Tubuh pemuda manis itu semakin tergelung, meringkuk serupa larva dalam pupa akibat nyamannya buaian. Merasakan kakinya dingin, tangan mantan calon ratu itu meraba-raba sekitar guna mencari selimut yang akan digunakan untuk menghangatkan kakinya.

Wajahnya terlipat dengan mata tertutup ketika ia tangannya tak mendapati selimut yang bisa digapainya. Lantas Soobin memilih untuk menggeser tubuhnya, semakin merapatkan dirinya pada seseorang yang tidur di sampingnya. Salah satu kakinya kemudian terangkat, jatuh menimpa kaki orang itu. "Injoon, dingin...." Rengeknya pelan masih dengan mata tertutup.

Merasakan gerasak-gerusuk di sampingnya, juga karena lengan dan kakinya yang terasa lebih berat karena tertimpa oleh sesuatu, Daniel mengusap-usap matanya dengan tangannya yang bebas. Pelan, netra serupa rubah miliknya terbuka sedikit demi sedikit. Pupil matanya melebar kemudian mengecil, menyesuaikan dengan kegelapan yang lama-lama menjadi semakin terang dengan masuknya sedikit cahaya yang menembus gorden putih yang terpasang apik di jendela kamar.

Jantung sang raja berdegup kencang ketika ia merasakan embusan napas teratur di lehernya dan mendapati Soobin yang tidur dekat sekali dengannya—memeluknya. Mantan tunangannya itu tidur menyamping—kepalanya berada di lengannya, satu lengannya melingkari pinggangnya, sedangkan kakinya menimpa miliknya. Netra sang raja mengedar dan melihat selimut yang semalam mereka perebutkan sudah terhempas ke pojok kamar, entah siapa yang menendangnya—bisa dirinya atau Soobin ketika mereka tidur pulas.

Daniel tetap di posisi itu hingga beberapa menit setelahnya. Pria itu sibuk mengatur degup jantungnya yang bertalu-talu. Sang Raja menahan napasnya saat melihat Soobin yang semakin tergelung, semakin mengeratkan pelukannya. Daniel menggeleng pelan. Tidak. Ia tidak bisa terus begini atau jantungnya akan meledak. Maka, saat merasakan lengannya mulai mati rasa, Daniel segera mengambil bantal yang tergeletak tak jauh darinya. Pelan, disingkirkannya lengan Soobin yang melingkar di perutnya dan diangkatnya kepala si pemuda manis lalu dengan hati-hati menidurkannya pada bantal.

"Hngg...." rengek Soobin lagi. Pemuda manis itu mencebikkan bibir dalam tidurnya, merasa terganggu akan perbuatan Daniel.

Daniel menggelengkan kepala melihatnya. Ia kemudian menggeser pelan kaki Soobin yang menimpa kakinya. "Tidurmu sungguh berantakan...." Gumam Daniel geli ketika melihat si pemuda manis yang kini membalikkan tubuhnya—kini tertidur menyamping membelakanginya.

"Injoon, aku kedinginan." Lagi-lagi rengekan Soobin terdengar disertai dengan tepukan-tepukan pelan dari tangannya sendiri di pahanya. Daniel mengerutkan dahinya, diputuskannya untuk mengamati pemuda itu sebelum ia ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Mungkin sudah ada dua menit ia melihat Soobin yang masih setia menepuk-nepuk pahanya sendiri—terkadang malah berpindah menepuk-nepuk bokongnya seolah mencari rasa nyaman dan aman agar bisa tertidur pulas. Seberkas lengkungan tipis terbentuk di bibir sang raja. Apakah Soobin tidak bisa tidur pulas kalau tidak ditepuk-tepuk? Seperti bayi saja, pikirnya gemas.

Ia segera bangkit mengambil selimut, lalu dengan hati-hati seolah takut mengganggu, diselimutinya si pemuda manis yang masih saja merengut dalam tidurnya. Soobin mengerutkan dahinya begitu merasakan kehangatan menyelimuti tubuhnya. Daniel yang melihat itu mengelus pelan rambut si pemuda manis sebelum berlalu pergi ke kamar mandi.

🌺🌺

Soobin membuka matanya perlahan. Ia menatap langit-langit kamar yang begitu asing untuknya. Si pemuda manis sempat panik untuk sesaat, namun ketika otaknya telah bekerja memberitahu bahwa ini adalah kamar yang ditempati selama di Jinju, ia menjadi tenang.

I Woke Up As a Villain [Yeonbin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang