The Second Prince and A Touch of Darkness.

5.8K 527 211
                                    

BAGIAN 20: THE SECOND PRINCE AND A TOUCH OF DARKNESS.

🌺🌺

Keperluan Soobin telah diletakkan di dalam kotak kayu yang akan diangkut ke dalam kereta. Saat ini, si pemuda manis sedang berdiri kaku di sebelah Daniel. Selepas Si Iblis Neverland mengetahuinya berpura-pura sakit, Soobin memilih untuk menutup mulutnya rapat-rapat—terlalu takut jika ia membuka mulut, maka Daniel akan menghukumnya karena telah berbohong kepada raja. Jadi, yang bisa dilakukannya hanya bengong menatap para pelayan yang silih berganti memasukkan barang-barang yang diperlukan untuk perjalanan pulang-pergi selama kurang lebih sepuluh hari ke Jinju.

Si pemuda meringis begitu melihat kereta barang telah penuh dengan peti-peti kotak yang entah berisi apa saja—mungkin kebanyakan berisi baju hingga makanan. Sebanyak itu? batin Soobin merana. Ia sudah pasrah menerima jika ia akan terjebak dengan Daniel setidaknya selama sepuluh hari ke depan. Meski enggan, memangnya apa yang bisa Soobin lakukan? Setidaknya ia sudah mencoba dengan cara berpura-pura sakit agar tidak ikut Daniel ke Jinju—meski gagal total. Soobin tidak habis pikir kenapa Daniel susah sekali dibohongi? Padahal cara itu—pura-pura sakit—sering berhasil di drama yang Soobin tonton bersama Beomgyu.

"My Lord!" suara cempreng Injoon terdengar. Pemuda itu berlari tergopoh menghampiri sang tuan. "Maaf, saya telat. Saya harus menyelesaikan tugas saya dulu di Wayna."

Soobin yang melihat Injoon menenteng tas bepergian membelalakkan matanya. Apakah Injoon akan ikut dengannya ke Jinju?

"Oh astaga, mohon ampuni saya, Your Majesty!" Injoon membungkuk begitu menyadari Daniel di sebelah Soobin. "Maaf saya tidak menyapa Anda terlebih dahulu—sebab saya hanya melihat Lord Soobin tadi." Lanjut pemuda itu lirih saat menyebutkan alasannya.

Daniel hanya mengangkat alisnya mendengar alibi Injoon. Pemuda itu tidak melihatnya yang sebesar ini? Tidak dapat dipercaya! Sang penguasa Neverland kini melirik Soobin yang diam-diam cekikikan sembari menatap Injoon—seolah puas dengan jawaban sang pelayan pribadi.

"Soobin." Panggil Daniel pelan.

Si pemuda manis terkesiap begitu mendengar suara sang raja yang terdengar mengancam. Kenapa dia yang diperingati? Kan yang bersalah Injoon! Meski menggerutu di dalam hati, dengan cepat dihentikan tawa cekikikannya yang tanpa suara itu, digantikan dengan raut wajah—semoga—paling polosnya. "Ya?" balas Soobin. "Your Majesty, apakah Injoon akan ikut kita ke Jinju?" tanyanya mengalihkan topik dengan nada manis luar biasa—menjilat.

Daniel mengangkat sebelah alisnya begitu mendengar nada manis dari Soobin. Sang Raja menatap Soobin datar. Memangnya Daniel tidak tahu kalau pemuda itu bertingkah manis begini karena ada maunya? Pertama, agar dia melupakan insiden pura-pura sakit pemuda itu, dan yang kedua agar Injoon diizinkan ikut mereka ke Jinju. Daniel yakin sekali jika sedang tidak ada maunya, Soobin pasti akan kembali bersikap seolah tak mengenalnya—seperti yang biasa dilakukannya setelah pembatalan pertunangan mereka.

"Kau mau Injoon ikut?" tanya Daniel.

Sudut bibir Soobin berkedut kesal, namun dengan cepat berganti dengan senyuman manis yang menampilkan lesung pipinya. Masa bodoh dengan harga diri—untuk sekarang ini ia harus bisa membawa Injoon bersamanya. "Tentu saja, Your Majesty. Dengan kemurahan hati Anda itu, tentunya Anda akan mengizinkannya, kan?"

Daniel mengalihkan tatapannya dari netra Soobin yang berbinar bak bintang paling terang di kegelapan malam. Sang Raja berdeham sebelum menjawab. "Apa kau bodoh? Tanpa kau minta pun, Injoon sedari awal memang akan ikut. Memangnya kau pikir untuk apa dia ke sini membawa tas bepergiannya? Dan sedikit informasi untukmu, aku tidak murah hati." balasnya panjang lebar dengan nada yang terdengar begitu menyebalkan di telinga Soobin.

I Woke Up As a Villain [Yeonbin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang