1

1.1K 97 16
                                    

Seorang pria berparas cantik tengah membawa sebuah kopernya dengan raut wajah yang sudah lelah, bulir keringat menghiasi wajahnya yang memiliki struktur bagus. Ia merutuki nasibnya yang begitu menyedihkan di kota orang.

"Sialan." Umpatnya dalam hati.

"AARRGHHH!!" Ia berteriak frustasi seraya mengacak rambutnya layaknya orang gila membuat dirinya kini menjadi pusat perhatian.

"Wanita sialan!!" Pekiknya lagi meluapkan emosinya seraya menghentak-hentakkan kakinya di aspal jalanan.

"Aku rasa dia sudah gila."
"Malang sekali."

Sepertinya pria itu bisa dikatakan gila, tidak, hampir gila. Itu semua karena dirinya yang sudah diusir dari Shanghai, tempat lahirnya. Ia pun nekat pergi ke Beijing dengan niat memulai kehidupan baru, mencari pekerjaan baru dan membeli apartment baru. Tetapi malangnya, pria itu ditipu melalui pembelian apartment online. Ia tidak memiliki uang banyak karena sudah habis untuk membeli apartment yang ternyata penjualnya adalah penipu, sungguh malang nasib Xiao Zhan.

"Aku tidak memiliki apa-apa...." Gumamnya lirih dengan berlinang air mata dan kembali melangkahkan kakinya dengan membawa koper berukuran besar.

Ia memasuki lorong yang isinya para tunawisma dan gembel yang memang menjadikan lorong tersebut sebagai tempat tinggal. Zhan memperhatikan mereka seraya menelan ludahnya susah payah.

"Aku tidak harus menjadi mereka, kan?" Batinnya takut. Ia tidak ingin tidur di aspal jalanan dengan beralaskan karton, itu sangat memalukan.

"Hei nak, kemari lah, apa kau tidak memiliki karton?" Tanya salah seorang kakek tua yang berpenampilan kacau dan kotor berniat untuk menawarkan Zhan karton karena pria itu masih berdiri mematung di sana.

"Ah? Ti-tidak, terima kasih!" Jawabnya seraya tersenyum kikuk dan segera pergi dari sana.

Zhan menendang-nendang bebatuan yang ia temui di jalan. Sesekali ia mengumpat kesal dan berbicara sendiri layaknya orang gila membuat beberapa orang di sana memandanginya heran.

Zhan melirik ke sana ke mari mencari suatu tempat yang dapat ia kunjungi, setidaknya layak untuk ia singgahi. Pandangan Zhan tertuju pada sebuah bangunan yang bertuliskan Kantor Polisi.

"Aku harus melaporkan wanita sialan itu." Gumamnya seraya tersenyum sumringah dan berlari ke kantor polisi tersebut.

Zhan melangkah masuk dan memperhatikan ruangan tersebut mencari seseorang yang dapat membantunya.

"Kami tidak menerima pengemis." Ujar salah seorang detektif di sana.

Zhan membelalakkan matanya syok dan memperhatikan tubuhnya, memang sudah terlihat seperti pengemis.

"Hei! Aku bukan pengemis!!" Bentaknya membela diri. Manusia normal mana yang terima dikatai pengemis.

"Ups! Maaf-maaf, ada masalah apa, pak?" Detektif tersebut terkekeh kecil seraya menggaruk tengkuknya polos dan menyodorkan Zhan sebuah kursi.

"Kenapa kau sangat menyebalkan!" Cibir Zhan kesal. Pria itu sangat membuatnya naik darah.

"Hehe, apa yang membuat anda ke mari?"

"Aku ditipu, wanita sialan itu sudah menipuku dan mengambil semua uangku, bahkan aku tidak memiliki uang sepeser pun sekarang." Keluh Zhan menumpahkan semua isi hatinya pada detektif yang tampak fokus mendengarkannya.

"Wanita sialan siapa yang kau maksud?" Tanyanya bingung.

"Wanita sialan dari aplikasi YO." Zhan merogoh ponselnya dan menunjukkan aplikasi yang dimaksud pada detektif tersebut.

Two Different People Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang