Prolog

1.6K 114 2
                                    


Seorang pria yang baru saja menjadi ayah tengah memandangi putranya yang kembar. Pria itu meneteskan air matanya dan menggendong salah satu putranya yang akan ia berikan kepada seseorang yang sudah terikat perjanjian dengannya.

Pria itu menyelimuti sang bayi dengan selimut dan menggendongnya kemudian berjalan keluar dari rumah sakit menuju halaman belakang yang terlihat gelap. Pria itu berjalan di tengah derasnya hujan dan dinginnya angin malam. Bayi itu terus menangis.

Pria itu menghampiri seorang pria berjas cream dengan banyak bodyguard di belakangnya.

"Hand over the child you promised me."
(Serahkan anak yang kamu janjikan padaku.)

Ujar seorang pria bertubuh tinggi dengan pakaian formal bewarna cream beserta beberapa bodyguard di belakangnya.

"Take good care of him."
(Jaga dia baik-baik.)

"That is for sure."
(Itu sudah pasti.)

Seorang ayah tersebut meneteskan air matanya dan menahan sesak di dadanya, kemudian mau tidak mau ia memberikan salah satu bayinya kepada pria yang berasal dari Italia tersebut.

Pria asing tersebut pun menyambut bayi laki-laki yang diberikan padanya dan menggendongnya erat.

"Give him the money."
(Berikan dia uangnya.)

Salah satu bodyguardnya pun mengambil sebuah koper hitam yang sudah mereka siapkan dan menyodorkannya pada seorang ayah tersebut. Pria itu dengan senang hati menerimanya, walaupun sebenarnya hatinya terasa sangat sesak.

"You don't have any relationship with this child after I leave here, forget it and don't ever look for him."
(Kamu tidak punya hubungan apa pun dengan anak ini setelah aku pergi dari sini, lupakan saja dan jangan pernah mencarinya.)

Ujar pria asing tersebut dan melangkah masuk ke dalam mobilnya. Perlahan mobil tersebut berjalan dan mulai tak tampak lagi di pandangan.

Pria yang masih berdiri di bawah hujan tengah meneteskan air matanya, ia baru saja menjual sang putra.

"Maafkan ayah."

••●✿✿✿●••

Seorang anak berusia 10 tahun tengah dimasukkan ke dalam sebuah kandang hewan buas dengan niat melatih keberanian sang anak.

"Come on, save yourself."
(Ayo, selamatkan dirimu.)

Anak tersebut hanya memegang sebuah belati dengan ukiran khas yang dibuat oleh pria bernama Mr. Bandone yang merupakan ayahnya.

Anak tersebut menatap harimau yang berada di depannya, memperhatikan setiap gerak gerik dari hewan buas tersebut seraya menodongkan belatinya bersiap untuk mendaratkannya kala harimau itu menyerangnya.

"Kill the tiger if you want food."
(Bunuh harimau itu jika ingin makanan.)

Anak tersebut mulai menguatkan cengkraman nya pada belati kemudian saat harimau tersebut melangkah maju, ia mendaratkan belatinya dengan sempurna dan menghindar dengan sekuat tenaga dari serangan harimau tersebut, walaupun ia terkena beberapa cabikan di punggung dan perutnya. Tetapi itu bukanlah hal yang susah untuk dia hadapi, situasi seperti ini sudah sangat biasa dilaluinya. Diberikan beberapa tantangan dan misi oleh ayahnya agar melatih kepribadiannya, dan dengan niat mewariskan jiwa mafia pada anak tersebut.

Hingga saat beranjak dewasa pria itu sudah terkenal kejam di kalangannya. Selalu membunuh dengan mudah setiap musuh ayahnya. Semua orang sangat bangga pada anak tersebut, selain tampan, ia juga memiliki jiwa berani.

Pria tinggi dengan rambut tertata rapi, tatapan mata yang tajam dan rahangnya yang tegas membuat aura dingin terpancar darinya berdiri dengan apik menghadap sang ayah berniat untuk mengutarakan keinginannya.

"Ayah, aku ingin ke Tiongkok."

••●✿YZ✿●••

Abaikan typo.

Two Different People Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang