9

654 59 28
                                    


Zhan reflek mendorong tubuh Yibo dan meraih ponselnya kemudian mengangkat panggilan dari Wangji.

Yibo merasa kecewa saat deringan ponsel itu lebih penting daripada dirinya. Terlebih lagi ternyata penelepon adalah Wangji.

"Apa kamu sudah sampai dengan selamat?"

"Ya! Aku masih di perjalanan dan sejauh ini masih aman-aman saja."

"Syukurlah, aku sangat mengkhawatirkan mu."

"Tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja."

"Baiklah, jaga dirimu baik-baik dan kabari aku jika sudah sampai."

"Siap, pak inspektur!"

"Hahaha...kau benar-benar menggemaskan, sampai jumpa!"

"Hm, sampai jumpa!"

Tut!

Zhan mengakhiri teleponnya dengan sebuah senyuman senang. Entahlah mengapa ia sangat senang mendengar Wangji mengatakan khawatir padanya.

Zhan menyimpan ponselnya dan tak sengaja menoleh ke arah Yibo yang tengah menatapnya tajam tidak suka.

"A-apa ada yang salah?" tanya Zhan gugup dicampuri sedikit takut.

"Saya tidak suka kamu berhubungan dengan Wangji."

"Tapi...kami hanya sebatas teman."

"Saya tidak suka, jauhi dia."

"Ah? Tapi Wangji orang baik, dia yang membantuku di saat aku tidak memiliki apa-apa."

"Kalau begitu saya juga akan bersikap baik pada kamu, lebih dari apa yang Wangji berikan."

"Hahaha...aku tidak mengerti?"

"Sudah saya katakan, saya tidak suka mengulangi ucapan."

"Ada apa sebenarnya dengan bapak?"

"Sudah berapa kali saya katakan, jangan panggil bapak."

"Baiklah Yibo, sebenarnya ada apa denganmu?"

"Tidak ada apa-apa, saya cemburu, saya tidak suka kamu berbincang dengan bahagia bersama Wangji."

Zhan terdiam dengan jantungnya yang kembali berdebar-debar kencang. Ia kembali salah tingkah setelah mendengar Yibo mengungkapkan rasa cemburunya. Yibo bukanlah orang yang pemalu, ia akan terang-terangan mengutarakan apa yang ia rasakan.

"Ekhem! Nanti kita terlambat," ujar Zhan mengalihkan dan menoleh ke jendela mobil.

Yibo mengangguk dan kembali menancapkan gas mobilnya.

••●✿✿✿●••

Wangji menatap laptopnya dengan perasaan bingung. Ia sudah berulang kali memutar rekaman cctv yang memperlihatkan wajahnya dengan jelas di sana.

"Apa jangan-jangan..."

"Aku berkepribadian ganda?!" teriak Wangji terkejut dengan asumsinya sendiri.

"Benar, kepribadian ganda adalah sikap yang berbanding terbalik dengan sikap sebenarnya dan pengidap tidak akan pernah sadar dengan apa yang dilakukan kala kepribadian keduanya mengambil alih," monolog Wangji yang terlihat semakin berpikir keras.

"Aku harus ke psikolog!"

••●✿✿✿●••

Zhan meregangkan kedua tangan seraya menghela napas lega. Pekerjaannya sudah selesai dan kini sudah masuk jam makan siang.

Zhan bangkit dari duduknya dan menyapa beberapa karyawan.

Two Different People Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang