2

923 87 10
                                    

"Eh Lan Wangji, ada apa denganmu?" Tanya Zhan bingung dan mengikuti  pria tersebut yang ia kira Lan Wangji.

Pria itu tetap diam, enggan untuk menjawab.

"Lan Wangji! Kenapa kau di sini? Bukankah seharusnya kau mencari siapa penipu itu?"

Pria tersebut menghentikan langkah kakinya secara tiba-tiba membuat kepala Zhan beradu di punggungnya.

"Aww...." Zhan meringis sakit dan mengelus-elus jidatnya.

"Tapi, kenapa kau mengenakan jas? Dan rambutmu terlihat sangat rapi." Ujar Zhan yang memainkan rambut pria tersebut.

Tampak pria itu sudah memasang raut wajah kesal. Ia menghela nafasnya kasar dan mencengkram tangan Zhan yang mengacak-acak rambutnya dan menatap kedua mata pria itu tajam.

"Tatapannya berbeda." Batin Zhan merasakan keanehan dari tatapan pria itu, sangat menusuk dan dingin. Tidak hangat dan tulus seperti Lan Wangji.

"Lan Wangji? Crazy!" Umpatnya kemudian menepis tangan Zhan kasar dan berjalan pergi dengan kesal.

Zhan memanyunkan bibirnya dan juga mengernyitkan dahi bingung.

"Ada apa dengan Lan Wangji?" Gumamnya heran.

Zhan membelalakkan matanya saat baru saja tersadar ia sudah membuang waktu untuk pertemuan interview hari ini. Zhan melihat jam di tanganya dan seketika berlari kencang ke arah ruangan interview.

••●✿✿✿●••

Zhan kembali ke apartmen Wangji setelah melakukan interview. Ia sangat lelah. Dengan segera ia merebahkan tubuhnya di ranjang guna melepaskan penatnya.

"Semoga aku diterima dan bisa pergi dari sini, aku tidak ingin merepotkannya terus-terusan." Gumam Zhan yang mulai memejamkan matanya. Ia ingin segera bekerja dan mendapatkan gaji supaya bisa menyewa apartment murah, yang pasti ia tidak ingin lagi merepotkan pria yang sudah banyak membantunya.

Seorang pria tengah memasuki laboratorium yang berada di ruangan bawah tanah perusahaanya, tempat tersembunyi.

"Bagaimana prof. Wei, apa kau sudah membuat yang ku minta?" Tanyanya pada seorang profesor yang terlihat sibuk dengan pekerjaannya.

"Sedikit lagi akan berhasil, zat ini akan sangat mematikan." Ujarnya seraya memberikan pria tersebut sebuah kristal bewarna putih kebiruan.

"Ini akan sangat menyenangkan...."

••●✿✿✿●••

Lan Wangji pagi ini sudah terlihat sangat rapi. Ia harus berangkat lebih awal supaya bisa menuntaskan kasus yang begitu banyak, membuat kepalanya berdenyut sakit.

Ia memperhatikan sosok pria yang masih terlelap di atas ranjang. Wajah pria itu yang terlihat sangat menggemaskan membuat Lan Wangji selalu mengukir senyuman salah tingkah.

"Dia sangat menggemaskan." Batinnya.

"ARGHHHH!!" Tiba-tiba saja Zhan berteriak dan meloncat dari ranjangnya membuat Wangji menatapnya heran.

"Apa yang terjadi?"

"Aku baru saja mimpi bertemu dengan monyet raksasa." Ujar Zhan seraya bergidik ngeri.

Sontak Wangji tertawa terbahak-bahak setelah mendengar jawaban Zhan. Benar-benar membuatnya tak habis pikir.

"Kenapa kau tertawa?" Tanya Zhan yang merasa malu.

"Apa kau takut monyet?"

"Monyet itu sangat menyeramkan, wajahnya jelek."

"Kau tidak bisa menghinanya seperti itu." Wangji menasihati diikuti dengan terkekeh kecil.

Two Different People Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang