5

686 64 5
                                    


Zhan dengan senyuman lebar memasuki ruangan dan menyapa beberapa karyawan di sana. Seperti biasa, tidak ada satupun yang menyahuti sapaannya. Mereka semua terlihat acuh tak acuh.

Zhan hanya dapat menghela nafas karena sudah menjadi hal biasa ia diabaikan. Ia segera duduk di kursinya dan langsung memainkan monitor untuk mengerjakan beberapa tugas yang diberikan oleh atasan.

"Tuan, pria itu bernama Xiao Zhan, berusia 26 tahun dan seorang staf junior," ujar anak buah Mr. Lion yang diperintahkan untuk mencari tahu tentang pria yang akhir-akhir ini selalu memanggilnya Wangji.

"Suruh dia ke mari," ucap Mr. Lion dengan nada datar.

"Siap, tuan!"

Pria itu pun bergegas menuju ruangan staf junior. Sesampainya di sana ia mencari keberadaan pria yang bernama Xiao Zhan.

"Siapa Xiao Zhan?" tanya pria itu kepada semua orang yang berada di ruangan.

Merasa terpanggil, Zhan pun mengacungkan tangannya dengan raut wajah bingung.

"Bos memanggilmu," ujar pria itu kemudian berlalu pergi.

Zhan mengedipkan matanya berkali-kali karena bingung dan rasa bingungnya bertambah saat melihat semua karyawan menatapnya tajam. Mereka merasa heran karena sangat jarang sekali bos mereka memanggil staf junior seperti ini, bahkan tidak pernah, Zhan lah yang pertama.

Karena tak ingin mati penasaran. Zhan melangkahkan kakinya menuju ruangan bos mereka. CEO sekaligus pemilik di perusahaan ini.

Zhan mengetuk pintu sebanyak tiga kali kemudian ia membukanya dengan perlahan setelah mendapatkan sahutan untuk menyuruhnya masuk.

Zhan terdiam sejenak di ambang pintu kala melihat pria berwajah sama dengan Wangji tengah duduk di kursinya seraya memberikan tatapan datar padanya.

"Apakah aku salah ruangan?" batin Zhan bingung dan melirik kembali palang gelar di depan pintu, dan benar, itu adalah ruangan CEO.

"Kenapa kau masih berdiri di sana?" tanya Mr. Lion masih tetap dengan ekspresi dan nada datar.

Setelah mendengar ucapan pria itu Zhan segera masuk dan menutup pintunya kemudian berlari mendekat dengan senyuman yang kian melebar.

"Shit, kenapa dia selalu tersenyum?" batin Mr. Lion terpana dengan senyum pria itu. Jantungnya selalu berdegup kencang saat melihat senyuman khas milik Zhan.

"Wangji, apa yang kau lakukan di sini?"tanya Zhan heran.

Wajah Mr. Lion semakin terlihat muram kala mendengar nama 'wangji" disebut oleh Zhan. Ada sesuatu yang aneh ia rasakan, seperti perasaan cemburu?

"Apa kau menyewa ruangan ini?  Wah... bagaimana bisa?" Zhan berjalan ke arah sofa dan melemparkan tubuhnya kemudian mencari posisi yang nyaman masih dengan tersenyum lebar.

Mr. Lion bangkit dari duduknya dan  mendekat ke arah Zhan kemudian ia ikut duduk berhadapan dengan pemuda itu.

"Wangji, kau terlihat tampan dengan jas ini, rambutmu juga tertata rapi, sangat tampan" ucap Zhan melirik Mr. Lion dari atas hingga bawah.

Mendapatkan pujian seperti itu jantung Mr. Lion semakin tak karuan. Tetapi di sisi lain juga merasa marah sebab pujian itu tertuju pada Wangji, bukan untuknya.

"Saya bukan Lan Wangji," ujar Mr. Lion menatap kedua mata Zhan dengan penuh keseriusan.

Zhan terdiam dengan mulut terbuka dan mata yang terus berkedip karena syok, bingung, dan lain sebagainya.

"HAHAHAHA! aku tau maksudmu sekarang, kau bukan Lan Wangji tetapi CEO Lan Wangji, kan?" ujar Zhan dengan tawanya.

"Saya bukan Lan Wangji."

Two Different People Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang