Mendengar suara Mahen yang tiba-tiba, membuat jantung Kala hampir saja melompat keluar. Kepala Kala menghadap tubuh tinggi Mahen dan matanya tidak bisa lepas menatap kedua bola mata laki-laki itu. Dan dengan seketika tangan Kala terangkat untuk meninju perut Mahen, tidak pelan, tapi sedikit kencang.
"Ouchh..." Mahen berpura-pura kesakitan setelah menerima tinjuan dari Kala.
"Lebay!" sahut Kala, lalu gadis berambut pendek itu melanjutkan membaca undangan pernikahan yang berada di tangannya sejak tadi. Tak lama kedua mata Kala kembali melirik Mahen yang masih berdiri di sisi meja Kala dan Arelle. "Jadi, nama nyokap lu Kanaya?"
Mahen menghela napasnya. "Iya..."
"Terus lo jadi kakaknya Arelle gitu?" Kala kembali bertanya tanpa melepaskan tatapannya dengan Mahen.
"Lebih tepatnya, salah satu kakaknya Arelle," jawab Mahen dengan bangga, lalu menatap Arelle sambil memberikan senyum bercanda. "Ya gak, Rel."
Seketika Kala menyeritkan dahinya karena bingung. "Lah? Emang kakak lo berapa?"
"Dua," balas Mahen.
"ANJRITT!!!" Lagi-lagi Kala berteriak, lalu Arelle dengan cepat langsung mencubit perut Kala yang tertutup dengan kemeja putih sebagai seragam sekolah hari Senin. "Minimal lo kenalin gua ke kakak lo lah, anjir!"
Arelle masih mencubit perut Kala. "Gua aja gak tau kakaknya Mahen kayak gimana, lo lagi minta dikenalin."
Ucapan Arelle membuat Kala menoleh menatapnya seraya mengusap perutnya yang sakit karena cubitan yang diberikan oleh sahabatnya. "Ya, siapa tau jodoh, we never know."
"Lu nanti dateng aja ke nikahan nyokap gua sama bokapnya Arelle," sahut Mahen yang masih berdiri dengan sempurna.
Kala memberikan tawa corporate. "Yakali gua gak dateng, bjir."
"Awas lu kalau gak dateng!" Arelle berbicara kepada sahabatnya dengan nada mengancam.
"Pasti gua dateng lah, Rel. Pertama, bapak lo ganteng banget. Kedua, siapa tau kakaknya Mahen juga ganteng, terus jodoh gua," timpal Kala dengan berbicara ngasal. "Malahan tadinya rencana gua, gua mau jadi ibu sambung lo aja, Rel."
Mahen yang sedari tadi hanya berdiri dan berbicara saja, kini Mahen menggerakkan tangannya untuk memberikan sentilan di kepala Kala. "Kata gua, lu banyak-banyak tobat, banyak-banyak sadar diri."
Disisi lain, Arelle menatap Kala dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Arelle benar-benar tidak menyangka bahwa sahabatnya selama ini memiliki rencana untuk menikah dengan Edwin, yaitu papah kandung Arelle.
"Sumpah, gue gak nyangka sih, Kal," tutur Arelle dengan nada kecewa, walaupun sebenarnya Arelle bercanda.
"Nyokap lo seleranya bagus sih, Rel," ucap Kala kepada Arelle, lalu beralih menatap Mahen. "Nyokap lo juga bagus seleranya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arelle and Her Stepbrothers
RomanceSiapa sangka setelah bertahun-tahun kepergian sang mamah, membawa Arelle berada dalam sebuah keluarga baru? Edwin memutuskan untuk menikah kembali dengan Kanaya, seorang single parent yang memiliki tiga anak laki-laki. Tentu saja pernikahan antara E...