Part 15 : Pingsan

279 12 0
                                    

Kemarin Mahen telah memberikan bocoran kepada Arelle bahwa hari ini, yaitu hari Jumat, jam pulang sekolah akan lebih cepat dari biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemarin Mahen telah memberikan bocoran kepada Arelle bahwa hari ini, yaitu hari Jumat, jam pulang sekolah akan lebih cepat dari biasanya. Hal tersebut dikarenakan OSIS mengadakan lomba olahraga, seperti turnamen futsal, basket, dan voli. 

Benar saja, guru telah mengakhiri kelas saat pukul setengah dua belas. Para siswa yang menjadi perwakilan kelas untuk mengikuti turnamen sudah bersiap untuk mengganti seragam sekolah mereka dengan kaos futsal, basket, dan voli. 

Biasanya sekolah akan langsung sepi saat jam pulang sekolah dimajukan, tetapi kali ini berbeda, suasana sekolah semakin ramai karena setiap kelas memiliki supporter yang sangat heboh dan ramai. Bahkan beberapa supporter membawa bendera kelas dan drum untuk menyemangati tim mereka. 

Disisi lain, Arelle dan Kala sedang berjalan menuju ke kantin untuk membeli minum. Mereka adalah salah satu siswa yang tidak pulang dan memilih untuk menyaksikan turnamen di lapangan olahraga sekolah. Namun sebelum pergi ke lapangan, kedua gadis itu ingin membeli minuman untuk mereka bawa. 

"Jus Jambu dua ya bu!" seru Kala dengan semangat kepada ibu sang penjual jus di kantin. 

"Siappp..." 

Disaat sang penjual jus membuatkan pesanan mereka, Kala menatap Arelle yang sedang berdiri di sebelahnya seraya memainkan ponsel. "Mau liat apa? Futsal, basket, atau voli?" 

"Futsal atau basket ya?" Arelle menatap Kala untuk meminta pendapatnya. 

"Futsal sih kata gua." 

"Kenapa?" 

"Ada crush gue disitu." 

Arelle menghela napas. "Oh gitu? Siapa crushnya?" 

Kala mendekat ke arah Arelle seraya tersenyum dengan pipi yang memerah, lalu dia membuka mulutnya untuk berbisik. "Rendy." 

"Rendy IPA 3?" Arelle bertanya memastikan dan dijawab anggukkan kepala dengan semangat oleh Kala. 

"Oke, ayo nonton futsal." 

Tak lama jus pesanan mereka telah siap. Kala dan Arelle memberikan uang kepada sang penjual. Kini mereka berdua berjalan menuju ke lapangan futsal sekolah. Oh ya, sekolah ini memiliki empat lapangan, yaitu lapangan upacara sekaligus lapangan serbaguna, lalu lapangan futsal, lapangan basket, dan lapangan voli. SPP sekolah ini memang cukup tinggi, tetapi sesuai dengan fasilitas dan akademik yang didapatkan oleh siswanya. 

"Kayaknya penonton futsal lebih rame dari basket sama voli, deh," ujar Arelle saat mereka memasuki lapangan futsal. Dan benar saja, tribun sudah hampir penuh, confetti dimana-mana, terompet, bendera kelas masing-masing, dan suara drum memenuhi lapangan. 

"Iya anjir, gua kira gak serame ini," sahut Kala yang tidak kalah terkejut. 

Kala menolehkan kepalanya ke kiri dan kanan, mencari tempat duduk yang masih kosong untuk Kala dan Arelle tempati. Untungnya saja Kala melihat dua orang baru saja bangkit meninggalkan tempat duduknya di tribun. Dengan cepat gadis berambut pendek itu menarik tangan Arelle dan membawanya ke tempat duduk yang kosong di tribun, walaupun harus menerobos kerumunan para suporter. 

Arelle and Her StepbrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang