Widiwww terima kasih yang sudah mampir dan baca cerita ini. Jangan lupa untuk klik tombol vote dan komen yaaa
Thank u ^^
Tepat satu bulan setelah lamaran Edwin dan Kanaya dilaksanakan disebuah restaurant yang terletak di ibu kota Jakarta, kini acara pernikahan Edwin dan Kanaya dilaksanakan. Keduanya memilih hari Sabtu sebagai hari pernikahan mereka, agar mereka dapat beristirahat di hari esok, yaitu hari Minggu.
Acara pernikahan yang dimulai sejak pukul delapan pagi dengan banyaknya tamu undangan yang berasal dari keluarga besar, kerabat, dan rekan kerja Edwin dan Kanaya. Dan diantara ramainya ballroom pernikahan, seorang gadis cantik dengan rambut hitam mampu menjadi pusat perhatian orang-orang. Gadis cantik itu adalah Arelle, putri tunggal Edwin dengan mendiang Zeline.
Di hari pernikahan sang papah, Arelle menggunakan gaun panjang berwarna biru laut, dengan perhiasan anting, gelang, dan kalung untuk mempercantik diri. Sepanjang acara pula Arelle selalu bersama Mahen. Remaja laki-laki itu menggunakan kemeja putih dan jas hitam, warnanya sangat kontras dengan gaun biru laut Arelle, tetapi tetap terlihat menawan.
Saat waktu makan siang tiba, Arelle pergi bersama Mahen untuk menyantap salah satu makanan yang disediakan di pernikahan Edwin dan Kanaya. Arelle menyantap Zuppa Soup, sedangkan Mahen menyantap Dimsum. Walaupun makanan mereka berbeda, tetapi tetap saja mereka menyantapnya bersama. Namun disaat sedang asik makan, Arelle teringat dengan kedua kakak Mahen yang sejak pagi tadi hingga saat ini tidak terlihat keberadaannya.
"Kakak lo seriusan gak kesini?" Arelle bertanya dengan kedua mata yang tak lepas menatap Mahen.
Remaja laki-laki itu menelan makanan yang ada di dalam mulutnya. "Eric ngabarin bakal dateng pas makan siang."
"Itu kakak lo yang pertama ya?"
"Iya betul." Kini Mahen tersenyum sejenak dengan tetap menatap Arelle.
"Kalau kak Genta? Dia kesini gak?"
Perlahan senyuman Mahen memudar, lalu remaja laki-laki itu menundukkan kepalanya. "Gua gak yakin kalau Genta mau dateng."
Tiba-tiba saja terdengar benturan suara sepatu pantofel dengan lantai ballroom. Suaranya tidak kencang, tetapi mampu ditangkap oleh indera pendengaran Arelle maupun Mahen. Semakin lama, suara itu semakin mendekat, dan mendekat. Seketika Arelle dan Mahen langsung menolehkan kepala, merasa penasaran dengan siapa yang baru saja datang menghampiri mereka berdua.
"Mahen..." panggil seorang pria berbadan tinggi dan besar. Pria itu memakai pakaian yang sama seperti Mahen, yaitu kemeja putih dengan jas hitam. Namun ada satu hal yang membuat Arelle terkejut, yaitu suara pria berbadan tinggi itu yang terdengar berat.
Arelle langsung menoleh menatap Mahen, ternyata Mahen menunjukkan senyuman di wajahnya. Namun ada yang beda, wajah Mahen terlihat bersinar seperti sangat bahagia. Siapa sebenarnya pria itu? Sampai-sampai mampu membuat Mahen sebahagia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arelle and Her Stepbrothers
RomanceSiapa sangka setelah bertahun-tahun kepergian sang mamah, membawa Arelle berada dalam sebuah keluarga baru? Edwin memutuskan untuk menikah kembali dengan Kanaya, seorang single parent yang memiliki tiga anak laki-laki. Tentu saja pernikahan antara E...