Siapa Calon Suamiku?

616 59 1
                                    

Lelah dengan pemberontakan yang tak ada artinya sama sekali, kini Rain sudah berada di sebuah butik ternama hanya untuk mencocokkan pakaian pengantinnya.

Dirinya begitu malas melakukan semua yang diucapkan papanya, namun Rain juga hanya bisa pasrah kali ini. Kalaupun dirinya ingin memberontak dengan kabur dari rumah, pemuda cantik itu tak memiliki tujuan. Juga dirinya tak memiliki uang sepeserpun. Semua uang yang dia punya masihlah milik kedua orangtuanya, jadi untuk pergi dan berakhir di jalanan tanpa uang. Itu sungguh menakutkan bagi Rain.

Bagaimana bisa pemuda setampan juga secantik dan menggemaskan sepertinya harus berakhir menjadi dekil karena hidup di jalanan, itu sungguh mengerikan hanya untuk dibayangkan Rain.

" Pa.. Siapa sebenarnya calon suamiku? Dia tidak tua kan pa?" tanya Rain yang saat ini tengah menyantap makan siang bersama sang papa di sebuah restoran setelah dari butik tadi

" Tidaklah, kalian hanya beda sepuluh tahun." jawab Type ringan

" Papa.. Dia sudah tua kalau begitu, huuuuuuu.... Aku kira daddy hanya bercanda tentang umurnya, teganya papa padaku." sudah Rain duga, tak mungkin jika masih berjarak dekat dengan umurnya, pastilah umur mereka terlampau jauh selisihnya. Dan benar saja, calon suaminya hampir sama dengan sang kakak tertua

" Kenapa dia tak menikah saja dengan Phi Pat atau Phi Tine. Aku masih kecil pa.." coba Rain, siapa tahu papanya bisa dia bujuk

" Tine sudah memiliki tanda sementara dari kekasihnya. Juga tahun depan mereka menikah. Dia alpha, mana mungkin dengan Pat." jawab Type dengan penjelasan yang membuat Rain kembali lesu

" Sudah, yakin sama papa. Kalau pilihan daddy dan papa semua demi kebaikanmu." Type mengusap lembut pipi sang putra yang kembali berwajah masam

" Haaa... Ya pa." desah nafas pasrah kembali terdengar dari bibir tipis Rain


Sudah tak ada harapan lagi







Sky yang mendengar tentang berita pernikahan Rain yang akan dilaksanakan lusa begitu terkejut tak percaya, dirinya berpikir mungkin semua itu hanyalah gertakan orang tua Rain atau bisa jadi hanya bualan temannya itu. Tetapi yang dia dapati tadi pagi, sebuah undangan pernikahan sang teman yang dilakukan kilat esok harinya lagi sudah berada di tangan kedua orang tuanya.

" Jadi kau benar akan menikah?" tanya Sky yang masih tak percaya sepenuhnya

" Mmm.. Bukankah kau sudah dapat undangannya, Eh.. Boleh lihat tidak siapa nama calonku?" pinta Rain yang sampai saat ini tak tahu apapun perihal suaminya kecuali fakta bahwa suaminya seorang duda dan tua

" Lhoh.. Kau tak tahu nama calon suamimu? Kau yakin mau menikah?" Sky heran, bagaimana temannya itu akan menikah sedang dirinya saja tak tahu siapa calon suaminya

" Sudah kubilang padamu kalau daddy hanya bilang dia duda. Aku tak tahu apapun tentang pria tua itu." ucap Rain kesal

" Ohh.."

" Ai Sky, Kau sayang padaku bukan?" Sky mengernyit mendengar kalimat pertanyaan dari Rain

" Kenapa? Kau tak memintaku untuk menikahimu kan? Kita sesama omega kalau kau lupa."

" Bodoh. Tentu saja tidak."

" Lalu?"

" Euumm.. Bisa pinjamkan kekasihmu padaku?" cicit Rain lirih

" Apa kau bilang?!" teriak Sky keras

" Pinjamkan kekasihmu padaku, aku akan mengatakan pada daddy kalau pria itu menghamiliku. Jadi aku akan terbebas dari pernikahan dengan si tua itu." skenario terbaik yang bisa Rain pikirkan

" Kau gila! Kalau kau mengatakan kekasihku menghamilimu, bukankah itu berarti kekasihku harus menikahimu juga. Lalu bagaimana denganku?" Sky hampir kehilangan kewarasannya menghadapi Rain

" Aoo.. Kau benar juga, begini saja. Setelah pernikahanku batal, suruh kekasihmu bersembunyi. Dan aku akan bilang pada daddy kalau pria itu tak mau bertanggung jawab." lagi, Sky masih mencoba tak memukul kepala temannya biar otaknya kembali menyambung

" Kalau kau bicara seperti itu, bagaimana kalau papa juga daddyku tahu? Kau mau mengorbankanku hah?!!" Sky mulai menghitung kancing bajunya, mengalihkan amarah dari teman yang suka sekali memancing kerusuhan

" Oh iya... Aku lupa, Kalau begitu kau minta bantuan kekasihmu saja. Siapa tahu ada kandidat lain yang bisa kupakai?" Sky sudah diambang batas

tuk

" Aaauuhh Sky.. Ini sakit!" cicit Rain mengusap keningnya karena dilempar benda kecil oleh Sky

" Rasakan!" cibir Sky

" Sudah sana pulanglah, Berdoa saja kalau suamimu yang tua itu tak terkena serangan jantung karena ulahmu. Bisa jadi kau akan berakhir merawat pria tua seumur hidupmu." sinis Sky

" Aoo.. Kau kejam sekali Sky,"










Rain duduk termenung di dalam kamarnya, hari terasa begitu cepat berlalu juga menakutkan baginya. Rasanya Rain ingin memutar kembali waktu, agar satu hari tak terlewati begitu cepat.

Hanya tinggal hari ini, dan esok dirinya akan menikah. Namun dirinya masih tak tahu rupa sang suami.

" Phi Tine.."

" Ya Rain, ada apa?" Tine tersenyum saat adiknya datang ke dalam kamarnya

" Phi.. Phi tahu wajah suamiku? Apa dia tampan?" tanya Rain yang penasaran sekali wajah suaminya, tak lucu kalau besok dirinya pingsan ketika melihat wajah suaminya yang begitu terlampau tua

" Tampan ya? Eum.. sepertinya iya." jawaban tak jelas sang kakak, semakin menguatkan prasangka Rain kalau suaminya memanglah jelek

" Huuuu... Huaaaa.... Apa salahku sebenarnya, sampai daddy tega melakukan hal itu padaku??" tangis Rain yang pecah tiba-tiba membuat Tine kebingungan

" Oiii Rain.. Kenapa menangis?" Tine mencoba menenangkan sang adik, namun Rain tak mendengarkan dan menambah volume suara tangisnya

Pat yang mendengar suara tangisan Rain segera berlari masuk ke dalam kamar Tine.

" Ada apa ini?"

" Entahlah Phi, Rain tiba-tiba saja menangis." jawab Tine yang masih membujuk Rain untuk berhenti menangis

" Huaaaaa... Phi Pat..." seru Rain melihat kakak tertuanya datang

" Ada apa? Apa Tine mengganggumu?" Tine berdecak dengan ucapan sang kakak

" Phi.. Suamiku jelek phi, bagaimana ini? Nanti saat akan kubawa ke pernikahan Phi Tine atau ke pernikahan Sky, pasti semua orang akan mencibirku.. Huuuuuuuuu..." Pat dan Tine tercengang dengan ungkapan hati Rain, ternyata semua karena alasan yang konyol

" Ya ampun Rain.." sahut Pat dan Tine kompak, adiknya memang terlalu ajaib untuk mereka tangani kadar keanehannya

Malamnya, Rain tak bisa tidur sama sekali. Bayangan tentang wajah suaminya yang tak sesuai harapan begitu membuatnya gelisah.

Tangannya menggulir layar di ponsel miliknya, mencari klinik kecantikan yang terpercaya untuk melakukan operasi plastik.

" Mungkin kalau dioperasi sedikit bisa jadi lebih baik."

" Aoo.. Kalau begitu bagaimana jika kubuat wajahnya mirip Boss Chaikamon saja, dia kan tampan. Hihihi..."

Rain masih sibuk dengan layar ponselnya, mengabaikan waktu yang terus berlalu hingga tengah malam dan pemuda itu sama sekali belum memiliki niatan untuk memejamkan matanya.

Bisa dipastikan, esok hari pihak perias yang akan merias pengantin cantik itu membutuhkan kemampuan ekstra mengingat kantung mata yang pastinya akan nampak karena sang pengantin kurang tidur.

Untungnya pihak wedding yang dibayar sang papa bukanlah abal-abal, jadi mau seburuk apapun penampilan Rain pagi nanti, pengantin itu tetap akan terlihat sempurna di hari pernikahannya.







Tbc

Perverted Little HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang