Suamiku Tampan

818 75 19
                                    

Rain terlambat bangun di hari pertama diriya menyandang status sebagai seorang istri. Semua karena suaminya, Phayu membuat dirinya begadang lagi karena obrolan malam mereka yang tak ada habisnya.

Bahkan Rain merasa seperti mendapat mata pelajaran tentang gender secara ulang dan lebih jelas.

" Pagi.." sapanya pada beberapa pelayan yang dia temui saat turun ke lantai satu

" Pagi Nyonya.." sapa mereka

Mendengar panggilan Nyonya, membuat Rain sedikit tak nyaman. Dirinya masih terlalu imut untuk menyandang status seperti orang tua.

" Dengar ya.. Mulai hari ini jangan panggil aku nyonya, panggil saja Nong. Panggilan itu kalau nanti aku memiliki seorang anak saja." Rain mengumpulkan semua pelayan di rumah Phayu dan mulai meminta mereka untuk memanggilnya dengan sebutan lain

" Tapi Nyonya.. Tuan nanti akan memarahi kami," cicit salah satu pelayan yang terlihat takut

" Aoo.. Nanti aku akan katakan pada suamiku. Lagipula, kalian tak lihat kalau aku ini masih terlalu dini dipanggil nyonya. Itu membuatku terlihat tua." jelas Rain dan semua mengangguk saja

Rain tak begitu menyukai ide tentang menjadi seorang istri sekarang. Setelah lelah melihat setiap sudut rumah suaminya, kini dirinya hanya bisa bermalas-malasan.

" Kau menikmati sekali kegiatanmu.." sebuah suara membuat Rain menoleh dan melihat asal suara

" Phi.. Aku bosan, Boleh aku keluar?" tanya Rain memasang wajah berbinar penuh harap

" Mau kemana?" Phayu yang menyempatkan pulang saat makan siang justru disuguhi pemandangan sang istri yang sedang bersantai di pinggir kolam

" Bertemu teman saja."

" Boleh, tapi.." Phayu menyingsing sedikit lengan kemejanya

" Tapi apa phi?"

" Besok Aon akan mengantarmu mendaftar kuliah."

" Aoo Phi.. Tak bisakah aku tak kuliah? Aku lelah berpikir,"

" Tak bisa, Aku tak mau mempunyai istri yang bodoh."

" Hei Phi.. Walau aku bodohpun kau kan tetap mau. Harusnya dulu saat kau mencari istri kau buat dulu list kriteria untuk menjadi calon istri idamanmu." cibir Rain kesal, meskipun dirinya lelah untuk berpikir ataupun belajar lagi, tapi dirinya itu tak bodoh

" Sudah, Menurut saja." putus Phayu

Rain merasa tak suaminya ataupun orang tuanya, semua sama saja. Suka sekali memaksakan kehendak mereka padanya. Memang apa salahnya tak meneruskan pendidikan lebih tinggi. Toh, pada akhirnya dirinya hanya menjadi seorang istri dan menghabiskan waktu di rumah saja.

" Ayo!" lagi-lagi, kalimat sakral itu

" Kemana?" tanya Rain malas

" Makan siang. Kau belum makan bukan?" Rain mengangguk mengerti

Pasangan pengantin baru itu makan siang dengan damai meskipun sesekali si istri mudanya suka sekali melemparkan pertanyaan yang membuat si suami kehilangan kesabaran untuk menjawab.









" Ini dia.. Pengantin baru kita sudah datang...." sambut suara ricuh teman-temannya ketika Rain baru saja sampai di club

" Bagaimana kabar pengantin baru kita ini?"

" Apa kau puas dengan suamimu?"

" Apa kalian tak berencana honeymoon?"

Pertanyaan demi pertanyaan dari teman-temannya Rain abaikan. Dirinya tak ingin menjawab satupun pertanyaan yang berhubungan dengan pernikahannya.

Perverted Little HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang