" Baby.. Jangan berkenalan dengan orang asing," Rain mendongak menatap suaminya dan juga tangannya yang kini berada dalam genggaman Phayu
" Tapi Phi.. Dia.."
" Ssttss... Aku bisa saja cemburu kalau kau berkenalan dengan orang lain." Phayu meletakkan jari telunjuknya tepat di depan bibir tipis istrinya, menghentikan ucapan Rain
" Dan kau! Jauhi istriku!" ingatkan Phayu dengan penuh penekanan
" Sky, Kau dipanggil Praphai. Dan untukmu baby.. Karena kau sudah lancang akan berkenalan dengan orang asing, maka malam ini waktunya hukuman." bisik Phayu di akhir kalimat yang masih bisa terdengar jelas oleh dua makhluk lainnya
Sky yang tak tahan dengan kadar kebucinan suami sahabatnya itu, memilih pergi daripada dirinya harus iri setengah mati berada di situ. Sedangkan Ple hanya bisa menatap pasangan pengantin yang tengah dimabuk asmara dengan tingkat kejengkelan yang sudah memuncak.
Dirinya berpikir akan merecoki pikiran Rain dengan semua tipu muslihat yang dia punya. Apalagi Rain, istri Phayu saat ini masihlah muda. Jadi tak akan susah menghasut anak kecil sepertinya.
Tetapi rencananya harus gagal karena Phayu seakan tak memberinya celah sama sekali. Baru saja akan berkenalan dan Phayu sudah memberi pagar tinggi.
Rain menatap mertuanya dengan tatapan memelas dan wajah seperti anak anjing yang minta untuk dikasihani.
Salahkan saja ucapan suaminya yang membuat Rain tak ingin pulang ke rumah. Yang ada dirinya akan berakhir tak keluar kamar hingga beberapa waktu akibat hukuman yang nanti dia terima.
Dan Rain tak ingin itu terjadi. Jadi sekarang, pemuda itu sedang meminta bantuan dari kedua mertuanya. Berharap dirinya terbebas dari siksaan berbasis kenikmatan tak berujung itu.
" Bu.. Rain menginap disini saja na?" pinta Rain sebelum suaminya
datang menghampiri dirinya" Na Dad?" Rain berganti menatap Vegas, Ayah mertuanya
" Boleh na Bu, Dad?"
" Bukannya tak boleh sayang.. Tapi,"
" Tapi aku tak mengijinkannya baby," Rain terkejut saat sebuah suara yang menyahut dan sentuhan lembut melingkar di pinggang rampingnya
" Bu.. Dad..."
" Ayo pulang baby, Kita masih harus bekerja keras malam ini." Phayu mengangkat tubuh istrinya ke bahu lebarnya, seolah Rain seperti korban penculikan sekarang
" Bu.. Dad.. Tolong Rain!! Rain tak mau pulang!!" teriak Rain memukul punggung suaminya meskipun tak memiliki efek apapun di tubuh suaminya tersebut
Pete dan Vegas hanya bisa menatap nanar kepergian putra beserta menantunya yang terus meronta dan berteriak hingga tak terdengar karena keduanya sudah memasuki mobil mereka.
" Kasihan Rain.." gumam Pete menghela nafas
" Hmm.."
" Memang gen tak pernah berbohong. Tak anak tak ayah sama saja." sinis Pete pada suaminya
" Hahaha.. Karena kami memang bibit unggul sayang, Lagipula kau tak pernah menolaknya bukan?" goda Vegas menyusul istrinya
" Kau yang tak memberiku kesempatan itu, yang ada kau terus saja menerjangku hingga habis." bantah Pete tak terima
" Hahahaha..." tawa Vegas menggema mendengar gerutuan istrinya yang meninggalkannya masuk lebih dulu ke dalam kamar
Suasana sebuah cafe yang sedang tak begitu ramai harusnya terasa menyenangkan. Tapi entah mengapa kini sedikit terasa ketegangan, pasalnya dua orang berbeda pesona tengah saling menatap satu sama lain sejak setengah jam yang lalu.
Rain bahkan tak tahu kenapa dirinya harus melakukan kontes adu mata dengan orang diseberangnya saat ini.
" Maaf Aunty.. Apa kau memintaku datang hanya untuk menatapku dan kita berakhir saling menatap tanpa ada perbincangan lebih lanjut?" Rain tak tahan dan mulai mengeluarkan suaranya
" Aunty? Kau memanggilku aunty?" tanya Ple penuh penekanan mendengar dirinya dipanggil dengan sebutan tante oleh istri mantan suaminya
" Memang aku harus memanggil aunty apa? Kan memang umur kita berbeda, jadi tak akan sopan kalau aku memanggilmu nong bukan.." jawab Rain polos
" Kau memanggil Phayu saja Phi, Harusnya kau juga memanggilku Phi."
Rain menggeleng.
" Asal aunty tahu ya.. Aku sebenarnya suka memanggil pria tua yang suamiku itu dengan sebutan Paman, hanya saja dia selalu tak suka dan memaksaku memanggilnya dengan panggilan lain. Kalau aku memanggilnya honey, daddy, babe.. Yang ada aku hanya akan berakhir di dalam kamar dan tak keluar sampai beberapa hari ke depan. Jadi lebih aman memanggilnya Phi." jelaskan Rain yang semakin membuat Ple kesal
Rain bisa melihat dengan jelas bagaimana tangan wanita itu terkepal erat di salah satu sisi meja, sekarang pemuda itu mengetahui alasan apa yang sedang dimainkan wanita di hadapannya untuk bertemu dengannya. Apalagi kalau bukan tentang suaminya.
" Kau pasti tak tahu kabar buruk yang beredar di sekitar Phayu, oh ya.. saat itu kau pasti masih anak kecil berseragam." Ple kembali menguasai dirinya dan memulai untuk melakukan yang biasa dia lakukan
" Oh.. Yang mana? Yang katanya dia impoten? Jelas itu salah besar. Atau yang katanya pernikahannya hanya berjalan sebentar karena kutukan? Nah.. Kalau itu aku belum tahu Aunty, karena jujur saja pernikahanku baru beberapa bulan saja. Kalau Aunty mau tahu, Aunty bisa tanyakan padaku beberapa tahun lagi."
" Apa dia sudah menandaimu?" Rain mengernyit mendapat pertanyaan aneh
" Tentu saja. Phi Phayu bahkan menandaiku berulang, hingga rasanya leherku semua berlubang."
Brakk
Rain terkejut karena wanita di hadapannya menggebrak meja dengan keras. Untung saja jantungnya masih menempel di tubuhnya, kalau tidak Rain pastikan akan menuntut mantan istri suaminya ini.
Tanpa mengucapkan kalimat apapun lagi, Ple segera mengambil tas tangannya dan berlalu pergi keluar dari tempatnya bertemu dengan Rain.
Wanita itu sungguh kesal dengan semua kenyataan yang baru saja dia terima dari istri muda mantan suaminya tersebut. Niatnya ingin membuat Rain berakhir meninggalkan Phayu, namun justru dirinya yang tak tahan dan pergi sebelum rencananya bisa berjalan.
Rain memandang kepergian Ple yang bersungut kesal dengan menggendikkan kedua bahunya.
Tangannya dengan aktif menekan nomor panggilan dan menunggu seseorang di seberang sana menjawab panggilannya.
📱📱
" Hallo baby.."
" Jemput aku. Aku di cafe yang tak jauh dari kantor Phi."
" Apa? Tap.."
Sambungan terputus sepihak dari panggilan Rain. Phayu yang sedang berada di tengah meeting, hanya bisa mendesah pasrah. Lalu meminta sang sekertaris menggantikannya sebentar karena dirinya memiliki urusan penting. Yaitu menjemput istri tercinta.
Langkah kakinya yang tadi tergesa kini bergerak lamban ketika jauh disana, istri yang tadi memanggilnya dengan nada kesal. Tengah menikmati satu eskrim ukuran jumbo dengan raut yang berbinar dan sesekali tersenyum bahagia.
" Sudah lebih baik?" Rain mendongak dan mendapati suaminya sudah berdiri di sebelahnya, memberinya kecupan singkat di pipi dan hampir mendudukkan pantatnya di kursi yang tadi terisi orang lain
" Jangan disitu! Ayo pergi saja!" cegah Rain, bangkit lalu pergi lebih dulu
" Hah.. Anak itu," Phayu menggelengkan kepalanya karena Rain sudah berlalu keluar meninggalkan dirinya dan dirinya tak jadi duduk
TBC
klo yg ini harusnya udah mau end, tapi kok wangsitku belum nyaut kesana🙈🙈
pngennya nggak aku kasih konflik sama sekali, tp kok udah terlnjur si doi keluar😅😅
hari ini udah 2story ya yg aqu kluarin😉😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Perverted Little Husband
Fanfic" Daddy!! Aku saja baru lulus sekolah, aku masih kecil. Bagaimana bisa daddy menikahkanku dengan pria yang sepuluh tahun lebih tua dariku. Dan lebih dia duda!" Apaaaa... Bagaimana bisa daddy menikahkanku dengan pria sepertinya? Apa daddy tak tahu ku...