Tamat

761 69 20
                                    

" Lebih baik bunuh aku dengan cepat. Kalau kau terlalu mengulur waktu, Phi Phayu pasti akan menemukanmu."

Ple yang awalnya sudah tak ingin lagi memberikan rangsangan sakit pada Rain, kembali meradang. Pisau yang masih berada di tangannya, dia dekatkan pada wajah tirus dengan bekas jejak air mata yang sudah mengering.


" Kenapa? Kau tak cukup berani membunuhku?" smirk Rain yang kemudian dihadiahi tamparan keras dari Ple

" Tutup mulutmu! Aku benar-benar akan melenyapkanmu," teriak Ple geram









Dua keluarga besar tengah kalut melacak keberadaan sosok omega yang sudah lebih dari dua jam lalu menghilang. Sky bahkan tak hentinya menangisi kebodohannya yang meninggalkan Rain sebentar hanya untuk membeli camilan, dan ketika dirinya kembali sahabatnya itu tak dia temukan keberadaannya.

Awalnya Sky berpikir Rain sudah pulang, namun tas milik Rain yang tergeletak mengenaskan di pinggir jalan membuatnya menepis keras pemikiran itu.

Dan yang lebih mengejutkan ponsel milik Rain juga jatuh tak jauh dari tas ransel milik sahabatnya itu ditemukan.

Phayu begitu frustasi karena tak mengetahui dimana keberadaan istri mudanya. Semua anak buahnya sudah dia kerahkan setelah Sky menghubungi Praphai dan mengatakan Rain hilang.

Hingga dering ponsel milik Phayu berbunyi, membuat semua atensi menatapnya lekat. Pria tampan itu tergesa mengangkat panggilan untuknya dan matanya melebar mendapati seseorang di seberang sana mengatakan telah menemukan keberadaan istrinya.


" Rain sudah ditemukan." ucap Phayu berlari meninggalkan rumah yang diikuti semua keluarganya juga Sky dan Praphai


Mobil yang dikendarai Phayu melesat membelah jalanan dengan kecepatan diatas batas kewajaran. Hingga mobil yang membawa dirinya mulai menuju ke sebuah gudang terbengkalai yang terletak di pinggiran kota.

Beberapa anak buahnya sudah berdiri menunggu dirinya di depan pintu gerbang.

" Dimana istriku?" tanya Phayu tak sabar

" Tuan Muda ada di dalam." jawab salah satu anak buah Phayu


Phayu berlari memasuki area yang terlihat kosong seolah tak ada siapapun di tempat ini. Wajah pria itu memancarkan kekhawatiran juga ketakutan.

" Aaakkkhhh..."

Hingga sebuah suara jeritan mengejutkannya. Membuat langkahnya terhenti sejenak. Jantungnya berpacu kencang setelah mendengar teriakan yang familiar di telinganya.

Itu suara teriakan Rain. Ada apa dengan istrinya, kenapa Rain berteriak kesakitan.

Phayu kembali berlari, kali ini bahkan lebih cepat.




Brakkk





Pintu gudang dibuka secara paksa. Baik Rain maupun Ple terkejut dan menoleh bersamaan. Posisi Ple yang tengah berada di depan Rain dengan ujung pisau yang menggores area tulang selangka Rain, membuat mata Phayu berkilat marah.

Wajah istrinya terlihat pucat dan sayu, bahkan tubuh putih istrinya sudah terlihat dengan beberapa jejak noda darah.

" Phi.." lirih Rain memanggil suaminya

" Diam ditempatmu Phayu!" teriak Ple menempatkan ujung pisau tepat di depan leher jenjang Rain, bahkan tanpa wanita itu sadari kalau ujung yang tajam itu sudah berhasil menggores kulit mulus leher Rain

" Hentikan Ple!"balas Phayu tak kalah tajam


Kedua keluarga Rain dan Phayu yang tertinggal di belakang akhirnya sampai di tempat. Mereka begitu terkejut melihat Rain yang terlihat mengenaskan menjadi sandera dari seorang wanita cantik.

Perverted Little HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang