05. Suara misterius

1.6K 146 1
                                    

Ig: Pineapple _viiTiktok: Pineapple _vii________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ig: Pineapple _vii
Tiktok: Pineapple _vii
________________________

"Hei! kami makhluk immortal sebenarnya sama seperti manusia, yang membedakan hanyalah kami memiliki sebuah kekuatan dan bisa hidup ratusan tahun, wajah kami juga tidak akan berubah tua atau semacamnya, ini wajah asli kami," seloroh Vivian serius.

Annalise balas menatap Vivian kesal.

"Manusia tidak akan memakan daging mentah, kecuali seorang kanibal," balas Annalise menyangkal.

"Ya, itu juga yang membedakan kita," setuju Vivian dengan nada malas.

"Tapi apakah kau tidak takut denganku?" tanya Vivian kembali dengan ekspresi lebih serius.

Annalise terdiam sejenak, ia sudah memikirkan hal ini sebelum dirinya keluar dari kamar mandi tadi.

"Awalnya memang aku takut, ingin rasanya aku cepat-cepat keluar dari dunia Artanes ini, tapi setelah ku pikir-pikir lagi kalau pun kau jahat tidak mungkin kau sebaik itu sampai membantuku menanam pohon kehidupan tadi dan sampai menawarkan ku untuk tinggal dengan mu daripada aku mencari rumah sendiri," jawab Annalise tersenyum tipis.

sedangkan Vivian bukannya terharu malah berdecak kesal. "Ternyata kau sangat polos ya Annalise, bagaimana jika kebaikanmu itu di manfaatkan oleh orang lain," ujar Vivian sambil bersedekap dada.

"Hei! Aku tidak sepolos itu," desis Annalise tidak terima.

"Lagian aku takut padamu juga karena kau mungkin saja akan memakan daging ku ini, kau kan kanibal," lanjut gadis itu sambil memasang wajah mengejek.

"Aku sama sekali tidak mengerti maksud kalimat terakhir mu itu, tapi yang harus kau tahu kami lebih suka memakan daging hewan dari pada daging manusia," ucap Vivian berdecak kesal mendengar ucapan polos sahabat barunya itu. Apalagi melihat tampang tak berdosa yang di pasang Annalise membuat Vivian langsung memasang bombastic side eye.

"Bisa saja kan, takdir tidak ada yang tahu," balas Annalise ngasal.

"Terserah kau saja, sekarang kau makanlah, dagingnya sudah matang."

Annalise yang memang sudah lapar langsung menuruti perkataan Vivian.

Mereka duduk di meja pantry, dengan Annalise yang sibuk memotong-motong dagingnya yang masih mengeluarkan asap mengepul.

Setelah meniupnya pelan dan merasa dagingnya sudah tidak panas lagi ia langsung melahapnya dan ternyata rasanya tidak terlalu buruk juga, bahkan rasanya pas di mulut Annalise.

Annalise menoleh sebentar ke samping kirinya, "Masakan mu ternyata lumayan enak Vivian," puji Annalise lalu kembali menikmati makan malamnya.

"Terimakasih pujiannya, meskipun tidak perlu," ucap Vivian menjengkelkan di akhir kalimatnya.

Annalise and The UnderworldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang