8

329 30 5
                                    

pagi ini Zee terlihat sangat bersemangat. tanpa di bangunkan oleh mamanya,ia sudah bangun lebih dulu.padahal jam baru menunjukkan pukul 6 pagi tetapi gadis dingin itu sudah rapi dengan seragam sekolahnya dan bersiap untuk berangkat.

ia menyambar tas nya dan juga kunci mobil yang ia letakkan di atas kasur.Zee pun turun ke lantai bawah untuk sarapan bersama keluarganya.

di meja makan,Shani terlihat sangat terheran heran dengan anak keduanya ini.masalahnya tumben sekali Zee bangun sepagi ini di tambah sudah rapi.

"tumben banget sudah rapi aja anak mama." ucap Shani sambil menyusun makanan yang di berikan ART nya ke meja makan.

Zee meletakkan tas nya di lantai dan menarik kursi meja makan itu.ia juga meneguk susu Vanila nya hingga tersisa setengah.

"gak papa ma.lagi semangat aja."

"bagus deh kalau kamu kaya gini terus. mama jadi ikutan seneng."

"pagi mama." ucap seorang pemuda dengan stelan kantornya.pemuda tampan itu mengecup pipi kanan mama nya dan langsung menarik kursi di sebelah Zee.

"pagi sayang." ucap Shani dengan senyuman khas nya.

"loh Zee,dapet angin dari mana ini? kok tumben banget pagi pagi udah rapi aja.biasanya toa masjid pun gak akan ngaruh di kamu." ucap Aran dengan nada bercandanya.

"ekhem." dehem Shani.ia sangat takut kalau Zee akan terpancing dan marah marah lagi seperti kejadian sebelum sebelumnya.

Aran melihat ke arah mamanya dan tersenyum."maaf ya Zee kalau kata kata kakak buat kamu tersinggung."

gadis itu hanya diam saja.ia sangat sibuk dengan ponselnya.

sedari tadi ia sedang bertukar pesan dengan kekasihnya.bahkan ia juga memesankan sarapan untuk kekasih nya itu.memang bucin sekali Azizi ini.

"pagi ma." ucap seorang gadis sambil menarik kursi meja makan.

"pagi sayang."

"papa mana? kok tumben belum keliatan."

"oh iya,papa lagi ke Bandung tadi subuh.jadi kita sarapan ber empat aja ya."

"kok papa gak bilang bilang sih ma.biasanya bilang juga kalau mau pergi."

"berisik banget sih lo." ucap Zee tiba tiba dengan nada nyolot nya.

Adel menatap tajam ke arah Zee yang berada di sebelahnya."gue kan cuma nanya doang.kok lo nyolot gitu sih.kalau gak suka ya udah,gak usah di denger.ribet banget idup lo."

Zee menatap tajam ke arah kembarannya.

"apa lo? mau marah? iya? lagi nahan?" Adel menampakkan senyum miring nya.

nafas Zee sudah berburu tidak beraturan lagi.ia mengepalkan kedua tangannya berusaha menahan amarah.wajah nya juga sudah terlihat memerah.

"eehh...Zee...Adel udah sayang.jangan berantem ah." ucap Shani.

"Del hey,udah Del.jangan di lawan." ucap Aran.

"kalau gak di lawan mau sampai kapan kak? kalau dia marah marah apa kita harus diem? dia juga sering ngebentak mama.ngebentak papa.apa kakak mau diem doang?.hidup lo cuma ngandelin obat doang."

BRAKK...

Zee memukul meja dengan kuat sampai meja makan yang berbahan kaca itu retak.

"ANJING LO..!!"

"terserah lo mau anjing anjingin gue,bangsat bangsatin gue.gue capek sama sikap lo.kita semua disini selalu ngertiin lo,selalu ngalah kalau lo udah emosi.tapi lo se enak nya aja sama kita."

syndrom (ZeeShel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang