22

291 38 4
                                    

selama proses penggeledahan kediaman Gracio,Zee di kurung di kamar nya agar tidak mengganggu proses pemeriksaan.

kondisi gadis itu belum juga sembuh.bahkan masih sering berhalusinasi dari tadi malam.

terkadang gadis itu menangis,dan sedetik kemudia ia tertawa dan bahkan tiba tiba diam seperti patung hanya menatap lurus ke satu titik saja.

perubahan mood yang sangat drastis itu membuat Shani dan Gracio sangat pusing untuk menangani nya.

"gimana pak? apa anak saya ada nyimpan barang itu di rumah ini?" tanya Gracio kepada kepala kepolisian yang ikut turun tangan untuk menggeledah rumah miliader itu.

"tentu nya ada pak Gracio.kami menemukan beberapa bungkus yang sepertinya sudah pernah di gunakan.soalnya sudah tinggal sedikit."

Gracio semakin memijit kepalanya yang terasa sangat berdenyut itu.

"jadi anak saya harus di rehabilitasi pak?"

"pasti nya pak.karena sudah jelas ada barang bukti di sini."

Gracio berbicara dengan kepala kepolisian itu untuk menegosiasi agar hukuman anak nya tidak terlalu berat.

setelah pembahasan panjang dan sangat rahasia itu,akhirnya kepolisian sepakat untuk membebaskan Adel begitu saja.Gracio membayar polisi polisi itu dengan uang yang jumlahnya sangat fantastis.

apapun akan Gracio lakukan untuk anaknya.ia bahkan membayar orang lain agar nama anak nya tidak tercantum di buku hitam kepolisian.dan menghapus semua media media yang menyorot anaknya waktu proses penangkapan.Gracio menyuruh orang media untuk membuat berita bahwa anaknya di nyatakan negatif narkoba.

sementara Olla,Oniel dan juga Flora harus melakukan rehabilitas di sebuah asrama karena orang tua mereka tidak memiliki uang sebanyak itu untuk membayar polisi polisi itu.

setelah selesai mengurus semua berkas berkas nya,Adel sudah di boleh kan pulang.tapi sebelum ia pulang,ia menyempatkan diri untuk berpamitan kepada ketiga sahabatnya.

"enak banget sih lo Del." ucap Olla memanyunkan bibirnya dari dalam jeruji besi itu.

"gue akan terus nungguin kepulangan kalian.dan pastinya setiap weekand gue kesini buat jengukin kalian.kalian semangat ya.sorry banget kali ini gue nggak ikut sama kalian dulu.lo tau sendiri kan bokap gue gimana?.kata nyokap juga,di rumah Zee lagi nggak sehat,dia kambuh lagi dan ngamuk ngamuk.mangkanya bokap gue ngambil langkah ini untuk mengurangi beban fikiran dia."

"iye dah.janji ya jengukin kita kesini?" ucap Oniel.

"janji."

setelah berpamitan dengan ketiga temannya,Adel pun pulang dengan Gracio.

sementara di rumah mewah itu terlihat seorang gadis yang masih saja berperang dengan emosi nya.

Shani masuk kedalam kamar Zee yang dari kemarin sudah tidak berbentuk dengan di ikuti oleh Ashel.suaminya belum pulang dari semenjak Adel di tangkap.

"sayang...ini mama nak."

Zee menangis di lantai kamar nya sambil memeluk tubuhnya sendiri."jangan deket deket aku ma.aku pembunuh.aku yang udah ngebunuh opa dan oma.AKU PEMBUNUH!!! AAAAAA....AKU PEMBUNUH..."

Ashel yang mendengar ucapan Zee tentunya kaget.ia baru tau fakta itu.apa benar yang di katakan Zee?

"enggak sayang,enggak..Zee anak mama nak."

"enggak ma,aku pembunuh.aku udah bunuh opa dan oma.sekarang mama boleh bunuh aku biar aku nggak di hantui rasa bersalah terus ma."

tangisan Zee terdengar sangat pilu.Shani duduk di hadapan Zee.kini ibu dan anak itu saling duduk berhadapan dan sama sama menangis.

"Zee tetep anak mama.mama nggak perduli sama masa lalu kamu nak."

Zee menghapus kasar air matanya.namun tiba tiba ia tertawa melihat ke arah jendel yang tertutup oleh kain gorden putih yang sudah robek setengah karena di tarik oleh nya waktu itu.

"hahahha....Luna lucu banget."

Zee berdiri dan mendekat ke arah jendel.gadis itu seperti sedang berbicara kepada seseorang yang berdiri di jendela kamar.padahal tidak mungkin ada orang yang berdiri di sana.Ashel sedari tadi hanya mengamati kekasihnya itu dari dekat pintu saja.

"Zee.." panggil Shani ikut mendekat ke arah Zee.

"aku mau sendiri ma."

Shani mengangguk sambil menghapus air matanya.ia pun keluar dari kamar Zee bersama Ashel.

kedua wanita itu duduk di ruang tv.Ashel mengelus pundak Shani.ia merasa iba dengan keluarga ini.banyak sekali cobaan yang mereka dapatkan.

"tante tenang dulu ya.tante mau minum? aku ambilin ya?"

Shani menggeleng cepat." nggak usah nak.tante nggak haus kok."

Ashel mengangguk.ia ingin sekali menanyakan tentang ucapan Zee tadi apakah benar atau tidak.tapi ia juga ragu untuk menanyakan hal itu.hmm...tanya aja deh.daripada mati penasaran kan?.

"tante."

Shani langsung melihat ke arah Ashel.

"aku boleh nanya nggak tante?.tapi aku minta maaf sebelum nya kalau pertanyaan aku ini agak sensitif bagi tante."

Shani tersenyum tipis."nggak papa Cel,tanyain aja.kamu mau nanya apa nak? oh,pasti kamu mau nanya tentang perkataan Zee tadi ya?"

Ashel langsung mengangguk dengan cepat.

"yang di katakan Zee itu benar,dia lah yang sudah membunuh oma dan opa nya sendiri."

"tapi bukannya di berita katanya kalau oma dan opa di bunuh sama komplotan perampok yang mau ngerampok rumah itu ya tante?"

"itu berita bohong Cel.om dan tante sengaja membuat berita itu agar Zee nggak kena hukuman.kami membayar orang media Australi untuk memalsukan segala berita yang beredar."

sekarang Ashel mengerti semuanya.ia mengangguk dan masih mengusap pundak Shani.

"tante yang sabar ya.semua pasti akan indah pada waktunya kok.percaya deh sama aku."

Shani tersenyum tipis lagi."makasih ya sayang."

"sama sama tante."

dari arah pintu utama terlihat Gracio dan juga Adel baru saja sampai di rumah.

Adel langsung berlari dan memeluk Shani begitu erat.tangisannya pecah dalam dekapan mama nya itu.

"maafin Adel ma.Adel udah jadi anak nakal.Adel bukan lagi jadi anak kebanggaan mama.Adel nyesel udah ngelakuin hal itu ma.maafin Adel."

Shani mengelus punggung anak nya itu."mama udah maafin Adel.tapi Adel harus janji sama mama untuk nggak ngulangin kaya gini lagi.sekarang kamu harus berubah menjadi yang terbaik lagi.lupakan semua yang terjadi dan ayo buka lembaran baru.jangan lagi jadi anak nakal ya sayang."

Adel melepaskan pelukan mereka.ia mengangguk mengiyakan ucapan mama nya.

"udah,sekarang kamu mandi gih.terus istirahat.pasti kamu belum tidur dari tadi malem kan?"

Adel menggeleng."ya udah,aku kekamar dulu ya ma,pa."

Adel pun pergi dari hadapan kedua orang tuanya dan tidak lupa juga ia memberikan senyuman kepada Ashel yang sedari tadi hanya diam saja.

saat ia ingin masuk kedalam kamar kesayangannya itu,ia mendengarkan suara tangisan dari dalam kamar Zee.

Adel melihat kearah pintu kamar yang di tutup rapat.sepertinya pintu itu di kunci dari luar oleh mama nya.

hati nya jadi merasa sangat sedih melihat kembarannya yang baru saja merasakan ketenangan dan kebebasan.tetapi sekarang harus kambuh seperti dulu lagi.hidup dengan bayang bayangan dan suara yang entah datang dari mana.dan kali ini itu semua karena dirinya.ia lah yang menyebabkan Zee menjadi seperti ini.terdapat rasa bersalah di hati Adel.ia berjanji akan membuat Zee bahagia lagi.ia ingin menemani Zee dan menjadikan nya tempat ternyaman untuk Zee.

syndrom (ZeeShel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang