35

298 34 0
                                    

"tante?.tante ngapain?"

Shani sangat kaget mendengar suara Ashel yang sedang berdiri tepat di belakang nya.

"eh Cel,tante kaget loh kamu ada di belakang tante.kamu ngapain di sini?"

Ashel menaikkan sebelah alis nya."aku baru dari dapur.tante ngapain kaya tadi? nggak mau masuk?"

"loh,tante kirain kamu di dalem cerita sama Zee.soalnya tante denger Zee lagi cerita."

Ashel tersenyum mendengar ucapan Shani."tante denger Zee lagi cerita ya?"

Shani mengengguk dengan cepat.

"itu dia lagi cerita sama hayalannya doang.biasa,sama si Luna Luna itu loh tante."ucap Ashel dengan ekspresi yang terlihat biasa saja.

"ja-jadi tadi dia bicara sama hayalannya doang?"

"iya.tante baru pertama kali denger kalau Zee kaya gitu?"

"iya,tante kirain dia lagi bicara sama kamu loh.jadi Zee sering bicara sendiri kaya gitu?"

"iya.aku udah sering banget lihat Zee bicara sendiri.aku cuma diem doang kalau dia udah kaya gitu.bahkan tengah malem pun,dia masih aja bicara sendiri nggak jelas kaya gitu."

Shani terdiam mendengar ucapan Ashel.

"tante..." ucap Ashel menggenggam tangan Shani.

Shani pun langsung tersadar dari lamunannya.

"tante kenapa diem? tante pasti sedih banget ya lihat kondisi Zee?"

Shani menunjukkan senyuman manisnya.Ashel tau di balik senyuman ini pasti hati mama dari kekasihnya sedang menahan sakit.

"tante nggak papa kok sayang." ucap Shani mengelus pucuk kepala Ashel.

"aku tau kok rasanya jadi tante.hati ibu mana yang nggak sakit melihat kondisi anak nya seperti itu."

lagi lagi Shani hanya menunjukkan senyuman manis nya di hadapan Ashel.

ia mengambil tangan kanan Ashel lalu menggenggam tangan Ashel.

"tante berharap kamu mau terus selalu ada di samping Zee ya Cel.Zee itu sayang banget sama kamu.tante aja bisa ngerasain kasih sayang dia yang begitu besar untuk kamu.dia mau ngelindungi kamu sampai rela ngehabisin nyawa orang demi kamu.tante nggak bisa bayangin kalau seandainya kamu ninggalin Zee.siapa lagi yang mau nerima semua kondisi Zee yang seperti itu selain kita Cel."

Ashel tersenyum dan membalas genggaman tangan Shani.

"tante tenang aja,aku janji pasti akan terus ada di samping Zee walaupun sewaktu waktu nyawa aku juga akan hilang di tangan nya.aku juga sayang dan cinta banget sama Zee walaupun keadaannya kaya gitu.aku nerima semua kekurangan Zee tante."

Shani membawa Ashel kedalam pelukannya dan tanpa aba aba,air mata Shani terjatuh mendengar ucapan Ashel."makasih ya nak kamu udah mau terus ada dan nemenin Zee.tante nggak tau lagi kalau seandainya kamu nggak ada di sini untuk nemenin Zee."

"aku janji pasti akan terus ada di sini.tante jangan nangis lagi ya.kita jalanani aja hari hari ini sebagaimana mestinya."

Shani mengangguk sambil menghapus sisa air matanya.

"ya udah kalau gitu aku masuk kekamar dulu ya tante.tante mau bicara sama Zee ya? kalau iya,aku bisa kok nunggu di kamar Adel."

"boleh?"

"boleh dong tante.masa nggak boleh sih.inilan rumah tante,bukan rumah aku.ya udah,aku mau kekamar Adel aja."

Ashel pun pergi meninggalkan Shani yang masih berdiri di depan pintu kamar Zee.

dengan berlahan,Shani mendorong pintu kamar itu.Zee masih belum menyadari kedatangan Shani.

"sayang.." panggil Shani tepat di belakang Zee.

Zee pun langsung mutar kepalanya."mama?.mama kenapa? kok kaya habis nangis?" ucap nya dengan nada yang panik.

Shani tersenyum sambil menggeleng."mama nggak nangis kok.tadi mata mama cuma kelilipan doang.kamu  lagi apa nak?" Shani ikut duduk di samping Zee yang sedang duduk di pinggir kasur yang menghadap langsung ke arah jendel besar kamar itu.

"tadi Luna ngajakin aku cerita ma." Zee merebahkan tubuhnya dan menjadikan paha Shani sebagai bantal.ia dapat melihat wajah cantik mama nya dari bawah sini.

"aku tau pasti mama habis nangis.kasih tau aku apa yang buat mama sedih.ada yang jahatin mama ya? mau aku balesin?" ucap Zee lagi.

Shani mengelus kepala Zee dengan sangat lembut."enggak nak,nggak ada yang jahatin mama kok."

"terus,kalau nggak ada yang jahatin mama,kenapa mama nangis?"

"mama cuma lagi sedih aja."

"mama sedih kenapa?ayo cerita sama aku ma.aku pasti dengerin mama kok."

"mama akan cerita tapi Zee harus janji dulu sama mama."

"janji apa?"

"Zee harus janji jangan marah sama mama setelah ini."

Zee tersenyum sangat manis."mana mungkin aku bisa marah sama mama.sekali pun mama ngebentak ataupun mukul aku,aku nggak akan bisa marah sama mama.aku sayang banget sama mama.jadi,mama mau cerita apa?"

"mama lagi ngerasa down aja sama keadaan kita yang sekarang.terutama mama sedih banget lihat keadaan kamu.mama nggak tau lagi harus berbuat apa biar kamu bisa sembuh kaya anak anak di luar sana.mama takut nyawa Zee itu hilang di tangan orang lain.apalagi kalau orang itu udah tau kalau Zee yang bunuh salah satu anggota keluarganya.mama nggak mau itu sampai terjadi sama anak mama ini.mama sayang banget sama Zee walaupun kondisi kamu berbeda dari anak anak yang lain.papa juga udah capek dan kehabisan akal untuk menyembunyikan semua kejadian itu agar kamu aman dan nggak ketahuan."

"jadi mama mau nya aku harus apa?.kasih tau aku ma."

"mama tau ini mustahil bagi kamu.tapi mama mau kamu nahan semua hasrat psikopat kamu itu.mama rela nyawa mama jadi taruhannya kalau kamu udah nggak bisa nahan itu semua asal Zee jangan ngehabisi nyawa orang orang yang nggak bersalah di luar sana lagi.cukup ini jadi yang terakhir untuk kamu."

Zee bangkit dan menangkup kedua pipi Shani yang sudah basah oleh air mata."mama kok bicaranya kaya gitu?.aku nggak mau nyawa mama jadi taruhannya.aku masih butuh peran mama di hidup aku sampai kapan pun.aku sayang banget sama mama,papa,Adel,Acel dan kakak Aran.aku sayang kalian semua."

"kalau kamu sayang sama mama,Zee mau kan kabulin permintaan mama?"

"aku nggak janji.tapi aku akan usahakan untuk nahan semua hasrat itu demi mama."

Shani tersenyum sambil menggenggam tangan Zee yang masih berada di pipi nya."makasih kamu udah mau berusaha nak.mau sampai kapan kamu kaya gini terus kalau kamu selalu ngikuti semua fikiran fikiran buruk yang ada di fikiran kamu.yang ada semakin lama kamu nggak akan bisa terkontrol lagi.hayalan kamu akan semakin menguasai fikiran kamu nanti nya.jadi mau ya demi mama?"

Zee mengangguk mantap."aku akan berusaha."

Shani pun langsung membawa Zee kedalam pelukannya.wanita paruh baya itu masih menangis di pundak anak nya.Zee hanya bisa mengelus punggung mama nya untuk memberikan ketenangan.

"mama jangan nangis lagi.aku jadi ikutan sedih."ucap Zee.

Shani melepaskan pelukannya lalu ia menghapus sisa air matanya sendiri sambil tersenyum."mama udah nggak nangis lagi kok.pokok nya kamu harus jadi anak yang lebih baik lagi ya.Zee nggak mau kan lihat mama terus terusan nangis cuma karena sikap Zee yang nakal?"

"enggak ma.aku nggak pernah suka lihat mama nangis.aku janji akan berubah demi diri aku sendiri dan mama.Zee sayang mama." Zee langsung memeluk tubuh Shani lagi.

"mama juga sayang Zee."

syndrom (ZeeShel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang