Tentang bagaimana perjalanan emosional Charlotte yang penuh tantangan dan pencarian makna dalam hidupnya. Charlotte merupakan sosok yang terjebak dalam kegelapan dan mendapat cemoohan dari lingkungan sekitar, namun terus berusaha memperbaiki diri me...
HAI CINTA, SAYANG, SLEBEW SKIDADAPP. AUTHOR CANTIK INI (YAAMPUN NARSIS) AKU BAWA KABAR BAIKKK KALO RENJANA UNTUK CHARLOTTE SUDAH MULAI PRE ORDER. CINTA-CINTAKU BOLEH BANGET HUBUNGI AKU DI WHATSAPP UNTUK PEMESANAN YAAA
MAAF CAPSLOCK SEMUA, SEMANGAT BANGET SOALNYA😊😊😊💋
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Info pemesanan: 081413254853/Sri
Gedung tua yang berada di ujung kota, mobil Harry bergerak menuju tempat itu. Lari dari masalah selalu membuatnya hidup dalam ketidaktenangan. Harry terkesiap dengan sosok wanita yang tiba-tiba menghadang mobilnya, sudah jam dua belas malam dan Harry mencoba untuk berpikir positif, di depannya adalah manusia.
Hidup dalam ambang ketakutan membuatnya hidup dalam ketidaknormalan seperti manusia lain yang ia lihat.
Harry tidak pernah membayangkan bahwa tangannya sudah begitu kotor dan mahir layaknya menggantikan malaikat pencabut nyawa, untuk mempertanggung jawabkan segala perbuatannya Harry masih tidak mempunyai keberanian. Perkara di hari bahagia Charlotte, Harry kembali mengotori tangannya.
"Anda baik-baik saja?"
"Aku ingin menumpang, boleh?" Pucat adalah satu kata untuk menjelaskan bagaimana wajah dari wanita asing itu, Harry susah payah meneguk salivanya, ia mengangguk walau hatinya dipenuhi dengan rasa takut.
Wanita itu tersenyum simpul dan duduk di bangku belakang seolah tahu apa posisinya, hanya wanita asing yang menumpang.
"Anda akan menumpang sampai mana?"
"Sampai akhirat." Sontak Harry menghentikan mobilnya.
"Bercanda, kau tidak ingin tahu siapa namaku?"
"Siapa?" tanya Harry mencoba tenang dan kembali mengemudikan mobilnya.
"Dea, ditunggu kambingnya." Harry memejamkan matanya saat hanya kepulan asap yang bisa ia lihat dalam pantulan kaca, sudah paling benar tidak perlu memberi tumpangan pada orang asing, di jam dua belas malam dikhawatirkan yang menumpang memang sudah beda alam.
Harry kembali dengan rasa cemas yang menghantui, apakah orang yang dijadikan korban juga menunggu kambing yang setiap minggu Harry hidangkan? Bahkan Harry tidak tahu harus mendapatkan satu ekor kambing hitam di mana.
"Argh!" Harry memukul stir mobil merasa prustasi dengan kehidupan, yang katanya hidup mudah tapi mengapa dalam kehidupannya terasa sangat menyiksa.
Harry telah melakukan hal yang salah dalam mengambil langkah, bukannya mendekat pada Tuhan ia malah menyesatkan diri untuk kepentingan pribadi, merasa semua bisa dilakukan sendiri dan Harry di tahun ini sudah benar-benar kesulitan menjalankan apa yang selama ini ia jalani, hartanya tak lagi banyak seperti yang dijanjikan, perjanjian yang membuat napasnya tercekat dengan berbagai macam ancaman kematian.
