5. What's Missing?

2.5K 264 63
                                    

Jennie POV

Aku kaget mendengar Lisa menanyakan tentang Ahyeon yang ternyata bekerja di toko bunga. Untuk apa? Kenapa dia melakukannya? Apa dia punya waktu untuk melakukan hal tersebut?

"Ahyeon, jawab aku" ucap ku tegas karena gadis ini tak kunjung memberikan jawaban, ia hanya menundukkan kepalanya dari tadi karena takut.

"Ahyeon!" aku mulai meninggikan suaraku padanya.

"Hei, kau berlebihan" Lisa berdiri dari duduknya dan menutupi Ahyeon dengan tubuhnya.

"Lisa, ini urusanku dan putriku. Menyingkirlah" ucap ku dengan suara rendah karena aku tidak ingin bertengkar dengan Lisa, bagaimanapun ini adalah kali pertama aku bertemu lagi dengannya setelah belasan tahun.

"I know but-"

"Aku ingin membeli hadiah untukmu dengan uang ku sendiri Nini" Ahyeon mengeluarkan suara dan memotong Lisa yang berusaha membelanya.

Ahyeon melangkah ke kiri sedikit dan memunculkan wajahnya yang sebelumnya tertutup oleh badan Lisa. Ia mengangkat kepalanya dan menatap ku dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Hei, kau bisa melakukannya dengan uang yang diberikan padamu bukan? Kenapa harus bekerja?" tanyaku padanya lembut, tatapannya membuat hatiku luluh.

"Kau benar, tapi itu bukan uangku, itu uang Daddy. Aku ingin melakukannya dengan uang ku sendiri" jawaban dari Ahyeon membuat hatiku ngilu, sedangkan Lisa yang berdiri di sebelahnya terlihat mengukir senyuman hangat. Lisa, senyuman mu masih sehangat itu.

"Tapi kapan kau punya waktu untuk itu, kau sekolah, pulang sekolah kau harus les, ku rasa-" aku berhenti mengoceh, aku kembali menatapnya dengan serius.

"Ahyeon, kau tidak bolos les kan?" tanyaku yang membuatnya semakin tersurut ke belakang.

"I'm sorry, aku tau kau akan marah" ucapnya yang membuat emosi ku naik lagi.

"Ahyeon! Kenapa kau melakukan sesuatu yang tidak berguna!" ucapku dengan nada tinggi yang membuat Ahyeon maupun Lisa terkejut.

"Aku sudah katakan, aku ingin membeli sesuatu untukmu Nini, dengan uangku sendiri, bukan uang Daddy! Kau tau aku selalu menahan diriku saat aku diremehkan olehnya! Setidaknya aku ingin melakukan ini untukmu, sekali saja!" Ahyeon terlihat marah karena bentakan ku, ia kemudian pergi meninggalkan kamarnya sendiri entah kemana.

Aku duduk di kasur miliknya sambil memijit kepalaku yang pusing. Aku tau aku salah, tapi Ahyeon juga salah. Aku terbawa emosi hingga membentaknya. Ini memang bukan yang pertama kali, aku selalu kehilangan kendali saat ia melakukan suatu hal yang salah. Entah kenapa, aku tidak memiliki kontrol emosi yang baik saat berhadapan dengan Ahyeon atau bahkan orang lain.

"Bukankah itu sedikit berlebihan?" Lisa bersuara yang membuatku mendongak, ia menatap ku dengan dingin saat ini.

"Kau tidak akan mengerti Lisa" jawabku sambil mengalihkan pandangan ke arah lain, aku tidak bisa menatapnya terlalu lama.

"Apa yang harus berusaha dipahami saat putrimu jelas-jelas menunjukkan rasa cintanya untukmu" ucapnya yang membuatku diam, Lisa mungkin benar, tapi aku tidak membutuhkan wujud cinta yang seperti itu dari Ahyeon.

"Tidak harus seperti itu Lisa, dia tidak harus melewatkan lesnya untuk mengumpulkan uang recehan demi membeli hadiahku, dia bisa menunjukkan cintanya terhadap ku dengan cara-"

"Berprestasi? Melakukan semua yang kau dan suamimu inginkan?" Lisa memotong ucapanku dan membuat ku diam lagi.

"Aahh benar, gaya khas keluarga Bruschweiler, aku hampir lupa" ucapnya dengan nada yang tidak nyaman untuk ku dengar.

Rest of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang