"Kesepakatan apa yang kau buat dengan Lisa dad?" tanyaku yang membuat mereka berdua kaget karena kehadiranku.
"Jen, sejak kapan kau di sana?" ayahku terlihat gugup saat membalik badannya
"Sejak tadi, jawab pertanyaanku dad" ucapku dengan wajah memohon.
Ia menarik napasnya, dan menceritakan semua kisah buruk setahun yang lalu pada malam itu. Rasanya sangat menghancurkan diriku, bahkan Lisa pergi ke New York hanya dengan uang satu juta dolar?
Awalnya aku sudah berusaha untuk mengikhlaskan Lisa dan ingin menerima bahwa ini adalah takdir yang harus kami jalani. Aku berharap aku bisa menjalani hidup normal dan Lisa menjalani hidup yang bahagia di sana. Tapi bagaimana aku bisa hidup normal saat aku tau kebenarannya, bahwa Lisa tidak pernah berhenti mencintaiku hingga hari itu, Lisa tidak pernah ingin mengakhiri hubungannya dengan ku karena dangkalnya perasaan yang ia miliki, ia melakukan semuanya untukku, demiku dan keluargaku.
"Aku minta maaf Jen, aku akan segera mengurus perceraian mu dengan Tae Kwan dan akan mendatangi Lisa" ucap ayahku yang membuatku mengangkat kepala setelah lama menunduk karna menangis.
"Jangan lakukan dad" ucapku singkat.
"Apa maksudmu?" ayahku kebingungan.
"Lepaskan aku dari Tae Kwan, urus perceraianku, tapi jangan pernah mengusik hidup Lisa lagi" ucapku dengan air mata yang masih setia mengalir.
"Lalu bagaimana denganmu Jen?" tanyanya yang mengkhawatirkan diriku.
"Sudah cukup untuk beregois dad, kau sudah melukai hatinya. Kita, sudah membuatnya melangkah sejauh itu. Kau dan aku harus cukup tau diri untuk tidak mengetuk pundaknya lagi agar dia berbalik. Dia yang tidak pernah membalas satupun pesan mommy sudah memberikan kita tanda, bahwa dia memang tidak ingin melihat ke belakang lagi karna hatinya sangat hancur, ulahmu dan juga ulahku sangat menyakitinya dad" ucapku yang melemas.
"Jen-"
"Dad, ku mohon, biarkan dia melanjutkan hidupnya dengan bahagia, aku baik baik saja" ucapku dan diterima dengan baik oleh ayahku.
Keesokan harinya, ayahku membawa beberapa pengacara dan memasukkan surat gugatan cerai ke pengadilan untuk Tae Kwan. Dua hari setelah surat gugatan tersebut masuk, Tae Kwan datang ke rumah dan melemparkan berkas-berkas kantor pada ayahku.
Ternyata Tae Kwan mengadakan rapat pemegang saham secara rahasia tanpa ayahku dan berhasil melobi pemegang saham lainnya untuk setuju mengangkat Tae Kwan menjadi CEO menggantikan ayahku. Saham aku dan ayahku yang tidak lebih dari lima puluh persen tidak bisa mencegah hal tersebut terjadi.
Dengan liciknya ia membuat siasat yang hebat selama aku tidak bekerja di kantor karna melahirkan dan mengurus bayiku. Siasat hebatnya tersebut berhasil mengambil harta paling berharga ayah ku saat itu, yaa, perusahaan kami.
Dan itulah alasan kenapa gugatan cerai ku dicabut di pengadilan, dan selama belasan tahun, aku hidup dengan pria bajingan ini tanpa bisa melawan. Aku harus mengorbankan hidupku demi perusahaan yang entah kapan bisa kami rebut kembali. Tapi ini bukan hanya tentang perusahaan, ada hal lain yang lebih berharga bagi keluarga kami saat ini.
Flashback end...
"Nyonya, tuan menolak untuk membuka mulutnya, dia tidak mau makan" ucap salah satu maid di rumahku yang bertugas untuk mengurus ayah.
"Dia seperti itu lagi" ucap ibuku yang sepertinya sudah lelah dengan tingkah ayahku yang kadang-kadang suka merepotkan kami.
"Biar aku saja granny" ucap Ahyeon yang sudah bangkit dari duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rest of Us
FanfictionTerpisah di dua belahan dunia berbeda, dua jiwa yang pernah bersatu harus berjauhan karena takdir yang tidak memihak. Lisa dan Jennie, dipisahkan oleh rintangan tak terduga, menjalani hari-hari mereka dengan bayangan kenangan indah. Mengalami hal-ha...